Rabu, 28 Oktober 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqah 048: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 10)

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 12 Rabi'ul Awwal 1442 H / 29 Oktober 2020 M 
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 048: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 10)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-048
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS MU'ĀDZ BIN JABAL RADHIYALLĀHU 'ANHU (BAGIAN 10)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله أما بعد


Ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik dari hadīts ini, di antaranya adalah:

⑴ Tawadhunya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. 

Beliau mengendarai khimar (keledai), karena menurut sebagian orang Arab, khimar adalah binatang yang hina sehingga tidak boleh dijadikan sebagai binatang tunggangan.

⑵ Pentingnya tauhīd.

Pentingnya seseorang beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata dan wajibnya seseorang menjauhi semua bentuk kesyirikan (baik syirik kecil maupun syirik besar).

⑶ Balasan yang akan di dapat oleh seorang hamba sekiranya mereka ikhlas di dalam beribadah untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata.

Balasan yang Allāh janjian adalah: وهو دخل الجنة .

Yaitu dia akan memperoleh kesempatan besar untuk masuk ke dalam surga dan dia akan dijauhkan dari adzab neraka.

⑷ Barangsiapa menyekutukan Allāh dalam peribadatan, maka dia berhak untuk memperoleh balasan yaitu adzab api neraka (wal'iyadzubillāh).

⑸ Bolehnya seseorang menyembunyikan sebagian masalah terkait dengan ilmu.

Hal ini berlaku kepada siapa saja yang dikhawatirkan jika dia mengetahuinya maka akan menyepelekan, dalam rangka melakukan perkara-perkara yang fardhu (wajib) ataukah dia melakukan perkara-perkara yang di haramkan.

Bisa jadi dia akan berzinah.

"Koq minum khamr,  sih mas?" "Ora popo seng penting ora syirik."

"Koq mboten shalat tho bu?" "Ora popo timbangane aku syirik, seng penting aku ora syirik."

Subhānallāh.

Maka disinilah sebagai seorang muslim, kita harus menjadi muslim yang 'aqil, menjadi muslim yang munshif, menjadi muslim yang adil, mana yang bisa dia ajarkan maka dia ajarkan.

Sekiranya ada suatu ilmu dan ilmu tersebut akan menjadi fitnah bagi masyarakat tersebut 
maka disinilah seorang 'alim (ustd, da'i, syaikh) hendaknya berbuat arif sehingga dia bisa berbuat hikmah, agar apa yang dilakukan, apa yang dikerjakan mendapatkan keberkahan. 

نكتفي بهذا القدر

Terima kasih atas segala perhatiannya ada hal yang kurang berkenan, mohon maaf yang sebesar-besarnya.


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqah 047: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 8)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 11 Rabi'ul Awwal 1442 H / 28 Oktober 2020 M 
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 047: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 8)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-047
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS MU'ĀDZ BIN JABAL RADHIYALLĀHU 'ANHU (BAGIAN 9)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله أما بعد


Ikhwan Akhwat fillāh rahimakumullāh. 

Salah satu yang diberitakan sesudah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam membacakan hadīts ini, Mu'ādz berkata: 

فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا أُبَشِّرُ بِهِ النَّاسَ؟ قَالَ: لاَ تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا

_Aku berkata, “Wahai Rasūlullāh, bolehkah aku beritahukan kabar gembira ini kepada manusia?” Beliau menjawab, “Tidak perlu kamu sampaikan, nanti mereka akan bersandar.”_

(Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri) 

Sesudah Mu'ādz mendengarkan penjelasan  dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, Mu'ādz pun merasa senang. Mu'ādz merasa bahagia dengan apa yang barusan dia dapat. 

Maka Mu'ādz meminta kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam (memohon kepada Rasūlullāh) agar diberi izin untuk menyampaikan kabar baik ini kepada khalayak (manusia). 

Namun Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak mengizinkan Mu'ādz untuk mengabarkan penjelasan dari Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam ini. Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam ingin agar orang-orang tidak pasrah (tidak bersandar). 

Apa yang sudah menjadi kewajiban manusia, tatkala Mu'ādz mengabarkan berita ini kepada mereka, dikhawatirkan mereka akan meninggalkan kewajiban tersebut. 

Yang semestinya orang-orang berlomba, tatkala mereka mendengar kabar dari Mu'ādz tentang hadīts ini dikhawatirkan mereka tidak lagi berlomba-lomba lagi.

√ Membaca Al Qur'ān, nilainya banyak, tidak lagi mereka lakukan. 

√ Mengerjakan shalat sunnah, tidak lagi dikerjakan.

√ Shalat tahajud semesti mereka berlomba, bisa setiap malam melakukan shalat tahajud, tidak mereka kerjakan.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam melarang Mu'ādz mengabarkan kepada khalayak dan mengatakan:

لَا تُبَشِّرُهُمْ فَيَتَّكِلُوا

_“Tidak perlu kamu sampaikan, nanti mereka akan bersandar.”_

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam khawatir orang-orang tidak melakukan ketaatan, tidak melakukan amal-amal shalih dan tidak melakukan hal-hal yang sifatnya amal shalih dari ibadah-ibadah yang ada.

⇒ Barangkali tidak lagi mengerjakan puasa sunnah, tidak berinfaq, dan meninggalkan hibah.

Mu'ādz ibn Jabal radhiyallāhu 'anhu memahami apa yang dikehendaki Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, bahwasanya larangan yang disampaikan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bukanlah larangan yang sifatnya haram, dalam artian apa yang disabdakan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam kepada Mu'ādz bukan untuk Mu'ādz saja tapi untuk umatnya.

Dan apa yang disampaikan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam kepada Mu'ādz bukanlah suatu hal yang haram jika Mu'ādz memberikan hal ini kepada orang lain. 

Setelah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam wafat Mu'ādz pun menyampaikan apa yang disampaikan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam karena semangat Mu'ādz di dalam menyampaikan hadīts an Nabawi asy syarif linnas, karena semangat Mu'ādz untuk meriwayatkan hadīts. 

Disinilah kita sebagai seorang muslim memiliki kewajiban untuk memberikan do'a kepada Mu'ādz dengan ucapan radhiyallāhu 'anhu. 

نكتفي بهذا القدر

Terima kasih atas segala perhatiannya ada hal yang kurang berkenan, mohon maaf yang sebesar-besarnya.


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Senin, 26 Oktober 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqah 046: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 8)

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 10 Rabi'ul Awwal 1442 H / 27 Oktober 2020 M 
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 046: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 8)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-046
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS MU'ĀDZ BIN JABAL RADHIYALLĀHU 'ANHU (BAGIAN 8)*
 

بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله أما بعد

 
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam suatu ketika berada di masjid, kemudian ada seorang Arab gunung yang tiba-tiba kencing di salah satu sudut masjid. Kemudian para shahabat geger (ribut) bahkan di antara mereka ada yang hendak menyakiti Arab gunung tersebut.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

دعوه ولا تزرموه

_"Biarkan dia kencing dan jangan kalian ganggu."_

Setelah Arab gunung ini selesai kencing kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam meminta salah seorang shahabat untuk mengambil satu ember air, kemudian air tersebut digunakan untuk menyiram di mana Arab gunung itu kencing.

Dan tentunya waktu itu (di zaman Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam) kondisi masjid masih berpasir.

Apa yang orang Arab gunung ini katakan?

Orang Arab gunung ini berkata:

اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي وَمُحَمَّدًا، وَلاَ تَرْحَمْ مَعَنَا أَحَدًا

_"Yā Allāh rahmatilah kami dan rahmatilah Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam, dan janganlah Engkau berikan rahmat kecuali kami berdua."_

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan: 

لا تحجر واسعاً

_"Jangan engkau membatasi rahmat Allāh yang sangat luas."_

Tentu hikmah besar, kenapa orang baduy yang kencing di dalam masjid tidak boleh diganggu. Kalau sekiranya diganggu maka air kencing itu akan kemana-mana, kemudian dia akan menahan kencingnya sehingga dapat menimbulkan penyakit lain.

مَا كَتَبَ ولا نفسه ووعدهم به من الثواب تَفَضُّلًا مِنْهُ وَإِحْسَانَا

_Allāh Subhānahu wa Ta'āla menetapkan atas Diri-Nya bahkan memberikan janji kepada hamba-Nya berbagai macam pahala, sebagai bentuk keutamaan yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan kepada hamba-Nya dan Allāh berbuat baik untuk mereka._

Kita ini mendapatkan banyak nikmat, kita ini banyak mendapatkan karunia, maka jangan sampai nikmat dan karunia yang kita terima, kita balas dengan keburukan.

Dan Allāh menyebutkan:

هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ

_"Bukankah kebaikan itu balasannya adalah kebaikan pula."_

(QS. Ar Rahman: 60)

Dan tidak ada satu nikmat tatkala kita berbicara karunia melainkan kita menjadi seorang yang muwahīd 

Kenapa? 

Begitu kita bertauhīd,  maka kita meletakkan sesuatu pada tempatnya, karena disitulah hakikat ibadah.

Jika seorang hamba beribadah  kepada Allāh,  maka Allāh mewajibkan atas Diri-Nya apa yang semestinya di dapat oleh hamba.

Apa itu?

