Senin, 30 November 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqoh 66: Hadīts Ubādah bin Shāmit Bagian Ketujuh

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa 16 Rabi'ul Akhir 1442 H/ 01 Desember  2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 66: Hadīts Ubādah bin Shāmit Bagian Ketujuh
⬇ Download audio:
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KETUJUH*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 

Pelajaran yang berikutnya yaitu: bagaimanakah kemuliaan yang ada pada Maryam? 

Dia melahirkan sendiri tidak ada siapapun, dia tidak mau merepotkan keluarganya.

Subhānallāh.

Pelajaran yang ketiga adalah Maryam melahirkan Isa di bawah pohon kurma, di dekat tonggak pohon kurma.

Sanggahan buat mereka yang mengatakan Nabi Isa lahir di kandang mendho, kambing.

Pelajaran berikutnya menunjukkan Nabiyullāh Isa alayhissalām lahir di musim panas, kenapa? Karena  kurma akan ada di waktu musim panas, ruthab (kurma muda).

Kurma itu ada beberapa tahapan. Kurma yang warnanya hijau daun namanya bishr. Bishr tidak bisa dimakan, yang mengkonsumsi bishr adalah manuk tilang (burung kutilang). Berikutnya, yang mengkonsumsi kurma hijau ini adalah sebagian orang Indonesia.

Mohon maaf sebagian orang Indonesia kalau musim haji atau musim umrah banyak yang pesan dari mereka yang belum punya keturunan untuk mencarikan kurma hijau, mungkin lebih tepat serbuk kurma hijau, karena serbuk kurma hijau lebih mudah dikonsumsi.

Kalau kurma hijau sulit untuk dikonsumsi. Seminggu disimpan maka akan busuk atau kalau dikeringkan dan sampai di Indonesia sulit untuk dikonsumsi. Tapi kalau serbuk kurma hijau mungkin lebih mudah. Kurma hijau diyakini oleh sebagian kita bisa membantu seseorang yang belum mempunyai keturunan untuk bisa menyuburkan.

Ketika musim bishr sudah lewat maka datang tahapan berikutnya yaitu kurma yang warnanya merah. Kurma yang warna merah agak hitam-hitam, sedikit orang Arab menyebutnya balah.  Balah bisa dikonsumi, orang jawa mengatakan seperti sawo kecik.

Kemudian tahapan berikutnya kurma akan berwarna kuning, dan kuningnya kurma bernama ruthab (kurma muda). 

Dan di puncak musim panas maka akan ada angin yang dikenal dengan angin samum (angin yang menghembus dengan rasa panas) sehingga membuat kurma matang sehingga merubah kurma yang berwarna kuning menjadi coklat, dan orang Arab menyebutnya dengan nama tamr.

Allāh firmankan: 

وَهُزِّیۤ إِلَیۡكِ بِجِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ تُسَـٰقِطۡ عَلَیۡكِ رُطَبࣰا جَنِیࣰّا

_"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu."_

(QS. Maryam: 25)

Menunjukkan nabiyullāh Isa lahir di musim panas musim ketika ada kurma. Bertentangan dengan apa yang biasa di rayakan oleh sebagian orang yang merayakan kelahiran Isa dengan atribut salju sungguh jauh dari kebenaran. Karena sesungguhnya musim kurma adalah di waktu musim panas. 

Demikianlah seorang muslim memahami aqidah dan memahami sejarah.

Tatkala Maryam sudah melahirkan, kurma pun berjatuhan, maka Allāh perintahkan:

فَكُلِی وَٱشۡرَبِی وَقَرِّی عَیۡنࣰاۖ فَإِمَّا تَرَیِنَّ مِنَ ٱلۡبَشَرِ أَحَدࣰا فَقُولِیۤ إِنِّی نَذَرۡتُ لِلرَّحۡمَـٰنِ صَوۡمࣰا فَلَنۡ أُكَلِّمَ ٱلۡیَوۡمَ إِنسِیࣰّا

_Makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini."_

(QS. Maryam: 26)

Puasa bahasa Arabnya shaum (صَوۡمࣰ) artinya adalah al imsa (menahan diri).

Jadi puasa adalah menahan diri dari makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Menahan makan, minum dan semua yang membatalkan puasa di mulai dari fajar sampai terbenamnya matahari yang dilakukan oleh seorang muslim yang baligh yang mukallaf tidak dalam keadaan haidh dan nifas serta diawali dengan niat. 

Itu adalah pengertian puasa menurut istilah.

نكتفى بهذا القدر

Terima kasih atas perhatiannya, lain waktu kita sambung lagi (In syā Allāh).


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Minggu, 29 November 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqoh 65: Hadīts Ubādah bin Shomit Bagian Keenam

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 15 Rabi'ul Akhir 1442 H/ 30 November 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 65: Hadīts Ubādah bin Shomit Bagian Keenam
⬇ Download audio: http://bit.ly/UAB-KT-065

〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KEENAM*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 

Ikhwan wa akhawatiy fīllāh rohimakumullāh.

Dan tidak lama sesudah malaikat Jibrīl hadir memberikan berita, maka Maryam pun hamil atas kehendak Allāh. Sehingga teman Maryam yang biasa ikut bersih-bersih di Baitul Maqdis melihat sesuatu hal (perubahan) pada Maryam (umumnya wanita yang hamil), sehingga dia memberanikan diri bertanya kepada Maryam.

"Wahai Maryam, aku tahu engkau adalah wanita yang sholihah dan aku tidak menuduh engkau dengan tuduhan yang buruk tapi aku akan bertanya kepadamu beberapa hal, mungkinkah ada buah yang datang tanpa datang dari pohon? Apakah mungkin adanya pohon yang besar tanpa adanya bibit?"

Setiap kali pertanyaan itu diberikan kepada Maryam,  dan Maryam pun berkata, "Iya mungkin," sampai begitu Maryam memberikan jawaban. "Bukankah Allāh menciptakan Adam tanpa bapak dan tanpa ibu?" Măsyā Allāh. 

Maka di sinilah laki-laki tersebut berkata, "Sungguh menakjubkan dan engkau adalah bukan wanita pendusta tapi mohon maaf mulai hari ini, aku akan meninggalkan Baitul Maqdis."

Dan tidak lama sesudah itu, laki-laki itupun pergi meninggalkan Baitul Maqdis dan meninggalkan Maryam. Dia khawatir akan dituduh oleh orang-orang bahwasanya dia yang telah menghamili Maryam. 

Subhānallāh.

Pergilah laki-laki itu dan dengan berat Maryam mengalami kehidupannya sampaikan waktu ia melahirkan. 

Dan Allāh berfirman: 

وَهُزِّىٓ إِلَيْكِ بِجِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ تُسَـٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًۭا جَنِيًّۭا

_"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu."

(QS. Maryam: 25)

Maryam pun pergi menjauh dari kaumnya tatkala dalam keadaan hamil tua dan dalam keadaan yang berat sebagaimana seorang wanita yang sedang hamil tua.

Perempuan ketika hendak melahirkan tentunya berharap ada suami disandingnya, harapannya adalah keluarganya ada di dekatnya. Itu adalah harapan semua wanita tatkala hendak melahirkan.

Tapi ujian berat buat Maryam dan Allāh menyebutkan di dalam Al Qur'ān:

فَأَجَآءَهَا ٱلْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ قَالَتْ يَـٰلَيْتَنِى مِتُّ قَبْلَ هَـٰذَا وَكُنتُ نَسْيًۭا مَّنسِيًّۭا

_Sehingga tatkala datang masa di mana rasa sakit hendak melahirkan menimpa pada Maryam, kemudian Maryam bersandar pada pangkal pohon kurma, dia berkata, "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seseorang yang tidak berarti, lagi dilupakan."_

(QS. Maryam: 23)

Allāh mengutus malaikat Jibrīl dan  Allāh berfirman: 

فَنَادَىٰهَا مِن تَحْتِهَآ أَلَّا تَحْزَنِى قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّۭا

_Maka Jibrīl memanggil dari tempat yang rendah, "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu." 

(QS. Maryam: 24)

وَهُزِّىٓ إِلَيْكِ بِجِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ تُسَـٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًۭا جَنِيًّۭا

_"Wahai Maryam goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu."_

(QS. Maryam: 25)

Beberapa pelajaran yang bisa kita ambil, di antara: 

Allāh Maha Kaya, Allāh Maha Mampu tetapi Allāh tidak mengirimkan angin yang keras sehingga berjatuhanlah kurma, tidak! Tetapi Allāh perintahkan Maryam melalui malaikat Jibrīl untuk menggoyangkan pohon. Menunjukkan adanya sebab dan akibat, dengan digoyangkan pokok pohon kurma niscaya akan berjatuhan kurma yang masih segar.

نكتفي بهذا القدر

Terima kasih atas perhatiannya, lain waktu kita sambung lagi (In syā Allāh).


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Kamis, 26 November 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqoh 64: Hadīts Ubādah bin Shāmit Bagian Kelima

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis 11  Rabi'ul Akhir  1442 H/ 26  November 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 64: Hadīts Ubādah bin Shāmit Bagian Kelima
⬇ Download audio:
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KELIMA*

بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Ikhwan wa akhawatiy fīllāh rahimakumullāh.

Kembali kita bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan, belakangan ini musim hujan, masing-masing tatkala hujan jangan lupa berdo'a:

 اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا atau صَيِّبًا نَافِعًا

"Yā Allāh, jadikanlah hujan ini hujan yang manfaat"

(HR Abu Daud: 5101 dan di shahihkan al-Albani)

Shalawat serta salam untuk Nabi kita Muhammad Shallallāhu 'alayhi wa Sallam pada keluarganya, sahabatnya, pengikutnya hingga akhir zaman.

Pada pembahasan yang lewat telah kami sampaikan terkait dengan hadīts dari Ubādah ibn Shāmit, pembahasan kita sampai pada, 

وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ

Pada pembahasan yang lewat telah kami sampaikan bahwasanya Maryam adalah bintu Imrān (anak dari Imrān) dan Maryam dibesarkan oleh seorang nabi yang bernama nabiyullāh Zakariyya.

Dan beberapa hal yang sudah kami sampaikan pula bahwasanya nabiyullāh Zakariyya adalah seorang nabi yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan ujian, sampai di usia tua beliau tidak memiliki anak, sehingga salah satu yang diberitakan bahwasanya nabiyullāh Zakariyya mengambil Maryam sebagai anak asuh.

