Minggu, 30 Agustus 2020

Kitab At-Tauhid🔊 Halaqah 025: Surat Al-An’am Ayat 151-153 (lanjutan)

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 12 Muharram 1442 H / 31 Agustus 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc.
📗 Kitab At-Tauhid
🔊 Halaqah 025: Surat Al-An’am Ayat 151-153 (lanjutan)
⬇ Download audio: bit.ly/UAS-K-Tauhid-025
〰〰〰〰〰〰〰

*SURAT AL-AN'AM AYAT 151-153 (LANJUTAN)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله, قال الله تعالى في كتاب الكريم, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ


Ikhwāh wa Akhawātiy rahimakumullāh, pendengar BiAS yang kami muliakan. 

وقوله: وَلاَ تَقْتُلُواْ أَوْلاَدَكُمْ مِّنْ إمْلاَقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكم وَإِيَّاهمْ {الأنمام:١٥١} الإملاق الفقر .
  
_Firman Allāh: "Janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Sungguh kami yang akan memberikan rezeki kepada kalian dan kepada mereka (anak-anak kalian)." (QS Al An'ām:151)_

_Yang dimaksud dengan al Imlāq adalah al faqr (kemiskinan)._

أي لا تئدوا بناتكم خشية العيلة والفقر فإني رازقكم وإياهم

_"Janganlah kalian mengubur hidup-hidup anak perempuan kalian karena kalian takut aib dan miskin. Sesungguhnya Kamilah yang akan memberikan rezeki kepada kalian dan mereka.”_

 . وكان منهم من يفعل ذلك بالإناث والذكور خشية الفقر، ذكره القرطوبي  


_Dan diantara mereka ada yang membunuh anak laki-laki dan anak perempuan karena takut miskin._

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

 يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَٰثٗا وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ ٱلذُّكُورَ۞ أَوۡ يُزَوِّجُهُمۡ ذُكۡرَانٗا وَإِنَٰثٗاۖ وَيَجۡعَلُ مَن يَشَآءُ عَقِيمًاۚ ۞ 

_“Dia memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki.”_

(QS Asy Syura: 49-50)

Ada sebagian pasangan (suami istri) diberikan karunia oleh Allāh 4 orang anak semuanya  wanita, ada yang diberi 5 orang anak semuanya laki-laki. Dan ada juga yang Allāh karuniakan anak laki-laki dan wanita. Dan Allāh menghendaki menjadikan suami istri mandul.

Orang Quraisy memiliki kebiasaan buruk, ketika mereka memilik anak wanita, mereka membunuh anak wanita tersebut karena menurut mereka memiliki anak wanita adalah aib. Mereka beranggapan bahwa anak wanita akan memerlukan biaya yang besar.

Suami istri jika punya anak wanita, ragadnya (biaya yang harus dikeluarkan) itu banyak, belum lagi kalau, mohon maaf, jika  sudah mulai besar, kadang wanita beda dengan laki-laki.

Perempuan itu tasnya punya empat, mungkin sandalnya punya tiga, sepatunya punya dua. Kemana dia pergi, baju, jilbab, sepatu kadang disesuaikan. Cocok atau tidak.

Coba laki-laki, laki-laki ke undangan pakai baju batik, ke masjid pakai baju batik, rapat RT juga kadang pakai baju batik.

Orang-orang Jāhilīyyah beranggapan bahwa wanita menghabiskan banyak biaya begitu mereka besar. Mereka tidak bisa diajak berperang, tidak bisa pula diajak berburu. Sehingga mereka membunuh anak-anak wanita mereka, sejak anak-anak itu masih kecil.

Sementara sebagian orang Jāhilīyyah tatkala mereka mempunyai anak laki-laki mereka khawatir dengan rezeki yang mereka miliki akan berkurang.

Kenapa? 

Karena gara-gara mempunyai anak banyak, rezeki mereka berkurang, karena rezeki akan mengalir kepada anak-anak mereka. Sehingga mereka kekurangan.

Padahal Allāh tegaskan disini: "Kamilah yang memberikan rezeki kepada kalian dan kami akan memberikan rezeki kepada mereka.”

Ini menunjukkan bahwa lahirnya anak membawa rezeki sehingga orang Jawa mengatakan: "Okeh anak okeh rezeki."