أن لا يعذب من لا يشركوا به شيئا
 
_"Allāh tidak akan mengadzab siapa saja yang tidak menyekutukan Allāh."_

Salah satu yang diberitakan bahwasanya:

فبينله عن البي ان حق الله على عبده ان يسلخوا له 

فبين له البي ان حق الله على عبده ان يخلصوا له العبدة ولا يشركوا معه احد فيها 


_Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan penjelasan bahwasanya apa yang menjadi kewajiban hamba kepada Allāh sekiranya mereka ikhlas dalam beribadah hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata  dan tidak menyekutukan kepada Allāh dengan suatu bentuk kemusyrikan apapun bentuknya di katakan:_

فإذا فعلوا ذلك فأن جزاءهم أن يدخلهم الجنة

_Sekiranya hamba itu mentauhīdkan Allāh (meng-Esa-kan Allāh) tidak menyekutukan Allāh maka balasan yang akan mereka terima, Allāh Subhānahu wa Ta'āla memasukan mereka ke dalam Surga_

 ولا يعذبهم بالنار 

_Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak akan mengadzab mereka dengan api neraka._

Disini Surga dan disana Neraka.

Jika dia bertauhīd maka surga akan diraih dan neraka akan dijauhkan

Sebagai seorang muslim seharusnya memahami bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla memiliki makhluk dan satu makhluknya adalah makhluk mulia yaitu surga.

Didalam surga orang akan memperoleh nikmat, Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan:

فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍۢ

_"Bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya."_

(QS. At Tin: 6)

Nikmat tersebut: غَيْرُ مَمْنُونٍۢ.

para ulama menjelaskan: غَيْرُ مَمْنُونٍۢ adalah:  غير مقطع , tidak akan terputus, semuanya adalah nikmat.

Allāh firmankan:

لا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًۭا وَلَا تَأْثِيمًا ۞ إِلَّا قِيلٗا سَلَٰمٗا سَلَٰمٗا

_"Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa. Tetapi mereka mendengar ucapan salam."_

(QS. Al Waqi'ah: 25-26)

Dan nikmat surga Allāh menyebutkan:

وَدَانِيَةً عَلَيۡهِمۡ ظِلَٰلُهَا وَذُلِّلَتۡ قُطُوفُهَا تَذۡلِيلٗا

_Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya._

(Al Insān: 14)

Diayat lain dikatakan:

قُطُوفُهَا دَانِيَةٌۭ

_"Jika seseorang hendak mengambilnya maka sangat mudah (buah-buahnya mendekat)."_

(QS. Al Haqqah: 23)

Allāh menyebutkan:

وَلَحْمِ طَيْرٍۢ مِّمَّا يَشْتَهُونَ

_"Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan."_

(QS. Al Waqi'ah: 21)

Nikmat surga yaitu daging burung puyuh, tidak disebut "telo", tidak disebut "gudeg", tidak disebut "gaplek", tidak disebut sagu, tidak disebut "sego".

Kenapa? 

"Mareki" (membuat kenyang).

Maka Allāh firmankan: 

وَفَـٰكِهَةٍۢ كَثِيرَةٍۢ

_"Nikmat surga, mereka akan mendapatkan buah-buahan yang banyak."_

(QS. Al Waqi'ah: 32)

Nataufīq bihadzal qadar, terima kasih atas segala perhatiannya ada hal yang kurang berkenan, mohon maaf yang sebesar-besarnya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Minggu, 25 Oktober 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqah 045: Pembahasan Dalīl Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 7)

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 09 Rabi'ul Awwal 1442 H / 26 Oktober 2020 M 
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 045: Pembahasan Dalīl Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 7)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-045
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS MU'ĀDZ BIN JABAL RADHIYALLĀHU 'ANHU (BAGIAN 7)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله أما بعد

 
Ikhwan Akhwat Fīlllāh rahimakumullāh.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

فَعَّالٌۭ لِّمَا يُرِيدُ

_"Melakukan segala sesuatu atas kehendaknya."_

(QS. Al-Buruj:85)

Di dalam ayat lain  Allāh mengatakan: 

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًۭا

_"Dialah Allāh Subhānahu wa Ta'āla, Dzaat yang telah menciptakan untuk kalian."_

Apa yang diciptakan Allāh? 

مَّا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًۭا

_"Semua yang ada di muka bumi, semuanya untuk manusia."_

(QS. Al-Baqarah: 29)

Menunjukkan manusia tidak boleh berputus asa dari rahmat Allāh. 

وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ

_"Jangan kamu berputus-asa dari rahmat Allāh."_

(QS. Yusuf: 87)

Kenapa? 

Karena: 

ما كتبه على نفسي

_Allāh telah menetapkan untuk Diri-Nya demi kemaslahatan hamba-Nya._ 

Bersyukur kita punya istri, bersyukur kita punya suami.

Istri yang kita miliki, suami yang senantiasa mendampingi kita, itu adalah ketetapan Allāh yang Allāh berikan kepada hamba-Nya. 

Hanya saja di dunia ini tentunya banyak ujian, ujian satu dengan yang lain berbeda.

Dan Allāh menyebutkan di dalam Al-Qur'ān:

أَيَحْسَبُ ٱلْإِنسَـٰنُ أَن يُتْرَكَ سُدًى

_"Apakah manusia menganggap bahwasanya ia diciptakan begitu saja?"_

(QS. Al-Qiyamah: 36) 

لا يؤمر ولا ينهى، ولا يتعبد بعبادة

_"Tidak ada perintah dan tidak ada larangan?"_

Imam Asy Syafi'i rahimahullāh tatkala mengomentari firman Allāh:

 أَيَحْسَبُ ٱلْإِنسَـٰنُ أَن يُتْرَكَ سُدًى

_Apakah manusia itu diciptakan begitu saja?_

لا يؤمر ولا ينهى
 
_Tidak ada perintah dan tidak ada larangan?_

Oh tidak, disana ada perintah dan di sana ada larangan.

Jika seorang hamba beribadah kepada Allāh

 وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا 

_Tidak menyekutukan Allāh._ 

Maka di sini Allāh berkomitmen.

Maka dikatakan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

 وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ؟ 

_"Hak yang harus di dapat oleh hamba dan itu telah ditetapkan oleh Allāh."_

Maka dikatakan: 

ووعدهم به من الثواب

_"Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memberikan janji yang baik."_

Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memberikan pahala untuk mereka yang melakukan ketaatan.

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًۭا يَرَهُۥ

_"Orang yang melakukan ketaatan, maka dia akan menjumpai ketaatan tersebut."_

(QS. Az-Zalzalah: 7)

 لايُغَادِرُ صَغِيرَةًۭ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحْصَىٰهَا

_"Tidak ada suatu hal besar atau kecil pasti akan ada perhitungannya."_

(QS. Al-Kahfi: 49)

Ikhwan Akhwat Fīlllāh rahimakumullāh.

Jika kita berbicara karunia Allāh, Allāh sangatlah banyak memiliki karunia. Bahkan yang namanya amal, amal yang dilakukan oleh hamba dengan kenikmatan yang di dapat oleh hamba, maka kenikmatan tersebut jauh lebih banyak dibandingkan ketaatan yang dilakukan oleh hamba.

Kita ulangi!

Balasan yang Allāh berikan untuk hamba di dunia, nikmat yang Allāh berikan kepada hamba di dunia ini, jika di banding dengan ketaatan yang dilakukan oleh manusia sangatlah jauh.

Kita berbicara waktu. Yang namanya waktu sehari semalam adalah 24 jam, kita mempunyai kewajiban untuk menzakati waktu.

Apakah bentuk zakat waktu?

Bentuk zakat waktu adalah shalat, 5 menit dhuhur, 5  menit ashar, 5 menit maghrib, 7 menit isya, 10 menit shubuh. 

إِنَّ قُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًۭا

_"Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)."_ 

(QS. Al-Isrā': 78)

Maka dianjurkan untuk memperpanjang shalat shubuh, kenapa? 

Disaksikan oleh para malaikat.

Jadi taruhlah sehari semalam kita menzakati waktu hanya setengah jam, dari 24 jam. Sungguh sangat sedikit.

Itu jika kita berbicara apa yang dilakukan hamba kepada Allāh, sungguh Allāh jauh lebih banyak kebaikannya. 

Mohon maaf  kalau kaki kita terkena duri, tangan kita terkena pisau, mungkin setiap kali kita beraktivitas akan meringis-meringis  mengadu dan mengeluh. Māsyā Allāh. 

Berapa banyak mereka yang di rumah sakit.
Berapa banyak mereka yang opname.

Begitu ditanya, "Dos pundi kabaripun, lek?" "Dos pundi kabaripun, mbokde?" "Bagaimana kabarnya, om?" Mereka akan berkata, "Alhamdulillāh."

Kenapa, tangannya patah koq bilang, Alhamdulillāh? Kakinya keseleo koq bilang Alhamdulillāh? 

Apakah alhamdulillāh cuma keseleo, alhamdulillāh cuma patah tangan, alhamdulillāh masih hidup? Oh, tidak!

Kenapa kita begitu menengok saudara kita yang sedang sakit parahpun, begitu dia ditanya 
dia mengatakan, "Alhamdulillāh."

Māsyā Allāh, luar biasa. 

Seorang mukmin luar biasa. Saya pernah bertemu orang yang jualan soto. Orang jualan soto biasanya sebelum shubuh sudah bangun. Pagi jam 06.00 sudah mulai dasar (buka), siang masih buka, dhuhur ditutup dhuhuran. Habis dhuhur dilanjutkan jualan. Ashar shalat ashar. Habis ashar berkemas-kemas selesai. Saya tanya, "Bu, dos pundi sadeanne pun (Bu, bagaimanakah hasil jualannya)?" Ibu ini mengatakan, "Alhamdulillāh."  Beliau memberitahu kami bahwa dari pagi hingga sore laku 2 mangkok, tapi ibu itu tetap berkata, "Alhamdulillāh."