Oleh karenanya banyak orang Jawa yang barangkali sudah menikah lebih dari 5 tahun, lebih dari 7 tahun, belum mempunyai keturunan kemudian mupu (mengambil) anak dengan harapan, kalau orang Jawa bilang untuk pancingan.

Tentunya sebagian mereka menjadikan apa yang dilakukan oleh Zakariyya adalah sebagai hujjahnya, karena Zakariyya sampai usia tua tidak mempunyai keturunan kemudian mupu anak Maryam bintu Imrān. 

Maryam besar di tempat Zakariyya dengan pertumbuhan yang luar biasa.

Allāh firmankan:

وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنࣰا وَكَفَّلَهَا زَكَرِیَّاۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَیۡهَا زَكَرِیَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقࣰاۖ قَالَ یَـٰمَرۡیَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَـٰذَاۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ إِنَّ ٱللَّهَ یَرۡزُقُ مَن یَشَاۤءُ بِغَیۡرِ حِسَابٍ

"Setiap kali Zakariyya masuk ke dalam mihrāb, beliau menjumpai Maryam dalam membawa makanan. 'Wahai Maryam, darimana kamu mendapatkan makanan ini?' Maryam berkata, 'Ini adalah rezeki dari Allāh', sesungguhnya Allāh memberikan rezeki kepada hambanya dengan tanpa berbilang" 

(QS. Āli-Imrān: 37)

Ikhwan wa akhawatiy rahimakumullāh. 

Maryam besar dan menjadi abdi dalem atau al-agha, abdi dalem Baitul Maqdis. Salah satu yang diberitakan bahwasanya di Baitul Maqdis ada juga seorang laki-laki lain yang menjadi abdi dalem (menjadi orang yang ikut bersih-bersih) masjid atau pelayan masjid, sampai suatu saat tatkala laki-laki ini menjumpai ada beberapa hal aneh pada Maryam.

Maka laki-laki ini pun memberanikan diri untuk bertanya kepada Maryam, tentunya salah satu yang diberitakan pula bahwasanya malaikat Jibrīl menjumpai Maryam.

Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَإِذْ قَالَتِ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ يَـٰمَرْيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰكِ وَطَهَّرَكِ وَٱصْطَفَىٰكِ عَلَىٰ نِسَآءِ ٱلْعَـٰلَمِينَ

Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibrīl) berkata: "Wahai Maryam, sesungguhnya Allāh Subhanahu wa Ta'ala telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)" 

(QS. Āli-Imrān: 42)

یَـٰمَرۡیَمُ ٱقۡنُتِی لِرَبِّكِ وَٱسۡجُدِی وَٱرۡكَعِی مَعَ ٱلرَّ ٰ⁠كِعِینَ

"Wahai Maryam, hendaklah engkau taat kepada Tuhanmu dan sujudlah engkau dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk" 

(QS. Āli-Imrān: 43)

Maka di sini adalah berita dari Allāh, bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengutus malaikat Jibrīl untuk memberikan hal-hal yang mulia untuk Maryam. 

Kemudian Allāh firmankan:

إِذْ قَالَتِ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ يَـٰمَرْيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍۢ مِّنْهُ ٱسْمُهُ ٱلْمَسِيحُ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًۭا فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْـَٔاخِرَةِ وَمِنَ ٱلْمُقَرَّبِينَ

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Wahai Maryam, seungguhnya Allāh memberikan kabar baik untukmu dengan kalimat yang datang dari Allāh, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allāh)"

(QS. Āli-Imrān: 45)

وَيُكَلِّمُ ٱلنَّاسَ فِى ٱلْمَهْدِ وَكَهْلًۭا وَمِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ

"Dan dia dapat berbicara kepada manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang shalih"

(QS. Āli-Imrān: 46)

قَالَتْ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِى وَلَدٌۭ وَلَمْ يَمْسَسْنِى بَشَرٌۭ ۖ

Maryam berkata: "Ya Allah, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun".

Karena sesungguhnya Maryam adalah wanita shalihah, bagaimana mungkin dia akan mempunyai keturunan, dia berzina? tidak mungkin. Dia melakukan perkara yang buruk, juga tidak mungkin.

Tapi ini berita dari Allāh bahwasanya malaikat Jibrīl memberikan kabar kalau nabiyullāh yang akan muncul adalah nabiyullāh Isa, dia adalah keturunan Maryam.

 وَلَمْ يَمْسَسْنِى بَشَرٌۭ ۖ قَالَ كَذَٰلِكِ ٱللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ

"Bukankah Allāh Subhanahu wa Ta'ala menciptakan apa yang Allāh Subhanahu wa Ta'ala kehendaki"

 إِذَا قَضَىٰٓ أَمْرًۭا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

"Apabila Allāh berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allāh hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia."

(QS. Āli-Imrān: 47)

نكتفي بهذا القدر

Terima kasih atas perhatiannya, lain waktu kita sambung lagi (In syā Allāh).


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Rabu, 25 November 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqah 063: Hadīts Ubādah bin Shāmit Bagian Kelima

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu 10  Rabi'ul Akhir  1442 H/ 25  November 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 063: Hadīts Ubādah bin Shāmit Bagian Kelima
⬇ Download audio:
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KELIMA*

بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه،  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Ikhwan wa akhawatiy fīllāh rahimakumullāh.

Maka berkatalah Zakariyya: 

أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَاۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ

Apakah kata Zakariyya? 

 يَٰمَرۡيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَاۖ

"Wahai Maryam, buah dan makanan yang engkau dapat ini darimana?"

Bagaimanakah Maryam wanita yang shalihah, dia mengungkapkan dan berkata: 

قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ

"Makanan yang aku dapat ini datang dari Allāh"

Apakah kata Maryam?

 إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ

"Sesungguhnya Allāh, memberikan rezeki kepada siapa yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla kehendaki tanpa perhitungan"

Perhatikan! Seorang mukmin hendaknya senantiasa husnudzān kepada Allāh, Maryam wanita yang lemah dan tetapi dia bertakwa yakin akan Allāh, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla pun memberikan rezeki.

Maka di sinilah bagaimanakah perkataan Maryam, 

 إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ

"Sesungguhnya Allāh, memberikan rezeki kepada siapa saja diantara hamba yang Allāh kehendaki tanpa perhitungan",

Sebagaimana Imrān mendapatkan kenikmat dan karunia besar maka Maryampun mendapatkan nikmat dan karunia besar, sebagaimana Zakariyya pun mendapatkan nikmat dan karunia besar. 

Maka di dalam Al-Qur'ān ada suatu surat yang  namanya Āli-Imrān (keluarganya Imrān). هنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ dan disitulah (di mihrāb) itu pulalah Zakariyya berdo'a kepada Allāh,  "Yā Allāh, aku khawatir aku tidak memiliki penerus sementara istriku wanita yang mandul", kemudian Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan kabar gembira bahwasanya Zakariyya akan memiliki keturunan.

Maka Zakariyya berkata: 

رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِى غُلَـٰمٌۭ وَقَدْ بَلَغَنِىَ ٱلْكِبَرُ وَٱمْرَأَتِى عَاقِرٌۭ

"Ya Allah, bagaimana aku bisa mendapat keturunan sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?"

(QS. Āli-Imrān: 40)

Didalam ayat lain dikatakan:

وَٱشْتَعَلَ ٱلرَّأْسُ شَيْبًۭا

"Dan kepalaku telah ditumbuhi uban"

(QS. Maryam: 4)

Zakariyya juga mengungkapkan:

وَكَانَتِ ٱمْرَأَتِى عَاقِرًۭا

"Padahal isteriku adalah seorang yang mandul"

(QS. Maryam: 8)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan berita bahwasanya Zakariyya akan mempunyai keturunan.

Subhānallāh.

Tatkala Zakariyya mendapatkan berita dari Allāh melalui malaikatnya, Zakariyya berkata:

رَبِّ ٱجۡعَل لِّيٓ ءَايَةٗۖ 

"Yā Allāh, berikanlah aku tanda bahwasanya aku akan mempunyai keturunan"

Allāh firmankan,

قَالَ ءَايَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ ٱلنَّاسَ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٍ إِلَّا رَمۡزٗاۗ

"Bukti bahwasanya engkau akan memiliki keturunan istrimu hamil dengan tanda engkau akan melalui suatu keadaan di mana engaku akan bisu selama tiga hari"

  وَسَبِّحۡ بِٱلۡعَشِيِّ وَٱلۡإِبۡكَٰرِ

"Zakariyya berdakwah kepada kaumnya agar kaumnya senantiasa mengagungkan Allāh di pagi dan sore hari"

(QS. Āli-Imrān: 41)

Subhānallāh.

Makanya sebagian orang Jawa mempunyai keyakinan kalau sudah berkeluarga lama koq tidak mempunyai keturunan, "mbok mupu anak" (kalau sudah lama tidak mempunyai keturunan untuk mengangkat anak), orang jawa kadang menyebut, "gawe pancingan". 

Zakariyya sesudah merawat dan membesarkan Maryam maka dia pun mempunyai keturunan yaitu Yahya.

Thayyib, kita lanjutkan materi kita.

Dan Maryam adalah wanita yang shalihah dan salah satu yang diberitakan bahwasanya Maryam ini menjadi abdi dalem Baitul Maqdis, beliau suka merapihkan masjid, suka bersih-bersih masjid, suka memberikan yang terbaik untuk jama'ah masjid. 

Di zaman sekarang pun di masjid Nabawi ataukah Mekkah itu ada orang-orang yang menjadi abdi dalem masjid yang dikenal dengan al-agha atau al-aghawat. 
 
Kalau di Mekkah mereka ini memiliki tugas membersihkan Ka'bah, mereka ini memiliki tugas menyiapkan ketika Jum'atan (menarik mimbar untuk sebagai khutbah khatib).

Kalau di masjid Nabawi membersihkan Raudhah kadang memberi pengharum di Raudhah menggunakan kayu gaharu di pengimaman. 

Di tahun 2007 atau 2008 jumlah agha masih ada 17 kalau tidak salah, dahulunya banyak berkurang dan berkurang (karena sudah tua) karena mereka adalah orang-orang yang di waqafkan oleh orang tua untuk menjadi abdi dalem masjid Mekkah dan Madinah.