و في الصحيحين عن ابن مسعود قال : قُلتُ: يا رَسولَ اللَّهِ، أيُّ الذَّنْبِ أعْظَمُ؟ قالَ: أنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وهو خَلَقَكَ قُلتُ: ثُمَّ أيٌّ؟ قالَ: وأنْ تَقْتُلَ ولَدَكَ خشية أن يطعم معك؟ قالَ ثُمَّ أيٌّ؟ قال : أنْ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ. ثم تلا رسول الله ﷺ : وَٱلَّذِينَ لَا يَدۡعُونَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ وَلَا يَقۡتُلُونَ ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِي حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ وَلَا يَزۡنُونَۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ يَلۡقَ أَثَامٗا {الفرقان:٦٧}

_Dalam Shahihain, suatu saat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah ditanya dan yang pertama bertanya adalah Abdullāh bin Mas’ūd. Beliau berkata:_

_"Wahai Rasūlullāh, dosa apakah yang paling besar?"_

_Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata:_

_"Engkau menjadikan Allāh sekutu dalam hal peribadatan, padahal Dia-la Allāh Dzat Yang Maha Menciptakan (Allāh-lah yang telah menciptakanmu)."_

_Kemudian Abdullāh bin Mas'ūd bertanya lagi:_ 

_"Lalu apa lagi wahai Rasūlullāh?"_

_Beliau bersabda:_

_"Engkau membunuh anakmu karena khawatir dia akan makan bersamamu."_

_Kemudian Abdullāh bin Mas'ūd bertanya lagi, "Lalu apa lagi wahai Rasūlullāh?"_

_Beliau berkata, "Engkau berzina dengan wanita tetanggamu.”_

_(Kemudian Rasūlullāh membawakan sebuah ayat)_ 

وَٱلَّذِينَ لَا يَدۡعُونَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ وَلَا يَقۡتُلُونَ ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِي حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ

_"Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allāh dengan sesembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allāh kecuali dengan (alasan) yang benar." (Surat Al Furqān :68)_

Ikhwāh wa Akhawātiy rahimakumullāh, nataufīq bi hadzal qadar, pada pembahasan yang akan datang In syā Allāh kita akan sampaikan  firman Allāh:

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلْفَوَٰحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ

_"Dan janganlah kalian mendekati perkara-perkara keji, baik yang nampak maupun  yang tersembunyi.”_

Matur Nuwun atas perhatiannya. Jika ada hal yang kurang berkenan mohon maaf yang sebesar-besarnya. 


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

________

Kitab AtTauhid🔊 Halaqah 024 : Surat Al-Am’am Ayat 151-153 (lanjutan)

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 25 Dzulqa'dah 1441 H / 16 Juli 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitab AtTauhid
🔊 Halaqah 024 : Surat Al-Am’am Ayat 151-153 (lanjutan)
⬇ Download audio: bit.ly/UAS-K-Tauhid-024
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولا حول ولاقوة إلا بالله, قال الله تعالى في كتاب الكريم, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ


وفي المغني لابن هشام في قوله تعالى: (أَلاَّ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً) سبعة أقوال، أحسنها: هذا الذي ذكره ابن كثير، ويليه: بين لكم ذلك لئلا تشركوا، فحذفت الجملة من أحدهما، وهى (وَصَّاكُمْ) وحرف الجر وما قبله من الأخرى.

Dikatakan di dalam kitāb Al-Mughi miliknya Ibnu Hisyam [dan di sini adalah Abdullāh Ibnu Yūsuf Al Anshāriy Al-Hambali orang yang pintar dalam perkara ilmu bahasa].

Dalam firman Allāh: "Janganlah kalian menyekutukan Allāh dengan sesuatu apapun”. Maka di sana ada 7 penjelasan dan yang paling baik yaitu apa yang disampaikan oleh Ibnu Katsīr, yaitu perintah Allāh kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam untuk orang-orang musyrik yang menyembah kepada selain Allāh dan yang berikutnya adalah yang lebih jelas bagi kalian yaitu, agar kalian tidka menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla. 

Maka disini kita sebagai seorang hamba memiliki kewajiban untuk menyembah Allāh dan meninggalkan semua bentuk syirik.