Kenapa? 

Jawabannya adalah tafa'ulan.

Tafa'ulan adalah senantiasa berharap rahmat dari Allāh.

Yang sakit optimis sembuh, yang jualan optimis bisa laku lebih banyak lagi.

Demikian, maka jika seorang hamba beribadah kepada Allāh, seorang hamba tidak menyekutukan Allāh, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah memberikan kepada kita apa yang sudah menjadi janjinya.

ما كَتَبَهُ عَلى نَفْسِهِ 

نكتفي بهذا القدر

Terima kasih atas segala perhatiannya ada hal yang kurang berkenan, mohon maaf yang sebesar-besarnya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Kamis, 22 Oktober 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqah 044: Pembahasan Dalīl Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 6)

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 05 Rabi'ul Awwal 1442 H / 22 Oktober 2020 M 
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 044: Pembahasan Dalīl Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 6)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-044
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS MU'ĀDZ BIN JABAL RADHIYALLĀHU 'ANHU (BAGIAN 6)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله أما بعد


Kita kembali lanjutkan pada hadīts terkait dengan anjuran untuk mentauhīdkan Allāh dan menjauhi semua bentuk kemusyrikan.

وَعَن معَاذبن جبل رَضِي الله عَنهُ قَالَ كُنْتُ رِدْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسلم على حمَار يُقَال لَهُ عفير فَقَالَ يَا معَاذ هَل تَدْرِي حَقُّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ؟ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا أُبَشِّرُ بِهِ النَّاسَ قَالَ لَا تُبَشِّرُهُمْ فَيَتَّكِلُوا

Pada pembahasan yang lewat, kita telah sampaikan terkait dengan materi ini dan kita sedikit mengulang arti dari hadīts yang pernah kita sampaikan.

وَعَن معَاذبن جبل رَضِي الله عَنهُ

_Dari Mu'ādz ibn Jabal radhiyallahu 'anhu._

Mu'ādz ibn Jabal adalah shahabat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Beliau adalah Mu'ādz ibn Jabal ibn Amr Al-Anshāriy. 

Beliau termasuk shahabat yang mulia, termasuk pembesar para shahabat. Beliau juga termasuk dari 70 orang yang ikut bai'at 'Aqadah kedua.

Beliau shahabat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang pernah ikut perang Badar dan beberapa perang yang sesudahnya.

Beliau shahabat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang pintar di dalam hukum, mahir dalam Al-Qur'ān dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah mengutusnya ke negeri Yaman.

Salah satu yang diberitakan bahwasanya beliau meninggal di negeri Syām tahun 38 sesudah Hijriyyah.

Mu'ādz radhiyallāhu 'anhu suatu saat pernah berkata: 

كُنْتُ رِدْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسلم على حمَار يُقَال لَهُ عفير

_Dahulu aku pernah dibonceng oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam di atas keledai yang bernama 'Ufair._

فَقَالَ يَا معَاذ هَل تَدْرِي حَقُّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ؟ 

_"Wahai Mu’ādz! Tahukah engkau apa hak Allāh yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya dan apa hak para hamba yang pasti dipenuhi oleh Allāh?"_

قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ

_Aku menjawab, "Allāh dan Rasūl-Nya yang lebih mengetahui."_

قَالَ فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

_Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata, "Hak Allāh yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya ialah mereka hanya beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun."_

Maka di sini, yang pertama adalah ibadah dan yang kedua tidak menyekutukan Allāh. Ada perintah dan ada larangan.

Begitu kita berbicara perintah, maka perintah yang paling agung adalah beribadah.

Dan ibadah pada dasarnya adalah haram, kecuali yang telah ditegaskan. 

Berbeda dengan makanan. Tatkala kita berbicara makanan maka semua makanan pada  dasarnya adalah halal, kecuali apa yang diharamkan.

Yang diharamkan itu menjadi kewajiban hamba untuk menjauhinya.

Hikmah besar tatkala Allāh menjadikan semua bentuk makanan itu (tadinya) halal dan Allāh tidak menyebutkan nama makanan satu persatu. 

Coba dibayangkan! Kalau nama makanan disebut satu persatu bisa sampai 1/2 juz , isinya membahas masalah makanan: gedang goreng, gedang godok, gedang klutuk, gedang becici, gedang Ambon, gedang ini, pisang ini. Mohon maaf orang jawa menyebut pisang itu gedang.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan melalui lisan Rasūl-Nya:

وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

_Tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun."_

Begitu kita berbicara larangan, maka yang paling terdepan begitu kita berbicara larangan adalah seseorang menyekutukan Allāh. 

Dan demikianlah seorang hamba memiliki kewajiban, apa yang harus ditunaikan kepada Allāh. 

Pembahasan materi pada kali ini.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan:

وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ

_Apakah hak yang di dapat oleh hamba dari Allāh?_ 

Hak yang harus di lakukan oleh Allāh kepada hamba-Nya. 

Maka dikatakan:

 ما كتبه على نفسي ووأدهم به من ثواب تفظلن منه و إحسان 

_Apa-apa saja yang telah Allāh tetapkan atas diri-Nya. Apa-apa saja yang menjadi kewajiban Allāh kepada hamba-Nya._

Menunjukkan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla Dzat yang Maha Kasih Sayang, karena Allāh telah menetapkan apa yang semestinya akan dikerjakan oleh Allāh. 

Kapan? 

Selama hamba itu masih di dunia, bahkan di akhirat nanti akan mendapatkan haknya pula.

Maka dikatakan: ما كتبه على نفسي

Ikhwan Akhawatiy Fīlllāh Rahimakumullāh.

Begitu kita berbicara: حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ , maka di sinilah seorang mukmin hendaknya husnudzan billāh (husnudzan kepada Allāh).

Kenapa? 

Karena Allāh telah menetapkan apa yang bakalan Beliau lakukan terhadap hamba-Nya, apa yang akan Allāh kerjakan untuk maslahat hamba-Nya.

وَٱللَّهُ رَءُوفٌۢ بِٱلْعِبَاد

_Allāh sangat kasih sayang terhadap hamba-Nya._

Bahkan Allāh memberikan pernyataan:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

_"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa."_

(QS. Al-Baqarah: 21)

Begitu Allāh menciptakan manusia, Allāh tidak akan membiarkan hambanya begitu saja, tidak!

Allāh akan memiliki kewajiban atas Diri-Nya untuk memberikan nafkah, untuk memberikan rezeki, untuk memberikan penghidupan,  untuk memberikan udara. Bahkan Allāh memberikan apa yang kita minta dan apa yang tidak kita minta.

نكتفي بهذا القدر

Terima kasih atas segala perhatiannya ada hal yang kurang berkenan mohon maaf yang sebesar-besarnya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Selasa, 20 Oktober 2020

Kitab At-Tauhid🔊 Halaqah 043: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 5)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 04 Rabi'ul Awwal 1442 H / 21 Oktober 2020 M 
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitab At-Tauhid
🔊 Halaqah 043: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 5)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-043
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS MU'ĀDZ BIN JABAL RADHIYALLAHU 'ANHU (BAGIAN 5)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله أما بعد


Ikhwah wa Akhawatiy Fīlllāh rahimakumullāh.

Kewajiban yang berikutnya yang harus dilakukan seorang hamba adalah:

لا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

_"Tidak menyekutukan Allāh dengan sesuatu pun dalam hal peribadatan).”_

Maka dikatakan tidaklah ada suatu larangan yang paling harus diperhatikan yaitu untuk tidak menyekutukan Allāh. 

Di dalam ayat terakhir surat Al Kahfi, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: 

فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلٗا صَٰلِحٗا وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا

_"Barangsiapa mengharap pertemuan dengan Rabb-nya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Rabb-nya.”_

(QS Al Kahfi: 110) 

Allāh menutup ayat-Nya:

وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا

_Agar mereka tidak menyekutukan Allāh dalam perkara ibadah apapun._

Mohon maaf, terkadang orang jawa percaya dengan kekuatan yang ada pada batu akik.

Misalnya: 

Seseorang meyakini kekuatan batu akik, kemudian dia berkata, "Seandainya waktu tabrakan kemarin aku membawa batu akik, in syā Allāh aku tidak terkapar di rumah sakit hari ini."

Māsyā Allāh, masih menggunakan "in syā Allāh", sesuatu yang telah lewat (telah berlalu) tidak perlu menggunakan kata "in syā Allāh". 

Contoh: "Tadi pagi sudah makan, mas?” “In syā Allāh,  sudah.”

Untuk menjawab pertanyaan ini tidak perlu menggunakan kata "in syā Allāh" karena kejadiannya sudah terjadi.

Sebagian orang percaya batu akik memiliki kekuatan khusus, dan mengatakan, "Aku, kalau bekerja tidak menggunakan batu akik badan ku lemes," ini tidak benar.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, Beliau mencium hajar aswad. Umar bin Khaththab radhiyallāhu 'anhu, ketika beliau berada di depan Ka'bah (di depan hajar aswad) beliau berkata kepada hajar aswad. 

⇒ Hajar aswad adalah batu surga yang dulunya berwarna putih melebihi putihnya salju, karena banyaknya dosa yang dilakukan oleh anak keturunan Adam maka berubahlah batu tersebut menjadi berwarna hitam.

Umar bin Khaththab berkata kepada hajar aswad:

وَاللَّهِ أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَأَنَّكَ لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ وَلَوْلاَ أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ

_"Demi Allāh, aku tahu engkau adalah batu, yang tidak bisa mendatangkan manfaat dan juga tidak bisa memberikan mudharat (bahaya). Seandainya bukan karena aku melihat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu."_

Māsyā Allāh. 