Dan Maryam adalah abdi dalem Baitul Maqdis.

نكتفي بهذا القدر

InsyaAllah dikesempatan lain, kita akan kaji yaitu terkait dengan bagaimanakah Maryam memiliki keturunan. Karena sesungguhnya Rasul menyebutkan,

وأن عيس عبد الله ورسول و الكلمة ألقاه إلى مريم وروح منه

Matur Nuwun atas perhatiannya.
 
سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Senin, 23 November 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqoh 62: Hadīts Ubādah bin Shāmit Bagian Keempat

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa Rabi'ul Akhir 1442 H/ 24 November 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 62: Hadīts Ubādah bin Shāmit Bagian Keempat 
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-062
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KEEMPAT*

بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه،  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 

Ikhwan wa akhawatiy fīllāh rahimakumullāh.

Dan Allāh firmankan: 

وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا

Sebelum Allāh firmankan,

 وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا

maka Allāh firmankan,

 وَإِنِّى سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّ.

"Anak perempuan Imrān ini diberi nama Maryam"

وَإِنِّىٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيْطَـٰنِ ٱلرَّجِيمِ

"Dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk". 

(QS Ali Imran: 36)

Māsyā Allāh, bagaimanakah Zakariyya berkata, 

وَإِنِّى سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ 

(Yā Allāh, aku memberi nama untuk putriku Maryam).

(QS Ali Imran: 36)

Kemudian apa kata Imrān? 

 إِنِّىٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا 

Subhānallāh.

Perhatikan bagaimanakah perkataan Imrān وَإِنِّىٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا (Aku memohon perlindungan untuk perempuan ini dari Engaku) menunjukkan perlindungan yang terbaik adalah perlindungan dari Allāh. 

Kenapa? 

Karena yang namanya seseorang itu lemah, maka memberikan perlindungan adalah yang terbaik, tatkala kita meminta perlindungan maka kita mohon perlindungan kepada Allāh. 

Untuk anak kita, maka di sini Imrān berkata:

وَإِنِّىٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا

"Yā Allāh, aku memohon perlindungan untuk anak ini (Maryam) dari Engkau dari semua godaan syaithan begitu juga keturunannya"

(QS Ali Imran: 36)

Zakariyya memohon kepada Allāh agar Maryam mendapatkan perlindungan, begitu juga keturunannya, mendapatkan perlindungan.

Dari mana?

 مِنَ ٱلشَّيْطَـٰنِ ٱلرَّجِيمِ

(dari godaan syaithan).

Karena sesungguhnya syaithan adalah musuh,

 إِنَّ ٱلشَّيْطَـٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّۭ 

(Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh buat kalian)

 إِنَّ ٱلشَّيْطَـٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّۭ 

(Syaithan itu untuk kalian adalah musuh).

فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّا

"Maka jadikanlah syaithan adalah musuh bagi engkau"

Subhānallāh

Allāh Subhānahu wa Ta'āla firmankan:

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍۢ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًۭا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۖ

Do'a Imrān diterima oleh Allāh, maka Allāh firmankan, 'Allāh Subhānahu wa Ta'āla menerima do'a yang dipanjatkan oleh Imrān. 

(QS Ali Imran: 37)

بِقَبُولٍ حَسَنٍۢ

"Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla menerima dengan yang terbaik" 

وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًۭا

anbata yunbitu artinya tumbuh

وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًۭا

Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan pertumbuhan yang ada pada badan Maryam adalah dengan pertumbuhan yang sempurna. 

وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًۭا

Pertumbuhan dengan sempurna maksudnya adalah dia hidup sehat, dia hidup dengan normal.

Kenapa? 

Karena dia mendapatkan penjagaan dari Allāh dan itu adalah janji Allāh, karena Zakariyya memohon kepada Allāh, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengijabahinya.

Maka demikianlah seorang mukmin tatkala kita hidup senantiasa berharap kepada Allāh dan tidak boleh berputus-asa, bagaimana mungkin Allāh akan memberi jika kita tidak meminta, bagaimana kita akan mendapatkan jika kita tidak meminta. 

Umar bin Khaththāb radhiyallāhu 'anhu pernah berkata:

"Aku tidak khawatir seseorang berdo'a kemudian tidak diijabahi, yang aku khawatirkan adalah seseorang itu lupa berdo'a"

Dan di sini Imrān berdo'a kepada Allāh dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengijabahinya وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًۭا.

وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا

"Dan yang mengkafil (yang menjadi pengasuh) adalah Zakariyya"

Diayat lain dikatakan:

وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُونَ

"Dan wahai engkau Muhammad tidak mengetahui bagaimana tatkala mereka berselisih" 

(QS Ali Imran: 44)

أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَ 

"Siapakah yang hendak mengasuh Maryam?" 

Kenapa? 

Karena masing-masing berharap untuk mengasuh Maryam.

أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَ وَمَا كُنتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُونَ

"Siapa diantara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa"

(QS Ali Imran: 44)

Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan kabar di dalam Al-Qur'ān untuk Rasūlullāh Shallallāhu 'alayhi wa Sallam di mana (ternyata) saudara-saudara Imrān, semuanya berharap untuk bisa menjadikan Maryam sebagai anak asuhnya, dan tatkala diundi أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَ - siapakah إِذْ يَخْتَصِمُونَ
yang hendak mengasuh Maryam dan ternyata yang mengasuh Maryam adalah Zakariyya. 

Maka Allāh firmankan: وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا Maryam diasuh oleh Zakariyya. 

Apakah yang terjadi? 

Salah satu yang diberitakan bahwasanya,

  كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا ٱلْمِحْرَابَ وَجَدَ 

Setiap kali Zakariyya hendak masuk ke dalam mihrāb, hendak berdo'a kepada Allāh (bermunajat, beribadah kepada Allāh), apakah yang dijumpai oleh Zakariyya? وَجَدَ عِندَهَا رِزْقًۭا - ajaib. 

Kenapa? 

Setiap Zakariyya hendak beribadah maka dia jumpai Maryam itu mendapatkan rezeki, ketika musim panas biasanya buah yang muncul adalah kurma, dan ketika musim dingin buah yang biasa dijumpai adalah buah yang datang di waktu musim dingin. 

Tetapi ini ajaib, di waktu musim panas ternyata Zakariyya mendapatkan buah yang muncul di waktu musim dingin jika musim dingin Zakariyya menjumpai Maryam mendapatkan buah yang buah yang biasa muncul di musim panas.

Maka dikatakan: 

كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا ٱلْمِحْرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزْقًۭا

"Maryam membawa buah, Maryam membawa makanan selalu kecukupan."

(QS Ali Imran: 37)

Demikian Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjaga orang yang menjadi kehendak Allāh agar dia senantiasa memperoleh yang terbaik.

 نحتفظ بهذا اقدر

Matur Nuwun atas perhatiannya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Minggu, 22 November 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqoh 61: Hadīts Ubādah bin Shāmit Bagian Kedua

🌍 BimbinganIslam.com
Senin 08 Rabi'ul Akhir 1442 H/ 23 November 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 61: Hadīts Ubādah bin Shāmit Bagian Kedua
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-061
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KETIGA*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه،  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Ikhwan wa akhawati fīllāh rahimakumullāh.

Kita lanjutkan. Upaya seseorang untuk memperoleh ikhlas adalah dengan mengingat mati. Orang suatu saat akan wafat dan ingat bahwasanya dengan seseorang itu wafat, maka harta yang dia miliki akan menjadi warisan (pakaian, kendaraan). Semua akan ditinggal, yang tersisa adalah amalnya.

Ingatlah, ketika seseorang itu ingin memperoleh ikhlas maka ingatlah kematian. Suatu saat akan berada di dalam kuburan, sendiri. Tidak ada yang bisa menyelamatkannya kecuali amalnya.

Maka kalimat: لَا إلَهَ إلَّا اللّهَُّ adalah sesuatu kalimat yang azhim. Upaya seseorang untuk memperoleh ikhlas adalah tidak beramal kecuali karena Allāh, bukan karena pujian.

Seseorang, untuk memperoleh ikhlas adalah tidak memperdulikan ucapan orang.

Pepatah Arab mengatakan: 

 رضا الناس غاية لا تدرك

_"Mencari keridhaan manusia itu tidak akan ada habisnya."_

Selanjutnya:

وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

_"Dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba Allāh dan Rasūl-Nya."_

 وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ 

_"Dan bahwasannya Isa adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya."_

Isa adalah putra dari Maryam. Maryam adalah wanita yang shalihah. 

Disebutkan di dalam Al Qur'ān:

إِذْ قَالَتِ ٱمْرَأَتُ عِمْرَٰنَ رَبِّ إِنِّى نَذَرْتُ لَكَ مَا فِى بَطْنِى مُحَرَّرًۭا فَتَقَبَّلْ مِنِّىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

_Ingatlah, tatkala isteri 'Imrān berkata, "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."_

(QS. Āli Imrān: 35)

Istri Imrān dalam keadaan hamil, dan dia adalah wanita yang mulia dan dia berharap apa yang dikandungnya menjadi keturunan yang baik. 

Subhānallāh.

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّى وَضَعْتُهَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلْأُنثَىٰ ۖ 

_Maka tatkala isteri 'Imrān melahirkan anaknya, diapun berkata, "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allāh lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak,"_

(QS.  Āli Imrān: 36)

Laki laki itu berbeda dengan perempuan. Maka berdasarkan ayat ini maka seorang laki-laki harus memahami bahwasanya istri yang dia miliki adalah istri yang lemah. Jika seseorang memiliki anak perempuan, maka dia harus tahu bahwasanya anak perempuan yang dia miliki adalah lemah karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan:

 وَلَيْسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلْأُنثَىٰ

 _"Laki-laki berbeda dengan perempuan."_

Laki-laki kuat badannya, laki-laki kuat fisiknya, laki-laki berisi dan berotot. Laki-laki kuat akalnya, laki-laki kuat semuanya. Badannya kuat, berotot dengan kehidupan yang dia lalui juga bisa kuat, pekerjaan yang dia lalui juga dia bisa bersabar.

Laki-laki jika memiliki masalah dia cenderung diam, dan tidak mudah untuk goyang. Jika dia bercerita tentang masalahnya hanya kepada orang yang dia percaya. Jika temannya dipercaya, tidak akan menceritakan masalahnya, dia akan cerita. Selebihnya dia simpan sendiri. Yang tidak pantas orang lain tahu tidak perlu cerita, berbeda dengan perempuan.