ولهذا إذا سئلوا عما يقول لهم رسول الله صلى الله عليه وسلم قالوا: يقول اعبدوا الله ولا تشركوا به شيئاً، واتركوا ما يقول آباؤكم كما قال أبو سفيان، لهرقل وهذا هو الذي فهمه أبو سفيان وغيره من قول رسول الله صلى الله عليه وسلم لهم قولوا لا اله إلا الله تفلحوا.

Oleh karenanya, jika ditanyakan kepada mereka, “Apa yang dikatakan Rasūl ?” Maka mereka berkata, “Yang dikatakan Rasūl adalah sembahlah Allāh dan janganlah kalian menyekutukan kepadanya dengan sesuatu apapun, tinggalkanlah apa yang dikatakan oleh bapak kalian. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abū Sufyan kepada Heraqlius.

Dan inilah yang dipahami oleh Abū Sufyan dan yang lainnya, yaitu apa yang dikatakan Rasūlullāh Shallallāhu 'alayhi wa sallam untuk mereka, "Hendaknya kalian mengatakan 'Lā ilāha illallāh, niscaya akan jaya”.

Padahal Abū Sufyan pada kekufurannya. Subhānallāh. Abū Sufyan adalah pemuka Quraisy, Abū Sufyan di depan Herakel dengan penterjemah. 

Abū Sufyan mengatakan apa yang dikatakan Rasūl padahal Abū Sufyan benci sama Rasūl tapi Abū Sufyan berlaku jujur karena sesungguhnya Muhammad Shallallāhu 'alayhi wa sallam mengajarkan tauhīd dan memerintahkan kepada pengikutnya agar menjauhi semua bentuk kemusyrikan.

Yaitu apa yang dikatakan Rasūlullāh Shallallāhu 'alayhi wa sallam untuk mereka, "Hendaknya kalian mengatakan 'Lā ilāha illallāh, niscaya akan jaya”.

Katakanlah tauhīd," Hendaklah kalian mengatakan 'Lā ilāha illallāh niscaya kalian akan jaya niscaya kalian akan menjadi orang yang sukses.

وقوله: (وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً) قال القرطبي: الإحسان إلى الوالدين برهما وحفظهما وصيانتهما وامتثال أمرهما، وإزالة الرق عنهما، وترك السلطنة عليهما، و(إِحْسَاناً) نصب على المصدرية، وناصبه فعل من لفظه تقديره: وأحسنوا بالوالدين إحساناً.

Yaitu pada firman Allāh وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا. Al-Qurthubi memberikan penjelasan yaitu kita sebagai seorang anak punya kewajiban untuk berbuat Al-Ihsān.

Māsyā Allāh. 

Allāh firmankan :

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ [الرحمن : 60] 

“Bukankah kebaikan itu balasannya adalah kebaikan ?”
(QS Ar-Rahman: 60) 

Dan seorang anak punya kewajiban untuk berbuat ihsān kepada siapa saja, apalagi sama orang tua.

Maka di sini jika orang itu berbuat baik sama orang lain maka berbuat baik sama orang tua adalah sesuatu hal yang harus.

Berbuat baik kepadanya, menjaga orang tua, berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik laksanakan apa yang menjadi perintahnya.  Menghilangkan sesuatu hal yang tidak baik dan tidak semena-mena dengan orang tua. 

Maka di sinilah seorang hamba harus paham bahwasanya dia itu ada karena orang tua. Māsyā Allāh. Kita ini punya ayah Alhamdulillāh, kita ini punya ibu Alhamdulillāh, kita ini lahir di dunia karena ada bapak dan ibu kita. 

Makanya Rasūlullāh Shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika ditanya oleh seorang sahabat:

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ

"Yā Rasūlullāh, siapakah orang yang paling aku berhak untuk berbuat baik dengannya?" Maka Rasūlullāh menjawab,"Ibumu". Sahabat ini bertanya lagi "Siapa lagi rasūl ?" Rasūlullāh bersabda,"Ibumu".
Sahabat ini bertanya lagi "Siapa lagi rasūl? Maka Rasūlullāh bersabda,"Ibumu" begitu yang berikutnya begitu yang ke-4 Rasūlullāh mengatakan "bapak-mu".

Demikian semoga bermanfaat.

Ada hal yang kurang berkenan mohon maaf yang sebesar-besarnya. 


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

______