Tauhīd: و لا يشرك به شيئاً 

Menggunakan cincin atau batu akik tidak apa-apa. Yang tidak benar adalah ketika dia memakai cincin atau akik tersebut kemudian dia meyakini batu tersebut memiliki kekuatan.

Suatu saat ada salah seorang jamaah haji berkata kepada kami, "Ustdaz saya pernah dapat warisan dari orang tua berupa keris, dan beliau berpesan agar setiap 35 hari (orang jawa mengatakan "selapan") harus dicuci dan dirumat dengan menggunakan bunga-bunga tertentu. Jika tidak dicuci menggunakan bunga-bunga tertentu, maka keris itu akan keluar dari sarung (rumah keris tersebut)."

Kemudian kami bertanya, "Sekarang bagaimana mbah, apakah setiap selapan (35 hari) sekali bapak cuci dan rumat?"

Beliau menjawab, "Sekarang keris itu saya buang ke sungai, karena saya sudah belajar tauhīd."

Lalu kami bertanya, "Apakah manfaat tauhīd?"

Beliau menjawab, "Dengan tauhīd saya menjadi tenang."

Kekuatan hanyalah milik Allāh. Tidak benar jika ada barang-barang tertentu yang memiliki kekuatan yang sifatnya khusus.

Kemuliaan itu milik Allāh, milik Rasūl-Nya dan milik kaum mukminin.

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
 
_"Kemuliaan itu dimiliki oleh Allāh, dimiliki oleh Rasūl-Nya dan dimiliki oleh orang-orang yang beriman.” 

(QS Al Munafiqun: 8)

Tentunya di zaman sekarang banyak orang yang sedang banyak masalah, ada sebagian orang yang mempunyai masalah kemudian dia kembalikan urusannya kepada Allāh sehingga dia berada di jalan yang benar.

فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ

_"Larilah kalian menuju Allāh.”_

(QS Adz Dzariyyat: 50)

Tapi ada sebagian orang, begitu memiliki masalah dia tidak mengembalikan masalahnya kepada Allāh, tetapi lari kepada bebatuan, lari kepada keris, lari kepada jimat yang dengannya  dia memiliki anggapan di dalamnya ada kekuatan.

نكتفي بهذا القدر

Demikian, semoga bermanfaat, In syā Allāh kita sambung lagi.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

_________________________

Senin, 19 Oktober 2020

Kitab At-Tauhid🔊 Halaqah 042: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 4)

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 03 Rabi'ul Awwal 1442 H / 20 Oktober 2020 M 
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitab At-Tauhid
🔊 Halaqah 042: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 4)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-042
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS MU'ĀDZ BIN JABAL RADHIYALLAHU (BAGIAN 4)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله أما بعد


Ikhwah wa Akhawatiy Fīlllāh rahimakumullāh.

Berikutnya Mu'ādz memberikan jawaban:

اَللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ

_"Allāh dan Rasūl-Nya lebih mengetahui.”_

Maka di sinilah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan pengajaran, memberikan maklumat, memberikan ilmu.

Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan: 

حَقُّ اَللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ، وَلا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

_“Hak Allah yang wajib ditunaikan oleh hamba, hendaklah ia beribadah kepada-Nya dan tidak berbuat syirik pada-Nya dengan sesuatu apa pun._

Hak Allāh (yang semestinya dilakukan seorang hamba kepada Allāh), adalah beribadah. 

Ibadah merupakan perkara (perintah) yang paling agung di dalam kehidupan ini.

Seorang hamba memiliki kewajiban yang paling agung kepada Allāh yaitu untuk beribadah.

Maka dikatakan: 

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

_"Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”_

(QS Adz Dzariyyat: 56)

Yang dimaksud ibadah (العبادة) adalah:

اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه من الأقوال والأعمال الظاهرة والباطنة 

_"Nama yang mencakup di dalamnya semua yang Allāh cintai dan Allāh ridha dengannya, baik berupa perkataan atau perbuatan, yang tampak maupun tersembunyi.”_

Ibadah mencakup banyak hal, misalnya seorang wanita membuatkan teh untuk suaminya, jika dia tujukan untuk Allāh, maka bernilai ibadah.

Seorang laki-laki, keluar dari rumahnya mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, jika dia tujuan ibadah maka bernilai ibadah.

Seseorang membaca Al Qur'ān ditujukan kepada Allāh maka ini pun bagian daripada ibadah.

Syaratnya semua dilakukan untuk Allāh. 
  
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ

_"Maka laksanakanlah shalat karena Rabb-mu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allāh).”_

(QS Al Kautsar: 2)

Dalam ayat lain:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ

_Katakanlah, "Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allāh, Tuhan semesta alam."_

(QS Al An’ām: 162)

Maka perintah Allāh yang paling agung adalah beribadah kepada Allāh. 

نكتفي بهذا القدر

Semoga bermanfaat.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

_____________________

Kitab At-Tauhid🔊 Halaqah 041: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 3)

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 02 Rabi'ul Awwal 1442 H / 19 Oktober 2020 M 
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitab At-Tauhid
🔊 Halaqah 041: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 3)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-041
〰〰〰〰〰〰〰

*HADITS MU'ĀDZ BIN JABAL RADHIYALLAHU (BAGIAN 3)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله أما بعد


Ikhwah wa Akhawatiy Fīlllāh rahimakumullāh.

Maka Mu'ādz berkata (setela keduanya naik himār):
فَقَالَ لِي

_Seketika itu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda kepadaku:_

 يَا مُعَاذُ

_"Wahai Mu'ādz."_

Begitu sopan santunnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam terhadap shahabat Beliau. Dimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memanggil Mu'ādz dengan panggilan yang baik.

Yang pertama diawali dengan panggilan: يا (wahai), menunjukan bagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam hendak memberikan sesuatu kepada Mu'ādz. Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memulai panggilan dengan mengatakan, "Wahai."

Beliau tidak berkata, "Hai Mu'ādz."

Beliau tidak memulai dengan mengatakan, "Wahai Adz."

Tapi Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memanggil sahabatnya dengan panggilan sempurna: "يَا مُعَاذُ".

Di negeri kita kadang orang bernama Budi, cuma dipanggil "Bud" kadang dipanggil "Di" namanya Abdullāh kadang dipanggil "Dullah", kadang di panggil "Aab", kadang dipanggil "Dul".

Perhatikan! Orang-orang Arab memanggil saudaranya dengan panggilan penuh "Yā, Abdurrahman", "Yā, Abdullāh", "Yā,  Abdul Azīz", tidak dipanggil nama terakhir misalnya "Azīz" atau "Dul Azīz”.

Dan terkadang sebagian orang memanggil nama seseorang dengan julukan-julukan yang tidak semestinya diberikan.

فَقَالَ لِي يَا  مُعَاذُ؟

_Seketika itu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda kepadaku, "Wahai Mu'ādz."_

أَتَدْرِي مَا حَقُّ اَللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اَللَّهِ؟ 

l
_"Tahukah engkau, apa yang menjadi hak Allāh kepada hamba dan apa yang menjadi kewajiban hamba terhadap Allāh?"_

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, b
Beliau berbicara dan Beliau memberikan pertanyaan: أَتَدْرِي. 

Di dalam Al Qur'ān banyak kita jumpai kata-kata: أَدْرَىٰ.

ٱلۡقَارِعَةُ ۞ مَا ٱلۡقَارِعَةُ ۞  وَمَاۤ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡقَارِعَةُ


_Hari Kiamat. Apakah hari Kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?_

إِنَّاۤ أَنزَلۡنَـٰهُ فِی لَیۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ ۞  وَمَاۤ أَدۡرَىٰكَ مَا لَیۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ

_Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?_

وَٱلسَّمَاۤءِ وَٱلطَّارِقِ ۞ وَمَاۤ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلطَّارِقُ

_Demi langit dan yang datang pada malam hari. Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?_

Maka ketika orang ditanya, ada yang bisa menjawab ada yang tidak bisa menjawab.
 
Yang kedua jika seseorang hendak memberikan pengajaran, memberikan pengajaran banyak macam dan bentuknya. Ada yang sifatnya berita, "Sini tak kasih tahu," itu adalah berita.

Ada uslub, ada suatu cara, dimana cara ini akan menghujam pada seseorang. 

Kapan? 

Tatkala dia ditanya, karena dengan pertanyaan tersebut akan senantiasa dia ingat.

أَتَدْرِي مَا حَقُّ اَللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اَللَّهِ؟ 

_"Tahukah engkau, apa yang menjadi hak Allāh kepada hamba dan apa yang menjadi kewajiban hamba terhadap Allāh?"_

Di sini Mu'ādz mengatakan: 

قُلْتُ اَللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ

_Aku katakan, "Allāh dan Rasūl-Nya lebih tahu."_

Di sini Mu'ādz berkata, "Aku katakan."

Kepada siapa? 

Kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.  

Mu'ādz berkata:

 اَللَّهُ وَرَسُولُهُ 

_"Allah dab Rasul-Nya."_

Karena di sini adalah perkara hebat (agung) dan Mu'ādz sangat sopan santun terhadap Rasūl-Nya.

Sekiranya beliau tahu, maka beliaupun akan diam, kenapa? 

Barangkali Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam akan memberikan jawaban yang lain, apalagi kalau tidak tahu.

Dan banyak kejadian di mana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bertanya kepada para shahabat, seperti ketika musim haji.