Perempuan lemah fisiknya. Perempuan perasaannya jauh di kedepankan. Perempuan kadang diam-diam menangis. Berapa banyak ibu-ibu, khususnya mendekati lebaran, meneteskan air mata menangis, ingat anaknya, ingat cucunya. Apalagi kalau dikabari bahwa mereka tidak bisa pulang, tambah menangis. Tapi kadang kemudian diam, "Bu, tidak usah nangis Bu," "Iya," tapi tetap nangis.

Dan kemudian anak minta nomor rekening, "Bu, nyuwun nomor rekening tak kirim mawon." "Yo wes, rapopo gak mulih, rapopo."

Subhānallāh 

Perempuan lemah, fisiknya lemah, perasaannya lemah. Perempuan kadang diam, kenapa? Karena tidak ada yang diajak berbicara. 

Begitu temannya datang, "Oh, Măsyā Allāh," karena sudah sepuluh tahun lebih tidak bertemu pagi sampai siang cerita, bisa kuat. Kenapa, masing-masing cerita sama temannya selama 10 tahun di ringkas. 

Subhānallāh.

وَلَيْسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلْأُنثَىٰ

Perempuan lemah, maka disini seorang laki-laki hendaknya  berlaku bijak kepada istrinya dan anak perempuannya.

Kenapa? 

Karena perempuan itu lemah.

Dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan di dalam satu hadīts:

مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ منكم مِنْ إِحْدَاكُنَّ 

_"Aku tidak pernah menjumpai seseorang yang memiliki akal yang lemah, agama yang kurang, ternyata bisa mampu mengoyahkan prinsip yang ada pada seorang laki-laki yang kuat."_

(HR Al Bukhari no 304. Kitabul Haidh, Bab Tarkul Haa'idhi Ash Shaum)

Subhānallāh.

Terkadang sebagian laki-laki ingin sedekah dengan jumlah yang banyak, karena ketahuan istrinya, istrinya mengatakan, "Mbok ojo okeh-okeh (jangan banyak-banyak)." Akhirnya bagaimana? Dia tetap sedekah tetapi berkurang jumlahnya.

Tapi ada juga seorang wanita, ketika suaminya akan bersedekah sekian, justru dia (istrinya) mengatakan, "Tambah sedekahnya, lebih banyak lagi pak," māsyā Allāh. 

Yang jelas Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan bahwasanya perempuan: نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ , akalnya tidak sempurna, agamanya juga demikian. Tapi ternyata bisa menggoyahkan prinsip yang ada pada seorang laki-laki yang kuat.

Subhānallāh.

Maka Allāh menyebutkan: وَلَيْسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلْأُنثَىٰ.

Dikatakan bahwasanya bagaimana perempuan itu: نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ. 

Bukankah jika dia haidh tidak shalat, bukankah jika dia haidh tidak berpuasa? Inilah yang bisa membuat seorang perempuan menjadi: نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ. 

Tetapi semua ini muqaddar (atas kehendak Allāh).

 نحتفظ بهذا اقدر

Matur Nuwun atas perhatiannya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Rabu, 18 November 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqoh 60: Hadīts Ubādah bin Shāmit

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 04 Rabi'ul Akhir 1442 H/ 19 November 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc.
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 60: Hadīts Ubādah bin Shāmit 
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-060
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KEDUA*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه . لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا و رسولاً رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 

Ikhwan wa akhawatiy fīllāh rahimakumullāh.

Syaikh Abdul Azīz Al Hajj di Mekkah pernah memberikan penjelasan pada salah satu isi ceramah beliau, bahwasanya di zaman dahulu ada seorang suami. Pagi mau berangkat  bekerja, istrinya membawakan bekal makanan dan minuman dan dia bawa bekal dan minuman tersebut ke pasar.

Istri yang di rumah menganggap dan mengira suaminya akan sarapan di pasar. Sampai di pasar ternyata makanan yang dia bawa, minuman yang dia bawa, dia bagikan kepada faqir dan miskin. 

Orang-orang pasar mengatakan:

"Bapak ini, orang ini, sudah sarapan di rumah, sehingga sisa sarapannya di bawa ke pasar."

Subhānallāh.

Orang pasar tidak tahu, kalau orang ini puasa, bahkan istrinya pun juga tidak tahu kalau suaminya berpuasa, luar biasa, إحفع الأعمل, menyembunyikan amal.

Ada seorang yang bernama Uwais Al Qarni. Uwais Al Qarni, orang yang mendapatkan pujian dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bahwasanya do'anya mustajab. Jika dia berdo'a maka dia mustajab.

Uwais Al Qarni pernah mendapatkan suatu keadaan yang berat, di mana beliau memiliki penyakit barrash yaitu penyakit belang di badannya. Dan beliau berdo'a kepada Allāh semuanya sembuh kecuali tinggal sebenar uang logam.

Dan dia (Uwais Al Qarni) sangat berbakti kepada ibunya, maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam suatu saat pernah bersabda:

"Akan datang Uwais dari Qarn,  jika kalian berjumpa dengannya maka mintalah do'a darinya, karena sesungguhnya jika dia berdo'a maka do'anya akan mustajab."

Sehingga salah satu yang diberitakan adalah jika ada orang-orang Yaman datang ke kota Madīnah, maka Umar senantiasa berkata dan bertanya:

"Apakah di antara kalian ada seorang yang bernama Uwais?" "Tidak ada," maka Umar pun meninggalkannya.

Sampai suatu saat jawaban yang diharapkan pun datang, Umar bertanya dan berkata:

"Apakah diantara kalian ada yang bernama Uwais?" 

Dijawab, "Ada."

Maka Umar pun memanggilnya dan Uwais pun mendekat kepadanya, Umar berkata dan bertanya:

"Apakah dahulu engkau pernah kena penyakit barrash dan Allāh sembuhkan kecuali tinggal sebesar uang logam?"

Maka dikatakan, "iya."

Kemudian Umar bertanya:

"Apakah dahulu engkau memiliki ibu dan engkau senantiasa berbakti kepadanya?" 

Maka Uwais berkata, "Benar."

Kemudian Umar berkata: 

"Sungguh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda seperti ini: Jika kalian berjumpa dengannya (Uwais) maka mintalah do'a darinya.

Atas dasar itulah Umar bin Khaththāb meminta doa kepada Uwais agar mendo'akan.

Maka Uwais pun berdo'a. Sesudah Uwais berdo'a, maka salah satu yang ditanyakan oleh Ummar:

"Uwais, engkau mau kemana?"

Maka Uwais berkata, "Ke Kuffah."

Maka  Umar berkata:

"Aku akan berikan kepada engkau kertas dan aku akan tulis. Jika engkau sampai di sana  maka gubernur akan memberikan pelayan kepada engkau." 

Apakah kata Uwais? 

Uwais berkata:

"Aku hidup tenggelam dengan keadaan, tenggelam dibanyak orang, tidak terkenal di kalangan khalayak, jauh lebih aku sukai daripada aku menjadi orang yang terkenal."

Subhānallāh.

Bagaimanakah perbedaan Uwais dengan orang-orang di zaman sekarang? 

Zaman sekarang orang dikenal dengan hubbuzh zhuhur yang artinya gemar nampil. Gemar tampil, gemar atau suka tenar atau yang dikenal dengan sebutan pencitraan.

نحتفظ بهذا القدر

Matur Nuwun atas perhatiannya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Selasa, 17 November 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqoh 58: Keutamaan Tauhīd Bagian Kesepuluh

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 02 Rabi'ul Akhir 1442 H/ 17 November 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc.
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 58: Keutamaan Tauhīd Bagian Kesepuluh
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-058
〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KESEPULUH)* 


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mendapat wahyu, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam harus menikah dengan seseorang wanita yang bernama Zainab bintu Jahsy. 

Zainab bintu Jahsy adalah seorang wanita pemuka Quraisy yang mulia yang pernah menikah dengan Zaid,  dan Zaid adalah anak angkat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. 

Pada awalnya keluarga Zainab tidak mau menikahkan dengan Zaid. Tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam datang, mereka menyambut dengan baik mereka beranggapan bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang akan meminang Zainab untuk dirinya. Ternyata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam datang meminang Zainab untuk anak angkatnya (Zaid), Subhānallāh.

Mereka tidak suka dengan Zaid, mereka tidak mau Zainab menikah dengan Zaid akan tetapi turunkan ayat:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍۢ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ

_"Tidak sepatutnya bagi seorang mukmin dan mukminah jikalau Allāh dan Rasūl-Nya menentukan suatu masalah kemudian menjadikan yang lainnya sebagai pilihan."_

(QS. Al Ahzāb: 36)

Ketika turun ayat ini, merekapun rela dan menyambut dengan baik, sekalipun berat.

Akhirnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pun menikahkan Zainab bintu Jahsy dengan Zaid.  

Begitu berjalan waktu, Zaid merasa berat berkeluarga dengan Zainab. Zaid mengadu kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sehingga Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, "Sabar."

Kemudian turunkan ayat ini: 

أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ 

_"Tahanlah terus isterimu."_

(QS. Al Ahzāb: 37)

Turunnya ayat ini berat bagi Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, akan tetapi tetap Beliau sampaikan.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam akhirnya diperintah Allāh Subhānahu wa Ta'āla untuk menikah dengan Zainab bintu Jahsy sesudah Zaid menceraikan Zainab dan selesai iddahnya. 

Tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berada di Mekkah, berharap pemuka-pemuka Quraisy datang dan menyambut Islām.
akan tetapi mereka enggan. 

Justru yang datang adalah seorang yang bernama Abdullāh ummi Maktub (seorang buta dan miskin).

Kemudian turunlah firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓ ۞ أَن جَآءَهُ ٱلۡأَعۡمَىٰ ۞ 

_"Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling, karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullāh bin Ummi Maktum)."_

(QS. Abasa: 1-2)

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam beraut muka masam ketika datang Abdullāh bin Ummi Maktum, maka seakan-akan Allāh memberikan teguran yang keras kepada Rasūl-Nya.

Seakan-akan Allāh firmankan:

"Apa manfaatnya engkau wahai Muhammad memiliki muka yang muram di depan orang yang buta?"

Turun ayat tersebut dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallampun menyampaikan. Disini nenunjukkan bahwa Rasūlullāh adalah seorang utusan Allāh dan Beliau tidak berdusta.