Ketika musim haji Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bertanya kepada para shahabat:

اي بلد هذا 

_"Negeri apakah ini?"_

Padahal yang dimaksud adalah negeri Mekkah (negeri yang suci). Para shahabat tidak menjawabnya. Karena barangkali Rasūlullāh akan memberikan nama lain untuk kota Mekkah. 

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata, "Bukankah ini tanah suci Mekkah?"

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bertanya, "Bulan apakah ini?" 

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan pertanyaan tersebut, Beliau ingin tahu, bagaimana para shahabat menjawab pertanyaan itu.

Para shahabat, mereka tahu jawaban pertanyaan dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam akan tetapi mereka tidak menjawabnya. Karena mereka berharap (mungkin) Rasūlullāh akan memberikan nama lain untuk nama bulan suci (bulan Dzulhijjah) karena waktu itu bertepatan dengan musim haji.

Di sini Mu'ādz berkata:

 اَللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ 

_'Allāh dan Rasūl Nya lebih tahu."_

Beliau tidak berkata, "Rasūluhu," "Rasūlullāh," atau "Anta wa Allāh lebih tahu," tidak! 

Yang dikatakan oleh Mu'ādz adalah:

 اَللَّهُ وَرَسُولُهُ

_Allāh dan Rasūl-Nya._

Perhatikan! 

Bagaimanakah tauhīd yang dimiliki oleh Mu'ādz. 

Dinisbatkan sesuatu kepada Dzat yang berhak untuk memiliki. Maka di sini Mu'ādz berkata Allāh. 

Māsyā Allāh, perhatikan! Bagaimanakah pengagungan Mu'ādz kepada Allāh, kemudian berikutnya: وَرَسُولُهُ (Rasūl Nya). 

Mu'ādz tidak berkata, "Allāh dan Muhammad lebih tahu." Mu'ādz juga tidak berkata, "Allāh dan engkau," tapi Mu'ādz berkata, "Allāh dan Rasūl-Nya (itsbat)."

√ Mu'ādz menetapkan bahwasanya yang berada di depannya adalah utusan Allāh. 

Subhānallāh demikianlah para shahabat, mereka sangat menghormati Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. 

'Aisyah sangat hormat kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, begitu pula istri-istri Beliau yang lain, semua menghormati Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. 

Bahkan Fathimah pun sangat hormat kepada ayahnya, "Ya Rasūlullāh (Wahai utusan Allāh)," luar biasa. 

Bagaimanakah mereka memberikan pengagungan kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. 

Berikutnya: أَعْلَمُ

Kata: علم , memiliki arti mengetahui. Begitu: أعلم , maksudnya adalah "Dzat Yang Maha Mengetahui". 

Di dalam Al Qur'ān dikatakan Allāh adalah Dzat yang Maha Agung:

سَبِّحِ ٱسۡمَ رَبِّكَ ٱلۡأَعۡلَى

_"Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi.”_

(QS Al A'la :1)

Subhānallāh.

Tidak di katakan: على, artinya tinggi.

Al A'la ( ٱلۡأَعۡلَى ) adalah Dzat Yang Maha Tinggi.

Di sini Mu'ādz berkata:

 اَللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ 

Dalam artian, tidak ada di dunia ini yang memiliki ilmu melebihi ilmunya Allāh dan ilmunya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. 


Demikian semoga bermanfaat.


سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

________________________________

Kamis, 15 Oktober 2020

Kitab At-Tauhid🔊 Halaqah 040: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 2)

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 28 Shafar 1442 H / 15 Oktober 2020 M 
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitab At-Tauhid
🔊 Halaqah 040: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 2)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-040
〰〰〰〰〰〰〰

*HADITS MU'ĀDZ BIN JABAL RADHIYALLAHU 'ANHU (BAGIAN 2)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله أما بعد


Ikhwah wa Akhawatiy Fīlllāh rahimakumullāh.

Perhatikan!

Apa kata Mu'ādz bin Jabal? 

كُنْتُ رَدِيفَ اَلنَّبِيِّ صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حِمَارٍ 

_"Suatu saat aku pernah dibonceng oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam di atas seekor keledai.”_

Pelajaran besar yang bisa kita petik adalah bagaimanakah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam naik (mengendarai) keledai (himār/حِمَارٍ).

Unta dan kuda adalah tunggangan orang-orang Arab. Zaman dahulu mereka (orang-orang Arab) mengendari unta atau kuda, dan ini adalah suatu kehormatan bagi mereka dan menurut sebagian dari mereka, mengendarai seekor keledai adalah suatu kehinaan.

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan bantahan bahwasanya naik (mengendarai) keledai bukanlah sesuatu yang hina.

Lihat!  Bagaimana tawadhunya Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam (Beliau mengendarai keledai).

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memiliki keledai yang bernama 'Ufair dan unta yang bernama Al Qashwa. 

كُنْتُ رَدِيفَ اَلنَّبِيِّ صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  

_"Dahulu aku pernah dibonceng oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.”_

Ini juga menunjukkan dekatnya Mu'ādz dengan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam,  begitupun sebaliknya, māsyā Allāh. 

Dan seseorang yang membonceng maka dia akan duduk berdekatan, menunjukkan bagaimanakah dekatnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu 'anhu. 

Beliau hendak menyampaikan sesuatu  kepada Mu'ādz.

Oleh karenanya hal yang baik bagi kita, apabila kita memiliki masalah dengan teman, maka ajaklah teman itu pergi.

Juga barangkali kita mempunyai anak dan kita ingin memberi nasihat, ajaklah anak kita pergi berdua. 

Karena sesungguhnya orang yang dalam keadaan bepergian jika diberi nasehat, maka nasehat tersebut adalah menghujam di dalam sanubari mereka.

Orang yang bepergian berdua kemudian mereka ada masalah, diharapkan mereka bisa saling terbuka, karena dengan mereka berdua mungkin akan ada unsur keterbukaan.

Sebagian orang memberikan nasehat di depan khalayak sehingga orang pun sulit untuk menerimanya.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam hendak memberikan sesuatu hal (nasehat) yang menghujam di dalam dada (sanubari) Mu'ādz bin Jabal.

Apakah yang dikatakan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam?  

فَقَالَ لِي يَا  مُعَاذُ؟

_Rasulullah bertanya, "Wahai Mu'ādz."_

Faqāla lī (فَقَالَ لِي) di dalam bahasa Arab, apabila ada ungkapan tsuma (ثم) menunjukkan apa yang diucapkan memiliki waktu jeda.

Contoh:

Siswa masuk kelas (دخل الطلاب الفصل فدخل المدرس)
Siswa masuk kelas—> فدخل المدرس
Maka tidak lama sesudah itu langsung masuk seorang pengajar.
Jika disini ada ungkapan ف  menunjukkan tidak ada jeda.

Jika diungkapkan dengan ثم,

 دخل المدرس الفصل، ثم دخل التلامِيْذ

_Guru itu masuk kelas, kemudian (mungkin dua menit mungkin tiga menit) baru masuk siswa._

Dan ini yang kadang terjadi di zaman sekarang, kalau dahulu guru selalu ditunggu kehadirannya dan siswa masuk ke dalam kelas  sebelum guru datang. 

Di zaman sekarang kita kadang sedih, guru sudah masuk kelas, kadang siswa masih ogah-ogahan, dan ini adalah musibah dalam dunia pendidikan.

Musibah lagi di sebagian kampus, ketika guru menyampaikan materi sementara mahasiswanya main HP, tidak memberikan perhatian yang semestinya dia lakukan sebagai seorang siswa, sebagai seorang mahasiswa atau mahasiswi.

Demikian semoga bermanfaat.


سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

__________________

Selasa, 13 Oktober 2020

Kitab At-Tauhid🔊 Halaqah 039: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 1)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 27 Shafar 1442 H / 14 Oktober 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitab At-Tauhid
🔊 Halaqah 039: Pembahasan Dalil Hadīts Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 1)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-039
〰〰〰〰〰〰〰

*HADITS MU'ĀDZ BIN JABAL RADHIYALLĀHU 'ANHU (BAGIAN 1)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله. رضيت بالله رباًّ وبلإ سلام دينا وبمحمد نبيا و رسولاً ربي زدني علما ورزقني فهما

Ikhwah wa Akhawatiy Fīlllāh rahimakumullāh.

Kembali kita lanjutkan materi kita yaitu pembahasan Kitāb Tauhīd. Pada kesempatan yang lewat telah kita bahas yaitu: وصايا العشر.

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas hadīts: اعظيم (hadīts mulia). Hadīts yang diriwayatkan oleh Mu'ādz bin Jabal radhiyallāhu 'anhu. 

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُ -قَالَ:» كُنْتُ رَدِيفَ اَلنَّبِيِّ صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حِمَارٍ فَقَالَ لِي يَا  مُعَاذُ؟ أَتَدْرِي مَا حَقُّ اَللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اَللَّهِ؟ قُلْتُ اَللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ حَقُّ اَللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ، وَلا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اَللَّهِ أَنْ لا يُعَذِّبَ مَنْ لا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، قُلْتُ يَا رَسُولَ اَللَّهِ أَفَلا أُبَشِّرُ اَلنَّاسَ؟ قَالَ لا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا~ اخرجه الصحيحين~

_Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Aku pernah dibonceng oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas keledainya._

_Beliau bertanya, “Wahai Mu’adz, tahukah engkau apa hak Allah atas hamba dan apa hak hamba yang akan Allah tunaikan?”_

_Aku berkata, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”_

_Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah yang wajib ditunaikan oleh hamba, hendaklah ia menyembah Allah dan tidak berbuat syirik pada-Nya dengan sesuatu apa pun. Sedangkan hak hamba yang akan Allah tunaikan yaitu Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik kepada-Nya dengan sesuatu apa pun.”_

_Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apakah aku boleh memberitahukan kabar gembira tersebut pada yang lain?”_

_Beliau menjawab, “Jangan kabari mereka. Nanti malah mereka malas beramal.”_

_(HR Bukhāri dan Muslim)_

Hadīts ini adalah hadīts yang mulia terkait dengan perkara tauhīd. 