Apapun ayat yang turun baik senang atau tidak senang, Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam sampaikan.

Maka tidak ada nabi dari Jawa, dari Klaten, dari Banyumas, dari Surabaya,dari Jakarta, dari Bantul, dari Cilacap, dari Purwokerto, Purworejo, tidak ada.

Kenapa? 

Bisa jadi kalau nabi dari Jawa, banyak syar'iat yang tidak disampaikan.

Kenapa? 

Pekewuh, merasa tidak enak (ketika akan menyampaikan wahyu yang semisal itu).

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dipilih oleh Allāh dari orang Arab.

وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ ۞ إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡيٞ يُوحَىٰ

_"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'ān) menurut kemauan hawa nafsunya. Tidak lain (Al Qur'ān itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."_

(QS. An Najm: 3-4)

Apa yang dikirim kepada Rasūl-Nya adalah wahyu Allāh, apa yang keluar dari lisannya tidak lain adalah wahyu yang Allāh wahyukan, bukan dari hawa nafsunya.


Nataufīq bihadzal qadar, terima kasih atas segala perhatiannya, lain waktu kita sambung lagi pada lanjutan hadīts Ubādah ibn Shāmit.

Matur Nuwun atas perhatiannya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Kitāb At-Tauhīd 🔊 Halaqoh 59: Hadīts Ubādah bin Shāmit

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 03 Robi'ul Akhir 1442 H / 18 Novmber  2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 59: Hadīts Ubādah bin Shāmit 
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-059
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN PERTAMA*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه . لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا و رسولاً رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 

Ikhwan wa akhawati fīllāh rahimakumullāh.

Syukur kita kembali kita panjatkan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla atas nikmat dan karunia yang telah Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan.

Kembali kita lanjutkan di hadīts Ubādah ibnu Shāmit yang diriwayatkan oleh Imam Bukhāri dan Muslim.

عن عُبادة بن الصامت  قال: قال رسولُ الله ﷺ: مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَل

_Dari Ubādah bin Shāmit (semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla meridhainya) Rosūlullāh shollallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:_

_"Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada dzat yang berhak untuk disembah kecuali Allāh semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dan Muhammad Rasulullah adalah hamba dan Rasūl Allah, begitu juga Isa adalah hamba Allah serta Rasul Allah dan kalimat yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla kirimkan kepadanya, kalimat Allāh yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan kepada Maryam dan ruhnya dari Allāh, surga adalah hak, meyakini bahwasanya neraka adalah hak, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memasukan dia ke dalam surga sesuai dengan amal yang dia lakukan."_

(HR Bukhari no 3435 dan Muslim no 28)

Ikhwan wa akhawati fīllāh rahimakumullāh.

Tentunya kita punya kewajiban untuk ikhlas di dalam beribadah. 

Sehingga ada seorang yang bernama Sufyan Ats Tsauri, beliau mengatakan:

ما ألسة شيأ اشد علي من يد

_"Tidak lah ada sesuatu hal yang senantiasa aku perbaharui yang sangat sulit, yang sangat berat kecuali aku senantiasa untuk menekankan terkait masalah ketulusan niat."_

Maka disebutkan juga di suatu penjelasan lain, bahwasanya Umar bin Khaththāb suatu saat pernah berkata:

اللهم اجعل  كل الأعمل صالحًا، واجعله لوجهك خالصًا

_"Yā Allāh,  jadikanlah seluruh amal yang aku lakukan adalah amal yang shalih dan aku memohon kepada Engkau agar Engkau menjadikan semua amal shalih yang aku lakukan adalah tulus ikhlas karena Engkau ya Allah."_

Menunjukkan semua orang untuk ikhlas di dalam beribadah, ikhlas di dalam mentauhīdkan Allāh. Maka upaya seseorang untuk memperoleh ikhlas adalah:

⑴ Memperbanyak do'a.

Abdullāh bin Mas'ūd pernah berkata: 

"Amal suatu amalan, ataukah perkataan, tidak akan bermanfaat kecuali amal tersebut adalah amal yang shalih."

Perkataan, perbuatan dan amal shalih tidak bakalan bermanfaat kecuali dengan niat yang tulus, menunjukkan syarat diterimanya suatu amalan adalah ikhlas. Dan yang kedua adalah: المتابعه (sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa Sallam).

⑵ Upaya seseorang untuk memperoleh ikhlas adalah Ikhfaul amal  (الإخفعل الأعمل).

Apakah yang dimaksud Ikhfaul amal? 

Yang dimaksud ikhfaul amal adalah menyembunyikan amal. 

Upaya seseorang untuk memperoleh ikhlas adalah ikhfaul amal (menyembunyikan amal), tentunya sebagian orang suka amalnya dilihat. Bahkan ada sebagian orang yang melakukan ketaatan, semestinya orang lain tidak tahu, akhirnya diberitakan kepada orang lain agar orang lain tahu.

Kalau sekiranya dia shalat dhuha saja tidak harus woro-woro, ganti status di HP, "Dhuha dulu, ah." Yang kadang tadinya ikhlas kemudian tercantum suatu hal yang disitu bisa membuat seseorang riya'.

Bahkan ada juga sebagian orang tatkala melakukan suatu amalan, apa yang dilakukan? 

Membuat status,  (misalnya) memfoto sajadah, bahkan ada juga yang begitu ingin melakukan ketaatan, dia minta temannya untuk memfoto. Orang Indonesia termasuk orang yang suka foto. 

Mau berangkat haji, mau berangkat umrah di rumah foto. Sampai di bandara mereka foto. Naik pesawat foto, dalam pesawat foto, mendarat di Arab foto, ketemu orang Arab foto, masuk masjid Nabawi foto, keluar masjid foto lagi. Mau berangkat umrah memakai kain ihram foto di hotel, di Bir Ali foto lagi, sampai di Mekkah foto lagi ketemu unta di Arafah foto lagi, suka foto.

Sebagian orang: حب ه أظهور , suka untuk memamerkan amalan.

Upaya seseorang untuk memperoleh ikhlas adalah: إحفأوالأمل, menyembunyikan amal.

نحتفظ بهذا القدر
 
Matur nuwun atas perhatiannya.
 
سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Minggu, 15 November 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqoh 057: Keutamaan Tauhīd Bagian Kesembilan

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 01 Robi'ul Akhir 1442 H/ 16 November  2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 057: Keutamaan Tauhīd Bagian Kesembilan
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-057
〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD BAGIAN KESEMBILAN*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ

"Bahwasanya Muhammad adalah hambanya Allāh"

Abduhu (عَبْدُهُ) sesuatu hal yang biasa, tatkala disandarkan kepada suatu hak yang istimewa jadilah istimewa. Suatu hal yang biasa tatkala disandarkan kepada yang mulia maka jadilah mulia.

Baitun (بيت) rumah.

Seseorang bisa jadi bertanya kepada  tetangganya, "Mau kemana pak?", Saya mau ke kantor Depag, kemudian rencananya saya mau ke Bank. Ada acara apa, pak?  Saya, In syā Allāh akan pergi ke Baitullāh (rumahnya Allāh).

Baitun (بيت) itu biasa, tapi begitu Baitullāh (rumahnya Allāh) jadilah mulia Ka'bah.

Unta (نَاقَة) Untanya Allāh (ناقة الله) jadilah mulia, begitu juga ketika kita melihat yang namanya sesuatu disandarkan kepada yang mulia maka jadilah mulia. 

Saudi Arabia, raja Fahd bin Abdul Azīz, begitu raja Fahd meninggal di ganti oleh raja Raja Abdullāh, begitu raja Abdullāh diganti raja Salman.

Raja Fahd gelarnya adalah khadim, raja Abdullāh juga khadim,  raja Salman gelarnya juga khadim. 

Apa itu khadim? 

Khadim adalah jonggos (pembantu).
Khadim adalah pelayan.

Tapi begitu disandarkan kepada sesuatu hal yang mulia (Mekkah, Madīnah), Mekkah dan Madīnah dua-duanya mulia. Al-masjid An-Nabawi Asy-Syarif, Mekkah Al-Mukarramah, mulia. 

⇒ Mekkah dan Madīnah dikenal dengan Al-Haramain (dua kota tanah suci).

Gelarnya raja sampai sekarang adalah Al-Khadimu Al-Haramain (pelayan dua kota tanah suci). Disini pelayan tetapi jadi mulia 

Dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah mulia, Abdullāh (hambanya Allāh) 

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ 

"Maha Suci Allāh dzaat yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam)"

⇒ Bi'abdihi (بِعَبْدِهِ) hamba-Nya Allāh. 

Maka di hadīts ini وأن محمداً عبده ورسوله.

Begitu kita berbicara Rasūl disandarkan kepada yang mulia maka jadilah mulia.

Nabiyullāh, Yā Nabi Allāh 

Yā Rasūlullāh.

Wahai Rasūl Allāh. 

Begitu kita berbicara Rasūl Allāh, maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak berdusta. 

Abdullāh bin Mas'ūd mengucapkan  اصادق المسدق orang yang dipercaya, akhlaqnya masduq, ucapannya masduq, perilakunya masduq. 

√ As-Shadīq, Rasūlullāh selalu jujur.
√ Al-Masduq yang diyakini akan kebenarannya.

Maka seorang mukmin meyakini bahwasanya Muhammad adalah Abdullāh wa Rasūlullu dan Rasūl-Nya Allāh. Rasūl-Nya Allāh tidak akan berdusta.

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tatkala beliau mendapatkan wahyu, menyenangkan untuk dirinya, beliau sampaikan,menyedihkan untuk dirinya beliau sampaikan, berat untuk dirinya beliau sampaikan. Subhānallāh.

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰٓ

"Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas" 

(QS. Adh-Dhuha:5)

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam senang, Allāh akan memberikan kepada engkau wahai Muhammad apapun yang engkau inginkan sehingga engkau ridha. 

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?"

(QS. Al-In syiroh:1)

Sesuatu hal yang menyenangkan maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyampaikan.

Sesuatu hal yang berat tetap Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sampaikan.

Kapan?

Tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dimaki oleh Abū Lahab:

"Celakalah engkau wahai Muhammad, apakah karena ini engkau mengumpulkan kami?"

Maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan pembelaan untuk Nabi kita, sekalipun dia harus berhadapan dengan pamannya (Abū Lahab).

Abū Lahab memiliki muka yang padang, karena mukanya terang maka beliau di kenal dengan Abū Lahab seperti menyala, nama Abū  Lahab adalah Abdullāh Uzza. 

Begitu juga istrinya  حَمَّالَةَ ٱلْحَطَب yang akan membawa kayu bakar,  حَمَّالَةَ ٱلْحَطَب selalu membuat gusar, selalu memanas-manasi orang-orang di sekitar Mekkah untuk memberikan perilaku buruk kepada Rosūlullāh shollallāhu 'alayhi wa sallam. 

Suatu saat, saya pernah membuat soal, "Masmu Abū Lahab? (Siapakah namanya Abū Lahab)?" Abūl Uzza, oh benar. Tetapi kadang kami membuat pertanyaan Ismu Abū Lahab Abdullāh Uzza wa masmu jauzatihi? (Abū  Lahab bernama Abdullāh Uzza, yang menjadi pertanyaan adalah siapa nama istrinya)?" Ada santri (siswa) yang menjawab karena ini Abū maka nama istrinya Ummu Lahab,  padahal nama istrinya Abū Lahab adalah Ummu Jamil". Karena istri Abū Lahab kemudian bernama Ummu Lahab, ini tidak benar!

Nataufīq bihadzal qodar, terima kasih atas segala perhatiannya. 

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Rabu, 11 November 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqoh 056: Keutamaan Tauhīd Bagian Kedelapan

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis 26 Rabi'ul Awwal 1442 H/ 12 November  2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 056: Keutamaan Tauhīd Bagian Kedelapan
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-056

〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEDELAPAN)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

_"Dan bersaksi bahwasanya Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya."_

Seorang mukmin mempunyai kewajiban untuk bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba Allāh dan Rasūl-Nya.

Seseorang jika mengatakan syahdataini:

اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمد رسول الله

Jadilah dia muwahīd. 

Tidak benar seseorang hanya mengatakan: واشهد ان محمد رسول الله  , bersaksi hanya Muhammad saja, bersaksi kepada kebenaran risalah nubuwah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam sementara dia tidak bersaksi akan keberadaan(ke-Esa-an) Allāh. 

Maka disini tidak sah, karenanya seseorang harus bersaksi bahwasanya tidak ada dzat yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allāh.

Dua kalimat ini dikenal dengan syhadatain:  اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمد رسول الله.

Ikhwan Akhawatiy rohimakumullāh 

Seseorang begitu bersaksi bahwasanya Rasūlullāh Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah utusan Allāh, Rasūl Allāh, maka disini mewajibkan seseorang meyakini bahwasanya Rasūl adalah manusia biasa.

Karena orang-orang Nashrani menjadikan nabi mereka (Nabi Isa) menjadi Tuhan, nanti kita bahas pada hadīts:  وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

Baik kita lanjutkan.

من اشهد ان لا اله الا الله 

_"Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada dzat yang berhak disembah kecuali Allāh."_
  
Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata sajalah yang berhak untuk disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya, menunjukkan tidak ada dzat yang berhak untuk disembah di muka bumi ini, apapun dia, siapapun dia kecuali Allāh.  

ان محمد عبده و رسول الله

Dan salah satu yang diberitakan tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam lahir ada lima atau enam orang yang bernama Muhammad dan masing-masing orang tua berharap bahwa dia lah yang bakalan menjadi nabi.

Jadi tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam lahir di zaman tersebut (waktu tersebut) ada lima atau enam orang yang memiliki nama yang sama yaitu Muhammad.

Kita diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam agar bersaksi dengan: ان محمد.

Muhammad siapa ini? 

Karena banyak Muhammad, dan yang dimaksud adalah Muhammad bin Abdillāh,  ayahnya Abdullāh bin Abdul Muthālib,  kakeknya  Ibnu Hasyim, kakek buyutnya Ibnu Abdul Manaf, canggahnya Bin Qushoy,
 warengnya Ibnu Kilab, Orang jawa bilang "udek-udek gantheng siwur", Subhānallāh.

Dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memiliki nasab yang sangat mulia sampai Adnan ibn Ismail ibn Ibrohim alayhissallām. 

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda bahwasannya kakek-kakek Beliau semuanya menikah dengan cara yang benar (nikah dengan cara yang syar'i).

Nahmadullāh, bersyukur kita kepada Allāh, tatkala kita memiliki orang tua, ayah ibu kita jelas.

Sedih tatkala seseorang ditanya, "Siapa nama ibu dan ayahmu?" Kemudian dia melihat langit karena sedih (menangis), kenapa? 

Karena ketika dia dilahirkan ayahnya sudah meninggal, sementara ibunya tidak memberitahu siapa nama ayahnya. 

Barangkali karena anak ini lahir dari hasil perzinahan atau bisa jadi anak ini lahir dari seorang ibu dan ternyata ibunya adalah seorang pelacur, wal iya'udzubillāh. Sehingga tidak tahu bapak yang mana.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah Muhammad ibn Abdillāh ibn Abdul Muthālib ibn Hasyim ibn Abdi Manaf ibn Qushoy ibn Kilab Al-Hasyimi, Al Khotam Al Nubuwwah,
Khotaman Nabiyyīn,  Imāmul Mursalīn. 

Nataufīq bihadzal qadar, terima kasih atas segala perhatiannya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Selasa, 10 November 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqoh 055: Keutamaan Tauhīd Bagian Ketujuh

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu 25 Rabi'ul Awwal 1442 H/ 11 November  2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 055: Keutamaan Tauhīd Bagian Ketujuh
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-055
〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD BAGIAN KETUJUH*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Dikatakan: 
 
إِلَّا مَن شَهِدَ بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

"Kecuali mereka yang bersaksi dengan haq" 

Yang di maksud dengan bersaksi dengan yang haq adalah kalimat tauhīd وهم يعلمون di sebutkan di dalam surat Az-Zukhruf ayat 86.


وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

"Dan mereka mengenalnya"

وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

"Dan mereka sadar diri"

وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

"Dan mereka mengetahui"

Perhatikan! 

Bagaimanakah Allāh Subhānahu wa Ta'āla, memberikan pujian kepada mereka yang bertauhīd. 

مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ

وَحْدَهُ

"Hanya (Dia) Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata yang berhak untuk disembah"

لاَ شَرِيكَ لَهُ

"Dan tidak ada syarikat baginya"

لاَ شَرِيكَ لَهُ

"Tidak ada sekutu bagi Allāh"

Tentunya Allāh berfirman:

إِلَّا مَن شَهِدَ بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

"Kecuali mereka yang bersaksi dengan kalimat tauhīd dan mereka mengenalnya"

Begitu kita berbicara, mereka bersaksi akan kebenaran tauhīd dan mereka mengetahui. Yang namanya ilmu bisa digali yang dikenal dengan mukasabah.

Ilmu itu bisa dicari yang di kenal dengan muktasab, ilmu yang bisa dipelajari.

Ilmu juga sifatnya adalah ghariji, ilmu tersebut ada dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah tanamkan kepada semua orang. 

Begitu kita berbicara ilmu itu ghariji maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: 

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَة

"Setiap jiwa dilahirkan atas fitrah"

Menunjukkan tidak ada orang di dunia ini ujug-ujug (tiba-tiba), tiba-tiba jatuh dari langit. Tidak ada! Tidak mungkin!

Adam alayhissalām adalah orang yang pertama Allāh Subhānahu wa Ta'āla ciptakan di dunia ini.

Allāh menciptakan Adam, kemudian Allāh menciptakan Hawa sesudah itu semua yang lahir melalui proses dengan يُوْلَدُ dilahirkan. Bahkan nabiyullāh Isa alayhissalām pun dilahirkan dari perut seorang wanita yang mulia yaitu Maryam.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

إِلَّا مَن شَهِدَ بِٱلْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

"Kecuali orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya)"

(QS. Az-Zukhruf:86)

Tadi kita sampaikan bahwasanya orang itu mengenal Allāh dengan ghariji.

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَة

Disebutkan di dalam hadīts riwayat Imam Al- Bukhari dari jalan Abū Hurairah.

"Semua orang dilahirkan dalam keadaan bertauhīd"

Dan yakin seorang mukmin bahwasanya Tuhannya ada di atas, bisa diperhatikan jika seseorang sedang berdo'a maka orang tersebut akan menemgadahkan kedua tangannya ke arah langit, menunjukkan  Tuhan itu di atas.

Jika kita bersaksi (bersumpah) dengan mengatakan,"Wallāhu, Tallāhu, Billāhi" sambil menunjukkan telunjuk kita ke arah atas. Menunjukkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla di atas, dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla dzaat yang Maha Esa.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan:


كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَة

"Setiap yang dilahirkan atas fitrah"

⇒ Yang di maksud fitrah adalah tauhīd. 

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ

"Fitrah Allāh yang telah Allāh tetapkan kepada manusia"

(QS. Ar-Rum:30)

Dan ilmu mengenal Allāh bisa jadi dengan cara seseorang itu menggali, dengan cara belajar, dengan cara memperhatikan, memperhatikan tanda di antara tanda kebesaran Allāh (bertafakur).

Bertafakur adanya matahari terbit, jika seseorang memperhatikan bagaimanakah matahari itu terbit maka dia melihat bagaimana keagungan Allāh. 

Maka berapa banyak mereka yang di pagi hari pergi ke pantai, berapa banyak mereka yang ke gunung. 

Apa target mereka?

Target mereka adalah matahari terbit dan dia berada di atas gunung.

Māsyā Allāh. 

Melihat di antara tanda kekuasaan Allāh. 

Matahari pun terbit pun, sinar pun senantiasa dirasa dengan baik di kulit terasa hangat, dikulit terasa nikmat, begitu sudah jam 10 siang sudah mulai panas, setengah sebelas tambah panas, Subhānallāh.

Dhuhur tambah panas, sehingga sesudah itu seseorang shalat dhuhur mengagungkan Allāh keluar dari masjid tidak lupa berdo'a.

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ 

Subhānallāh.

Seorang mukmin bertauhīd karena sesudah shalat seseorang dianjurkan untuk mencari karunia yang Allāh berikan, maka dia berdo'a.

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

"Yā Allāh,  aku memohon kepadamu karunia yang telah Engkau tetapkan"

Măsyā Allāh. 