Mu'ādz ibnu Jabal adalah sahabat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang mulia. Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam telah mengutusnya ke negeri Yaman. Dan tidaklah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengutus seseorang kecuali orang tersebut adalah orang pilihan.

Sehingga di sini dikatakan عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُ (semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla meridhainya). 

Tidaklah ada seseorang yang mendapatkan suatu nikmat melebihi nikmatnya menjadi shahabat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. 

Karena dari Adam sampai akhir zaman, yang terbaik adalah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.  

Dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: 

أنا سيد ولد آدم، ولا فخر

_"Aku adalah anak keturunan Adam yang terbaik dan aku tidak membanggakan diri."_

Dalam hadīts lain dikatakan:

لا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ

_"Janganlah kalian mengkultuskan aku sebagaimana orang-orang Nashrani mengkultuskan Isa ibnu Maryam.”_

Yaitu memberikan pujian yang lebih, orang-orang Nashrani tentunya berbeda dengan orang-orang Yahudi. 

Orang Yahudi bersikap terhadap Nabi Isa dengan mengatakan, "Nabi Isa adalah anak pelacur." Adapun orang-orang Nashrani memberikan sanjungan kepada Nabiyullāh Isa berlebihan, sehingga mereka menjadikan Nabiyullāh Isa sebagai tuhan atau anak tuhan.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan pengarahan:

لا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ

_"Janganlah kalian mengkultuskan aku, sebagaimana orang-orang Nashrani (kristiani) mengkultuskan Isa ibnu Maryam.”_

فَقُولوا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ 

_Maka katakanlah, "Hamba Allāh dan Rasūl-Nya.”_

Begitu juga Nabi Isa alayhissalām, beliau adalah hamba Allāh dan Rasūl-Nya. 

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُ

_Dari Mu'ādz bin Jabal semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla meridhainya._

Menunjukkan Mu'ādz ibn Jabal adalah sahabat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Rasūl ridha dengannya, Allāh pun ridha dengannya.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ

_"Allāh ridha dengan mereka dan mereka pun ridha dengan Allāh.”_

Demikian, semoga bermanfaat.


سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

____________________

Senin, 12 Oktober 2020

Kitab At-Tauhid🔊 Halaqah 038: Surat Al-An’am Ayat 151-153 (lanjutan)

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 26 Shafar 1442 H / 13 Oktober 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitab At-Tauhid
🔊 Halaqah 038: Surat Al-An’am Ayat 151-153 (lanjutan)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-038
〰〰〰〰〰〰〰

*SURAT AL AN'ĀM: 151-153 (LANJUTAN)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله.
رضيت بالله رباًّ وبلإ سلام دينا وبمحمد نبيا و رسولاً ربي زدني علما ورزقني فهما


 و شهيدٌ

_Dan syuhada._

Syuhada adalah orang-orang yang mati syahid, māsyā Allāh.

Kita berdo'a kepada Allāh agar dijauhkan dari penyakit yang mewabah belakang ini.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan petunjuk agar kita berdo'a:

اللَّهمَّ إِنِّي أَعُوُذُ بِكَ مِنَ الْبرَصِ، وَالجُنُونِ، والجُذَامِ، وسّيءِ الأَسْقامِ

_"Yā Allāh, Aku memohon kepada-Mu, agar kami dijauhkan dari penyakit lepra, gila, kusta, dan penyakit-penyakit yang buruk."_

(Hadīts shahīh Abū Dāwūd nomor 1554, Ahmad, 3: 192, dari Anas radhiyallāhu 'anhu. Syaikh Al Albaniy mengatakan bahwa hadīts ini shahih)

Oleh karena itu kita harus berdo'a kepada Allāh agar dijauhkan dari penyakit-penyakit yang buruk.



Yang terakhir adalah:

 الصالحين 

_Orang-orang yang shalih._

Yaitu agar kita menjadi orang-orang yang shālih, berteman dengan orang-orang shalīh. 

Orang jawa mengatakan,  "Wong shālih kumpulono," bertemanlah dengan orang-orang yang baik.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan: 

مثَلُ الجلِيس الصَّالِحِ وَمثل جَلِيسِ السُّوءِ: كَحَامِلِ المِسْكِ، وَنَافِخِ الْكِيرِ

_"Orang yang berteman dengan orang yang baik, perumpamannya seperti orang yang berteman dengan seorang penjual minyak wangi, berteman dengan orang yang buruk, seperti berteman dengan seorang pandai besi.”_

Bagaimanakah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan ungkapan orang yang berteman dengan seorang penjual minyak wangi?

إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ ريحًا طيِّبةً

_"Mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya."_


Penjual minyak wangi, jika hatinya longgar dan kita berteman dengannya kita akan diberi minyak wangi. Jika hatinya tidak lego, alhamdulillāh kita punya uang, kita bisa membeli minyak wanginya. Kalau pun tidak, jika hatinya tidak lego dan kita pun tidak memiliki uang maka jika dia memakai minyak wangi maka kita akan mendapatkan bau wangi.

Bagaimana jika kita berteman dengan orang yang buruk? 

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan:

 كنَافِخُ الكِيرِ 

_"Seperti berteman dengan seorang pandai besi."_

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan dua pilihan:

  إِمَّا أَن يَحْرِقَ ثِيابَكَ 

_"Akan terkena percikan api."_

Atau:

 وإمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا مُنْتِنَةً متفقٌ 

_"Akan mendapatkan bau  yang buruk."_


Selanjutnya, Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan: 

وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ 

_"Dan janganlah kalian mengikuti jalan (yang berada di kiri dan kanan ini)."_

Di dalam ayat lain dikatakan:

قُلْ هَـٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ 

_"(Wahai Muhammad) katakanlah ini adalah jalan yang aku tempuh."_

Allāh menyebutkan:

فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ

_"(Sekiranya kalian mengikuti garis yang berada di kiri atau kanan ini, dan kalian meninggalkan garis yang lurus) niscya kalian akan bercerai berai.”_

Allāh menyebutkan: 

ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

_"Demikianlah Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan wasiat kepada kalian agar kalian  bertakwa.”_

Kita banyak berdo'a semoga kita menjadi hamba-hamba Allāh yang bertakwa. 

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah orang yang paling bertakwa.

Allāh berfirman:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ

_"Orang yang paling mulia di sisi Allāh adalah orang yang paling bertakwa."_

( QS. Al Hujurat: 13)

Terima kasih atas perhatiannya, lain waktu kita sambung lagi.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_________________________

Minggu, 11 Oktober 2020

Kitab At-Tauhid🔊 Halaqah 037: Surat Al-An’am Ayat 151-153 (lanjutan)

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 25 Shafar 1442 H / 12 Oktober 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc.
📗 Kitab At-Tauhid
🔊 Halaqah 037: Surat Al-An’am Ayat 151-153 (lanjutan)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-037
〰〰〰〰〰〰〰

*SURAT AL AN'ĀM: 151-153 (LANJUTAN)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله.
رضيت بالله رباًّ وبلإ سلام دينا وبمحمد نبيا و رسولاً ربي زدني علما ورزقني فهما

Suatu saat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah membuat garis panjang dan garis di sisi kanan dan kiri garis tersebut, kemudian Beliau bersabda:

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ

_"Ini merupakan jalanku yang lurus.”_

Menunjukkan yang namanya kebenaran itu tungal (satu).

Jika kita lihat Al Qur'ān, bahwasanya orang-orang yang beriman mereka adalah wali-wali Allāh. Mereķa berusaha dan berupaya untuk meninggalkan berbagai macam jalan kegelapan dan mereka berusaha menuju nur (cahaya).

  مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ.

_Dari kegelapan yang jumlahnya sangat banyak kepada pada cahaya (satu)._ 

Dhulmatun (ظلمت) dalam bahasa Arab artinya kegelapan. Kegelapan yang banyak (jamak) disebut dhulumātu.

Cahaya mufradnya (tunggalnya) adalah nur, jamaknya adalah Anwar 

Allāh tidak firmankan:

  مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى أنوار

_Dari kegelapan yang jumlahnya sangat banyak kepada pada cahaya yang banyak._ 

Tidak!

Tapi Allāh ungkapkan dengan:

 مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ 

_Dari kegelapan yang jumlahnya sangat banyak kepada pada cahaya (satu)._ 

Menujukkan kebenaran itu satu.

Begitu juga orang-orang kafir dan wali-walinya, mereka meninggalkan nur menuju dhulumāt,  Allāh tidak ungkapkan,   "Minal Anwar ilaa dhulumat."

Tapi Allāh ungkapkan,  "Minanuri ila dhulumat," yang menunjukkan bahwa kebenaran itu satu dan jalan untuk menunju keburukan itu banyak. 

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika membuat garis yang lurus Beliau bersabda:

 وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ

_"Ini merupakan jalanku yang lurus, ikutilah jalan lurus ini.”_

Perintah dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam: فتَّبِعُواْ, sekaligus perintah dari Allāh, "Ikutilah jalan yang lurus ini."

Kita setiap hari mengatakan:

 ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَ ٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِیمَ 

_"Yā  Allāh, tunjukanlah kami jalan yang lurus "_ 

Tafsirnya adalah firman Allāh:

صِرَ ٰطَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ

_Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri karunia dan nikmat kepada mereka._

Siapakah mereka ini?