Terkadang seseorang lupa berdo'a, jika keluar dari masjid seseorang diharuskan berdo'a, sebagaimana masuk masjid juga berdo'a.

 اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

"Yā Allāh bukakanlah untukku, pintu-pintu rahmatMu"

Māsyā Allāh. 

Karena sesungguhnya masjid itu penuh dengan rahmat.

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allāh membaca Kitabullāh dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allāh akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” 

(Hadīts riwayat Muslim nomor 2699)

Do'a ketika masuk masjid: 

اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

"Yā Allāh bukakanlah untukku, pintu-pintu rahmatMu"

Do'a ketik keluar masjid:

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

"Yā Allāh,  aku memohon kepadamu karunia yang telah Engkau tetapkan"

Karunia Allāh sangat luas, begitu keluar masjid Māsyā Allāh ada yang langsung ke warung Padang, ada yang ke warung Tegal, ada yang ke warung Sunda, ada yang cari soto, ada yang mencari bakso, ada yang mencari sate.

Subhānallāh.

Perhatikan! Semuanya mereka mendapatkan haknya.

Ada yang suka bakso maka mereka mencari bakso.

Ada yang suka mie ayam, mereka mencari mie ayam.

Ada yang suka sate maka mereka mencari sate.

Subhānallāh.

Semuanya bisa makan dengan baik, karena karunia Allāh. 

Maka disini orang bisa mengenal Allāh dengan tanda di antara tanda kebesarannya.

Mungkin habis makan ada yang selesai makan langsung pulang karena pekerjaan selesai. Ada juga yang kembali ke kantor.

Melihat tanda kekuasaan Allāh, gerimis.
Melihat tanda kekuasaan Allāh begitu ashar moodnya mau pulang.

Subhānallāh, hujan pun reda, dia pun senang memasuki pagi dengan baik sampai sore hari dalam keadaan baik.

Māsyā Allāh. 

Begitu sampai rumah ketemu istri, istri sehat, anak sehat ,orang tua sehat. Māsyā Allāh. 

Sudah berkumpul semua di rumah, hujan lagi luar biasa. oh Māsyā Allāh. 

Tanda di antara tanda kebesaran Allāh,  maghrib pun datang, Māsyā Allāh. 

Matahari terbenam tanda di antara tanda kebesaran Allāh,  di malam hari mendengar suara jangkrik, di malam hari mendengar suara belalang, di malam hari melihat kegelapan malam. 

Māsyā Allāh. 

Dan dia bertafakur, tidak mungkin ini semua ada begitu saja kecuali di sana ada dzaat yang mengaturnya, demikianlah seorang mukmin mengenal Tuhan Nya.

Nataufīq bihadzal qadar, terima kasih atas segala perhatiannya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqah 054: Keutamaan Tauhīd Bagian Keenam

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 24 Rabi'ul Awwal 1442 H/ 10 November 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 054: Keutamaan Tauhīd Bagian Keenam
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-054
〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEENAM)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Berkata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ

_Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada dzaat yang berhak untuk disembah kecuali Allāh dan tiada sekutu bagi-Nya_
 

Man (مَنْ): "Barangsiapa".

Syahida (شَهِدَ): "Bersaksi".

Māsyā Allāh. 

Perhatikan! 

Karena sesungguhnya semua manusia tatkala berada di dalam kandungan, bahkan para arwah telah ditanya oleh Allāh:

أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ

_“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”_

Maka semua arwah, calon-calon manusia, semua mengatakan:  

 قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ

_"Kami bersaksi (akan ke-Esa-an, Engkau yā Allāh)."_
 
(QS. Al A'rāf: 172)

Tidak ada suatu kemuliaan tatkala seseorang hidup, melebihi seseorang mentauhīdkan Allāh. 

Maka di sini:

مَنْ شَهِدَ

_"Barangsiapa yang bersaksi."_

Tentunya seseorang bersaksi dengan ucapan, seseorang adalah muwahīd (bertauhīd) setelah dia bersaksi.

مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

_"Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada dzat yang berhak untuk disembah kecuali Allāh."_

Perhatikan!

Seseorang bersaksi bahwasanya tidak ada dzat yang berhak untuk disembah kecuali Allāh. 

Maka di sini adalah kata-kata:  لاَ إِلَهَ  , yang dikenal dengan an-nafiyyu (peniadaan), atau sesuatu hal yang tidak mungkin ada.

Berikut adalah: إِلاَّ اللَّهُ , yaitu penetapan.

Maka dikatakan: 

النفي أبلغ  من الإثبات

_"Peniadaan itu lebih gamblang (lebih jelas) di banding penetapan."_

Maka di dahulukan kata-kata: لاَ إِلَهَ , tidak ada dzat yang berhak untuk disembah.

Menunjukkan kufur terhadap thāghut (semua yang disembah selain Allāh adalah thāghut) dan beriman kepada Allāh.

مَنْ شَهِدَ 

_"Barangsiapa yang bersaksi."_

Māsyā Allāh. 

Maka di sini orang bersaksi dengan ucapan.

Bagaimana dengan orang yang tidak bisa berbicara?

⇒ Orang yang tidak bisa berbicara dia bisa menulis, dia bersaksi (masuk Islām) bisa dengan menulis dan meyakini apa yang dia tulis adalah haq. 

Bagaimana dengan orang yang  tidak bisa menulis dan bisu, kemudian dia ingin masuk Islām?  

⇒ Seorang kyai atau seorang ustadz melafazhkan kalimat tauhīd, kemudian orang yang akan masuk Islām menganggukan kepalanya, (menganggukan isyarat) bahwasanya dia bersaks maka dia menjadi orang yang muwahīd. 

Mengangguk adalah isyarat bahwasanya dia bersaksi: مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ.

Nataufīq bihadzal qadar, terima kasih atas segala perhatiannya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Minggu, 08 November 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqah 053: Keutamaan Tauhīd Bagian Kelima

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 23 Rabi'ul Awwal 1442 H / 09 November 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 053: Keutamaan Tauhīd Bagian Kelima
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-053
〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KELIMA)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Ikhwah fīlllāh rahimakumullāh.

Kembali kita bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan.Diantara nikmat dan karunia itu adalah seorang menjadi muwahīd yaitu orang yang bertauhīd.

Kembali kita lanjutkan materi kita masih di Kitāb Tauhīd, masih pada pembahasan Fadhul Tauhīd.

وما يكفر من الذنوب

_▪︎Keutamaan tauhīd dan apa yang bisa menggugurkan dari dosa-dosa yang ada_

Pada pembahasan yang lewat telah kami bahas firman Allāh:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ

_"Mereka orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukan keimanan mereka dengan kezhaliman, mereka akan memperoleh keamanan dan mereka akan memperoleh petunjuk._

(QS. Al An'ām: 82)

Dan pada pembahasan yang lewat bahwasanya  para shahabat, mereka khawatir dengan apa yang terkandung di dalam ayat tersebut, sehingga shahabat berkata:

أَيُّنَا لاَ يَظْلِمُ نَفْسَهُ 

_"(Wahai Nabi Allāh,) siapakah di antara kita yang tidak pernah melakukan kezhaliman?"_

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata:

لَيْسَ الأمر كَمَا تَظُنُّونَ

_"Perkaranya bukan seperti apa yang kalian duga."_

انما المراد به الشرك

_Yang di maksudkan ("Kami tidak mencampur adukan keimanan mereka dengan kezhaliman.") adalah syirik._

ألم تسمعوا إلى قول الرجل الصالح - يعني لقمان

_"Bukankah telah kalian dengar apa yang menjadi perkataan seorang laki-laki yang shalih (hamba Allāh yang shalih) yaitu Luqmān.)_

إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌۭ

_"Sesungguhnya syirik (mempersekutukan Allāh) merupakan kezaliman yang paling besar,_

(QS. Luqmān: 13)

Kita lanjutkan pembahasan selanjutnya yaitu hadīts Ubādah bin Shāmit. 

'Ubādah ibn Shāmit adalah sahabat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang sangat mulia, beliau di kenal dengan ketaqwaannya. 

Abdun adalah hamba.
'Ubādah adalah hamba.
'Abad adalah orang yang ahli ibadah.

Hadīts ini adalah hadīts yang shahīh diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhāri 3435.

عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه، قال: قال رسول الله ﷺ مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ، أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ، وَرُوحٌ مِنْهُ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ ‏

عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه

Ikhwan wa Akhawatiy fīlllāh rahimakumullāh. 

Salah satu di antara hal yang patut dibaca tatkala seseorang mendengar rasūl, tatkala seseorang membaca "Muhammad" maka dianjurkan untuk membaca "shallallāhu 'alayhi wa sallam".

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صلاة صلى الله بها عَشْرًا

_"Barangsiapa membaca shalawat kepadaku satu kali maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memberikan pahala 10 kali."_

Māsyā Allāh. 

Terkadang kita jumpai, sebagian orang begitu menulis "Muhammad" terkadang di singkat ص atau صم, kalau orang Indonesia meningkat dengan "saw".

Ada seorang siswa diminta oleh seorang guru untuk menulis sebuah hadīts,  begitu ditulis ص dan م maka guru tersebut memberikan teguran kepada siswa tadi.

"Anta bakhil," kata guru tersebut.

"Panjenengan niki cethil."

"Anda ini pelit"

Kenapa? 

Karena orang yang ketika di sebut nama Nabi kemudian tidak membaca shalawat maka di anggap pelit, di anggap cethil, di anggap medhit .

Begitu juga di dalam penulisan bahasa Indonesia harus ditulis dengan lengkap shallallāhu 'alayhi wa sallam,  tidak disingkat dengan ص atau ص dan م atau صل atau dalam bahasa Indonesia "saw". Untuk Allāh "swt" (Subhānahu wa Ta'āla). 

Maka ketika kita mendengar nama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam disebut, baik itu gelar, julukannya atau namanya kita mengucapkan "shallallāhu 'alayhi wa sallam".

√ Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam. 
√ Rasūl shallallāhu 'alayhi wa sallam. 
√ An Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. 

Demikian seseorang untuk tidak pelit.
Demikian seseorang untuk melatih dirinya untuk melakukan suatu ketaatan (ibadah-ibadah lisan).

Nataufīq bihadzal qadar, terima kasih atas segala perhatiannya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Kamis, 05 November 2020

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqah 052: Keutamaan Tauhīd (Bagian Keempat)

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 19 Rabi'ul Awwal 1442 H / 05 November 2020 M 
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 052: Keutamaan Tauhīd (Bagian Keempat) 
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-052
〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEEMPAT)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Dikatakan:

هُمُ الْآمِنُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

_"Mereka adalah orang-orang yang aman pada hari kiamat."_

الْمُهْتَدُونَ في الدني و الآخيره

_(Bahkan) mereka ini di dunia akan senantiasa mendapat bimbingan (petunjuk) dari Allāh, tatkala mereka di dunia dan di akhirat.)_

Ada salah satu do'a yang disebutkan di dalam Al Qur'ān:

تَوَفَّنِى مُسْلِمًۭا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّـٰلِحِينَ

_"Wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan perjumpakan (gabungkanlah) kami dengan orang-orang yang shalih."_

(QS. Yusuf: 101)

Abdullāh Ibnu Mas'ūd tatkala turun firman Allāh:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ

_"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk."_

Dikatakan:

لما نزل هذه الآية، قَالُوا: أَيُّنَا لاَ يَظْلِمُ نَفْسَهُ؟

_(Abdullāh ibnu Mas'ūd meriwayatkan) tatkala turun ayat ini maka para sahabat berkata, "Siapakah di antara kami yang tidak pernah melakukan kezhaliman?"_

Kenapa? 

Karena yang namanya kezhaliman pasti terjadi disengaja atau tidak.

Anak terkadang melakukan kezhaliman kepada ayahnya atau kepada ibunya.

Ibu dan ayah terkadang melakukan kezhaliman kepada anak-anaknya.

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menepis apa yang menjadi persangkaan Abdullāh bin Mas'ūd. 

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam membawakan firman Allāh:

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

_"Sesungguhnya syirik merupakan kezhaliman yang paling agung."_

(QS. Luqman: 13)

Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhāri, tatkala turun ayat: ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ , para shahabat berkata:

قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّنَا لاَ يَظْلِمُ نَفْسَهُ 

_"Wahai Rasūlullāh, siapakah di antara kami yang tidak melakukan kezhaliman?"_

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata:

لَيْسَ كَمَا تَقُولُونَ ‏ 

_"Bukan seperti apa yang kalian maksudkan dari ucapan kalian."_

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan penjelasan:

لم يلبس إيمانهم بظلم بشرك 

_"Yang di maksud tidak melakukan kezhaliman maksudnya tidak melakukan kesyirikan (tidak pernah menyekutukan Allāh dalam hal peribadatan)."_

أَوَلَمْ تَسْمَعُوا إِلَى قَوْلِ لُقْمَانَ لاِبْنِهِ ‏{‏يَا بُنَىَّ لاَ تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ‏

_"Bukankah kalian mendengar apa yang menjadi perkataan Luqman kepada putranya: Janganlah engkau menyekutukan Allāh, sesunggguhnya syirik merupakan kezhaliman yang besar."_

Begitu juga dari Imam Ahmad:

لما نزلت ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ شق ذلك على أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم

_Tatkala turun ayat ini maka para shahabat sedih (hatinya merasa berat)._

وقالوا أينا لا يظلم نفسه 

_Maka mereka berkata, "Wahai Nabi Allāh,  siapakah di antara kami yang tidak pernah melakukan kezhaliman atas dirinya?"_

قال إنه ليس الذي تعنون 

_"Bukan seperti yang kalian sangka."_

ألم تسمعوا ما قال العبد الصالح

_"Bukankah telah berkata Al 'Abdu As Shalih (hamba Allāh yang shalih)."_

Kita jumpai di dalam Al-Qur'ān ada satu surat yang bernama surat Luqman dan sebagian mengatakan bahwasanya Luqman adalah seorang nabi dan sebagian lagi mengatakan Luqman adalah seorang rasul.

Ada yang memberikan pernyataan bahwa Luqman adalah Abdun atau Abdullāh (hamba Allāh), maka yang benar. Luqman bukanlah nabi  atau rasul tetapi Luqman adalah Al 'Abdu As Shalih (hamba Allāh yang shalih).

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda tentang nasehat Luqman kepada putranya:

يَا بُنَىَّ لاَ تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ‏

_"Wahai putraku, janganlah engkau menyekutukan Allāh, sesunggguhnya syirik merupakan kezhaliman yang nyata (yang besar)."_

Umar bin Khaththāb menafsirkan وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ , adalah seseorang yang menghadap Allāh dia tidak membawa dosa, sehingga artinya dia merasa aman dari semua jenis petaka. 

Imam Al Hasan, begitu juga Al Kalbi, beliau mengatakan:

"Maka mereka akan memperoleh rasa aman waktu di akhirat nanti dan mereka berjalan di atas petunjuk."

Syaikhul Islām rahimahullāh tatkala mengomentari ayat ini, di katakan:

"Mereka orang-orang yang merasa berat, mereka menyangka bahwasanya kezhaliman tersebut adalah suatu hal yang pasti yaitu kezhaliman yang dilakukan oleh hamba itu sendiri, karena setiap orang pasti melakukan kezhaliman sehingga dia tidak akan memperoleh keamanan, tidak memperoleh petunjuk, kecuali siapa saja yang tidak pernah melalukan kezhaliman pada dirinya."

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan penjelasan yang menjadi kehendak Allāh di dalam surat tersebut adalah:

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ في كتاب الله 

_Yang dimaksud tidak melakukan kezhaliman di sini adalah syirik, dan syirik merupakan kezhaliman sebagaimana disebutkan di dalam kitāb Allāh._

Sehingga jika seseorang melakukan syirik maka dia tidak akan memperoleh keamanan, tidak akan memperoleh ketenangan.

Demikian kajian kita di kesempatan hari ini, lain waktu In syā Allāh kita berikan penjelasan lainnya.

Terima Kasih atas segala perhatiannya.

Jazākumullāh Khayran alā husni ihtimāmikum.


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

_______________________

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqah 051: Keutamaan Tauhīd (Bagian Ketiga)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 18 Rabi'ul Awwal 1442 H / 04 November 2020 M 
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 051: Keutamaan Tauhīd (Bagian Ketiga) 
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-051
〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KETIGA)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 
 

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ

_"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk."_

(QS. Al An'ām: 82) 

Maka mereka akan memperoleh: ٱلۡأَمۡنُ (ketenangan), وَهُم مُّهۡتَدُونَ (dan mereka akan diberi petunjuk).

Disini Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan pernyataan bahwasanya orang yang beriman (imannya benar) dan tidak melakukan berbagai macam kezhaliman, maka Allāh akan memberikan: ٱلۡأَمۡن (keamanan), memperoleh as sakinah. 

Allāh memberikan pernyataan bahwasanya orang-orang Quraish ketika musim panas mereka berdagang ke negeri Syām dan ketika musim dingin mereka berdagang ke negeri Yaman.

Allāh berfirman: 

ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍۢ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ

_"Dialah Allāh Subhānahu wa Ta'āla Dzaat yang telah memberikan kepada mereka rasa cukup (cukup makan, cukup minum) tatkala mereka lapar, dan Allāh memberikan rasa aman dari rasa ketakutan."_

(QS. Al Quraish: 4)

Ada orang yang hidupnya selalu diliputi rasa takut (tidak bisa makan) dan rasa tidak nyaman, maka kita harus bersyukur kepada Allāh karena kita masih bisa makan dan minum dengan baik. Alhamdulillāh apa yang menjadi harapan dan cita-cita kita, kita peroleh dengan mudah tanpa ada hal yang menghalangi. 

Ikhwan akhawatiy fīllāh rahimakumullāh 

Ibnu Jarīr ketika beliau mengomentari firman Allāh diatas (QS. Al An'ām: 82), beliau mengatakan, dari Arabiy ibn Annas dia berkata:

الإخلاص لله وحده

_"Ikhlas itu hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata."_

Iman adalah segala sesuatu yang ditunaikan/ dikerjakan/dilakukan untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata.

Ibnu Katsīr mengatakan: 

أي : هؤلاء الذين أخلصوا العبادة لله وحده، ولم يُشرِكوا به شيئًا

_"Mereka orang-orang yang ikhlas di dalam beribadah karena Allāh semata dan tidak menyekutukannya dengan suatu apapun."_

Tentunya suatu hal yang berat. Ketika eseorang melakukan suatu amal  pasti banyak godaan.  Orang hidup pasti banyak cobaan, biasanya menenggok ke kanan atau ke kiri, kecuali mereka yang mendapatkan rahmat dari Allāh. 

Māsyā Allāh. 

Maka dikatakan: 

الذين أخلصوا العبادة لله وحده

_"Mereka yang konsentrasi di dalam beribadah untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata."_

Salah satu di antara penjelasan yang disebutkan para ulama yaitu, "Sekiranya kamu beribadah sendiri di padang pasir pun maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan menguatnya."

Māsyā Allāh 

Dalam artian, apa yang dilakukan oleh seorang hamba diketahui oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Walau orang tersebut sudah menyembunyikannya namun terkadang orang lain tahu.

Al Imam Al Bukhāri rahimahullāh adalah seorang yang sangat ikhlas. Tatkala beliau selesai mengajar dan siswanya sudah diperkenankan untuk pergi karena pembelajaran sudah selesai, beliau rahimahullāh masih tetap berada di masjid sampai beliau yakin tidak ada orang yang melihat.

Kemudian beliau rahimahullāh mengambil benang yang menempel di atas karpet dan mengantonginya. Beliau merasa sudah melakukan perbuatan menyembunyikan amal tetapi salah seorang siswanya melihat dari kejauhan sehingga cerita tersebut beredar sampai sekarang. Māsyā Allāh. 

Bahkan seseorang melakukan ketaatan dan  diketahui oleh banyak orang setelah dia meninggal dunia sebagaimana yang dilakukan oleh Zainal Abidin keturunan Āli bin Abī Thālib radhiyallāhu 'anhu. 

Zainal Abidin sering melakukan ketaatan. Beliau bersedekah gandum untuk para janda di Madīnah. Dan para janda itu tidak tahu siapa yang telah melakukan amal shalih tersebut. Begitu Zainal Abidin rahimahullāh meninggal dunia dan ketika beliau dimandikan ada bekas kapal (kulit menebal) di pundaknya, sehingga orang-orang mengetahui bahwa selama ini beliau adalah orang yang memanggul gandum.

Terima kasih atas segala perhatiannya.

Jazākumullāh Khayran alā husni ihtimāmikum. 

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________