 من النبي 

_Jalannya para nabi._

"Nabā" adalah orang yang membawa berita penting (berita agung), maka ada surat An Nabā. 

 وصَادِقِي

_Jalannya orang-orang yang berusaha dan berupaya untuk selalu jujur._

Pada dasarnya orang itu jujur, dan Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: 

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ،

_"Hendaklah kalian berusaha dan berupaya untuk berlaku jujur karena jujur akan mengantarkan pelakunya kepada kebaikan.”_

وإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ

_"Dan kebaikan akan mengantarkan pelakunya kepada surga.”_

وإن الرجل ليصدق ويَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

_Tidak ada seseorang yang berusaha jujur sampai orang ini dikenal dengan orang yang sangat jujur sampai orang ini dikenal sebagai orang yang sangat jujur._

وإِيَّاكُمْ والْكَذِبَ

_"Jauhilah kalian perkara dusta.”_

فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ

_"Ketahuilah bahwasanya dusta itu mengantarkan pelakunya keburukan.”_

وإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ

_"Dan ketahuilah yang namanya keburukan akan  mengantarkan pelakunya kepada api neraka."_

و إن الرَّجُلُ ليَكْذِبُ ويَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

_"Dan tidak ada seseorang yang berdusta dan dia berusaha untuk selalu berlaku dusta sehingga dia akan di tulis menjadi seorang pendusta._

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_____________________

Rabu, 07 Oktober 2020

Kitab At-Tauhid🔊 Halaqah 036: Surat Al-An’am Ayat 151-153 (lanjutan)

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 21 Shafar 1442 H / 08 Oktober 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc.
📗 Kitab At-Tauhid
🔊 Halaqah 036: Surat Al-An’am Ayat 151-153 (lanjutan)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-036
〰〰〰〰〰〰〰

*SURAT AL AN'ĀM: 151-153 (LANJUTAN)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله.
رضيت بالله رباًّ وبلإ سلام دينا وبمحمد نبيا و رسولاً ربي زدني علما ورزقني فهما


Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ 

_"Yang demikian itu telah Aku wasiatkan kepada kalian.”_

Perhatikan !

Bagaimana Allāh mengungkapkan dengan: ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم , ini adalah wasiat. 

Tentunya orang hidup, dia akan mengalami banyak kejadian. 

√ Terkadang seseorang mendapatkan satu amanah untuk melakukan sesuatu.

√ Terkadang seseorang melakukan perbuatan karena itu adalah perintah. 

√ Terkadang seseorang menjumpai orang yang hendak wafat dan sebelum wafat dia memberikan perintah, inilah yang dinamakan wasiat.

 ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ 

_"Yang demikian adalah wasiat Allāh yang Allāh berikan kepada kalian."_

Ini adalah wasiat, menunjukkan perkara yang kita baca adalah perkara yang agung karena tidak sekedar perintah tetapi wasiat.

Wasiatnya adalah, Allāh berfirman:

لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ

_"Agar kalian mengingatnya.”_

Dengan harapan agar kalian semua mengingat Allāh. 
 
 أَلاَ بِذِكْرِ الله تَطْمَئِنُّ القلوب

_"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allāh hati menjadi tenteram.”_

(QS Ar Ra'd :28)

Kaum muslimin setelah memasuki tanggal 1 bulan Dzulhijjah mereka semua mengagungkan Allāh (bertakbir):

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ

Dengan 3 kali takbir atau dengan 2 kali takbir.

Māsyā Allāh. 

Merinding kita kaum muslimin.

Kenapa? 

Karena nama Allāh Subhānahu wa Ta'āla diagungkan di pagi hari, sore hari, siang hari dan malam hari, agar kalian mengingat, dan semua orang harus ingat akan Tuhannya.

Orang yang mengingat Allāh baru dia akan bersyukur, tidak mungkin seseorang bersyukur kecuali dia akan ingat kepada Tuhannya.

Dan Allāh menyebutkan: لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ, di sinilah Allāh memerintahkan kita agar kita semua senantiasa mengingat  Allāh. 

Bukankah Allāh telah berfirman: 

 أَلاَ بِذِكْرِ الله تَطْمَئِنُّ القلوب

_"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allāh hati menjadi tenteram.”_

(QS Ar Ra'd :28)

Di ayat lain Allāh menyebutkan: 

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ 

_"Hendaknya kalian ingat kepadaku, niscaya aku akan mengingatmu.”_

(QS Al Baqarah:152)

Demikianlah seorang muslim, di dalam kehidupannya tidak lepas dari 3 hal:

⑴ Kadang dia dalam keadaan berdiri. 
⑵ Kadang dia dalam keadaan duduk. 
⑶ Kadang dia dalam keadaan berbaring. 

Allāh berfirman: 

إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ

_"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allāh) bagi orang yang berakal.”_

(QS Āli Imrān: 190)

Di sana ada tanda di antara tanda kebesaran Allāh bagi orang-orang yang berakal.

Siapakah mereka?

ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ 

_"Mereka adalah orang-orang yang senantiasa ingat Allāh dalam keadaan berdiri, dalam keadaan duduk dan dalam keadaan berbaring.”_

(QS Āli Imrān: 191)

Maka seorang mukmin harus menjadi orang yang terbaik, ingatlah Allāh. 

Ketika masuk masjid jangan lupa mengerjakan shalāt tahiyatul masjid.
 
Berdo'a adalah yang terbaik. 


سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

______________________

Kitab At-Tauhid🔊 Halaqah 035: Surat Al-An’am Ayat 151-153 (lanjutan)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 20 Shafar 1442 H / 07 Oktober 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc.
📗 Kitab At-Tauhid
🔊 Halaqah 035: Surat Al-An’am Ayat 151-153 (lanjutan)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-035
〰〰〰〰〰〰〰

*SURAT AL AN'ĀM: 151-153 (LANJUTAN)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله.
رضيت بالله رباًّ وبلإ سلام دينا وبمحمد نبيا و رسولاً ربي زدني علما ورزقني فهما


Allāh berfirman:

وَبِعَهۡدِ ٱللَّهِ أَوۡفُواْۚ

_"Dan dengan janji Allāh, hendaklah kalian tunaikan.”_

Sebelumnya Allāh menyebutkan:

وَإِذَا قُلۡتُمۡ فَٱعۡدِلُواْ وَلَوۡ كَانَ ذَا قُرۡبَىٰۖ 

_"Jika kalian berkata (berbicara) maka berkata (berbicara)lah dengan perkataan yang adil sekalipun dia sanak (kerabat).”_

Sekalipun dengan sanak kerabat maka kita harus berlaku adil dan dengan janji Allāh, maka kita melaksanakan apa yang menjadi perintah-Nya.

Ikhwan wa akhawatiy Fīlllāh rahimakumullāh.

Allāh menyebutkan: وَبِعَهۡدِ ٱللَّهِ (dan dengan janji Allāh) أَوۡفُواْۚ (maka tunaikanlah!).

 ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ

_"Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat."_

Disebutkan bahwa suatu ketika Āli bin Abī Thālib pernah memiliki suatu masalah dengan seorang Yahudi. Āli bin Abī Thālib memiliki sebuah baju besi yang biasa digunakan untuk berperang dan dia merasa memiliki baju tersebut dan tidak pernah merasa memberikan baju tersebut kepada orang lain (apalagi menjualnya). 

Tiba-tiba Āli bin Abī Thālib melihat baju tersebut ada di tangan seorang Yahudi, kemudian masalah ini berujung kepada qadha yaitu penyelesaian masalah yang dilakukan oleh seorang qadhi. Qadhi saat itu bernama Iyas atau Syuraih Al Qadhi (salah satu di antara keduanya).

Tatkala keduanya menghadap qadhi, Āli bin Abī Thālib menyampaikan bahwasanya dia memiliki baju besi yang digunakan untuk berperang dan dia merasa tidak pernah menjual maupun memberikan kepada seseorang. Kemudian ada seorang Yahudi yang mengatakan bahwa baju besi tersebut miliknya.  

Kemudian qadhi tersebut mengatakan, "Wahai Āli, apakah engkau memiliki saksi yang bisa memberikan penjelasan bahwa baju besi ini adalah milikmu?" dan Āli pun mengatakan, "Iya, aku memiliki saksi dan saksinya adalah putraku Al Hasan."

Kemudian sang hakim mengatakan "Apakah engkau memiliki saksi lain selain putramu Al Hasan?" Āli pun berkata, "Tidak."

Sang hakim berkata, "Kalau begitu persaksianmu tidak aku terima." 

Āli berkata, "Subhānallāh, Apakah putraku dan dia adalah calon penghuni surga, persaksiannya tidak diterima?"

Sang hakim berkata, "Tetapi dalam Islām demikian, anak tidak bisa menjadi saksi bagi orang tuanya begitu pun sebaliknya orang tua tidak bisa menjadi saksi untuk anaknya."

Āli berkata, "Kalau begitu aku tidak memiliki saksi kecuali dia."

Kemudian diputuskan bahwa baju besi tersebut milik orang Yahudi dan Āli pun menerima apa yang menjadi keputusan qadhi. Yahudi ini pun kaget (dia heran), "Agama apakah ini, bukankah agama ini adalah agama yang paling sempurna?" 

Maha Suci Allāh, bagaimana seorang khalifah ketika memiliki masalah dengan rakyatnya, kemudian khalifa mendatangi seorang hakim dan hakim tersebut memenangkan rakyatnya.

Maha Suci Allāh, ini adalah agama yang hak.

Yahudi itu pun berkata, "Wahai Āli, baju besi ini adalah milikmu, tatkala terjadi peperangan aku melihat engkau memiliki baju besi dan baju itu terjatuh tanpa engkau sadari, lalu aku mengambil baju besi tersebut, ini adalah baju milikmu."

Kemudian Yahudi ini bersaksi, "Bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allāh dan Muhammad adalah utusan Allāh." Kemudian Yahudi itu masuk Islām dan mengembalikan baju tersebut kepada Āli bin Abī Thālib dan Āli bin Abī Thālib memberikan baju perang tersebut sebagai hadiah kepada Yahudi itu.


سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_______________________

Senin, 05 Oktober 2020

Kitab At-Tauhid🔊 Halaqah 034: Surat Al-An’am Ayat 151-153 (lanjutan)

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 19 Shafar 1442 H / 06 Oktober 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc.
📗 Kitab At-Tauhid
🔊 Halaqah 034: Surat Al-An’am Ayat 151-153 (lanjutan)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-034
〰〰〰〰〰〰〰

*SURAT AL AN'ĀM: 151-153 (LANJUTAN)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله.
رضيت بالله رباًّ وبلإ سلام دينا وبمحمد نبيا و رسولاً ربي زدني علما ورزقني فهما 


Kembali kita lanjutkan materi kita, masih kita membahas Kitāb Tauhīd. Pada pembahasan yang lewat telah kami sampaikan firman Allāh surat Al An'ām ayat 152.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: 

وَلَا تَقۡرَبُواْ مَالَ ٱلۡيَتِيمِ

_"Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim.”_

Anak yatim adalah:

من مات أبوه وهو صغير

_"Siapa saja yang ditinggal oleh ayahnya dan dia belum datang aqil baligh.”_

Ada larangan untuk mendekati harta anak yatim. Mendekat saja tidak boleh, apalagi mengambil harta mereka.

Karena Allāh berfirman:

 إِلَّا بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ 

_Kecuali dengan cara paling baik._

Allāh tidak berfirman: 

 إِلَّا بِٱلَّتِي هِيَ حسَنُ 

_Kecuali dengan yang baik._

Hingga anak tersebut memasuki usia aqil baligh. 

Jika anak tersebut sudah aqil baligh, maka anak tersebut bisa diuji kemampuannya. 

Akan tetapi apabila sudah aqil baligh dan dia masih belum mampu untuk menggunakan harta dengan baik, maka kafilnya boleh untuk menahannya sampai anak tersebut benar-benar bisa berpikir dengan jernih dan bisa memanfaatkan uang sebagaimana mestinya.

وَأَوۡفُواْ ٱلۡكَيۡلَ وَٱلۡمِيزَانَ

_"Dan tunaikan takaran dan timbangan dengan jujur dan adil.”_

⇒ Yang dimaksud dengan: ٱلۡكَيۡلَ 0adalah sukatan dan: ٱلۡمِيزَانَ , adalah timbangan.

Di sini terkadang seseorang terjerumus kepada perkara curang dalam hal memberikan atau mengambil.

Allāh berfirman:

وَيۡلٞ لِّلۡمُطَفِّفِينَ ۞ ٱلَّذِينَ إِذَا ٱكۡتَالُواْ عَلَى ٱلنَّاسِ يَسۡتَوۡفُونَ ۞ وَإِذَا كَالُوهُمۡ أَو وَّزَنُوهُمۡ يُخۡسِرُونَ

_"Allāh memberikan ancaman neraka wail bagi mereka (orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang), yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan. Dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi."_

(QS Al Muthaffifīn: 1-3)

Allāh memberikan celaan (ancaman) kepada mereka dengan: وَيۡلٞ. Maka seorang mukmin hendaknya menjadi orang yang terbaik.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

خير الأمور أوسطها 

_"Sebaik-baik perkataan adalah yang normal-normal (wajar).”_

Sekiranya kita memberi untuk orang lain, maka berikan sebaik mungkin. Kita memberikan lebih sehingga orang tersebut merasa nyaman. 

Demikianlah seorang mukmin tidak pelit tidak juga berlebihan.

Allāh berfirman: 

 لَا نُكَلِّفُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۖ

_"Kami tidak membebani suatu jiwa melainkan menurut kesanggupannya.”_

Seseorang tentunya sulit untuk berlaku adil, maka dikatakan: لَا نُكَلِّفُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۖ. 

Maka seorang mukmin berupaya untuk berlaku yang terbaik.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memiliki banyak istri dan Beliau berkata:

هذا قسمي فيما املك ولا أملك فيما تَمْلِكُ

_"Ya Allāh, apa yang bisa aku lakukan terhadap istri-istriku, inilah yang aku miliki dan aku tidak memiliki apa-apa yang e/Engkau miliki.”_

Demikianlah seorang di dalam kehidupan ini, sulit untuk berlaku adil. 

Maka Allāh berfirman: 

 وَإِذَا قُلۡتُمۡ فَٱعۡدِلُواْ 

_"Jika kalian berkata (berbicara) maka berkata (berbicara)lah dengan perkataan yang adil.”_

وَلَوۡ كَانَ ذَا قُرۡبَىٰۖ 

_"Sekalipun dia sanak (kerabat).”_

Kadang seseorang bisa adil untuk orang lain,  tetapi untuk dirinya sendiri terkadang sulit.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam di zamannya ada seseorang yang melakukan kesalahan, kemudian orang tersebut menemui Usamāh agar ia (Usamāh) menjadi perantaranya menemui Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam agar dia tidak dihukum semestinya.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pun keluar dari rumahnya kemudian Beliau berkata dengan lantang, "Ketahuilah bahwasanya, umat-umat sebelum kalian (Yahudi) jika di antara mereka ada yang mencuri dan mereka berasal dari kalangan rendah maka mereka akan di potong tangannya dan apabila yang mencuri itu berasal dari kalangan bangsawan maka mereka memaafkan"

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا
 
_"Seandainya Fāthimah bintu Muhammad mencuri, niscaya aku akan memotong tangannya.”_

Subhānallāh.

Maka di sini bagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berusaha dan berupaya untuk memberikan tauladan terbaik untuk umat ini.


سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_______________________

Minggu, 04 Oktober 2020

Kitab At-Tauhid🔊 Halaqah 033: Surat Al-An’ām Ayat 151-153 (lanjutan)

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 18 Shafar 1442 H / 05 Oktober 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitab At-Tauhid
🔊 Halaqah 033: Surat Al-An’ām Ayat 151-153 (lanjutan)
⬇ Download audio: bit.ly/UAS-K-Tauhid-033
〰〰〰〰〰〰〰

*SURAT AL AN'ĀM 151-153 (LANJUTAN)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله, قال الله تعالى في كتاب الكريم, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ


Kemudian, Allāh menyebutkan:

لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا 

_"Kami tidak membebani seorangpun kecuali dengan kemampuannya.”_

وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰى ۖ 

_"Jika dikatakan kepada kalian, maka berlaku adillah kalian (hendaknya kalian tatkala berhukum, berhukumlah dengan adil) sekalipun hal tersebut menimpa kepada kerabat kita.”_

Terkadang seseorang jika untuk orang lain dia bisa berlaku adil, akan tetapi untuk dirinya sendiri terkadang tidak bisa berlaku adil. 

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan kepada kita pernyataan, "Sesungguhnya jika Fāthimah bintu Muhammad mencuri, niscaya aku akan potong tangannya."

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah orang yang paling terdepan di dalam menegakkan keadilan.

وَبِعَهْدِ ٱللَّهِ أَوْفُوا۟ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُون

_"Dan dengan janji Allāh, hendaklah kalian memenuhinya. Yang demikian ini, Allāh wasiatkan kepada kalian agar kalian menjadi orang-orang yang mengingat.”_

Seseorang diberi peringatan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla bahwa demikianlah seorang muslim, hendaknya ingat bahwasanya harta anak yatim bukanlah miliknya, harta anak yatim adalah milik anak yatim tersebut.

Tatkala kita menimbang atau tatkala kita menakar, maka Allāh pun mengingatkan kita.

Apa itu? 

Hendaknya kita pun menakar dengan baik. Tatkala kita menimbang maka menimbanglah dengan baik.  

لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

_"Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak membebani suatu jiwa pun (suatu kaum) kecuali dengan kemampuannya.”_

Di sinilah seorang muslim harus memahami bahwasanya salah satu perintah Allāh adalah:

وَإِذَا قُلْتُمْ فَٱعْدِلُوا۟ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ

Maka berlakulah adil.

Berlaku adil adalah perkara yang mulia sekalipun berat, karena bisa jadi hal tersebut ada pada saudara (kerabat) kita.

وَبِعَهْدِ ٱللَّهِ أَوْفُوا۟

_Dan dengan janji Allāh, hendaklah kalian memenuhinya._

Dalam ayat lain Allāh menyebutkan:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَوْفُوا۟ بِٱلْعُقُودِ

_"Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu."_

(QS Al Maidāh:1)

Banyak tempat Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan kepada kita suatu pernyataan agar kita menepati janji, dan seorang muslim hendaknya senantiasa menjadi muslim yang sejati yaitu dengan melaksanakan apa yang menjadi perintah Allāh. Dan di antara perintah Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah seseorang hendaknya menegakkan janjinya.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan di dalam surat Al Maidāh ayat pertama:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَوْفُوا۟ بِٱلْعُقُودِ

_"Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji kalian.”_

Kita berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memudahkan kita semua untuk bisa menepati janji, karena ini adalah wasiat Allāh yang dengannya kita diingatkan.

نكتفي بهذا القدر
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_______________________