Kamis, 25 Maret 2021

Kitāb Aqiidatut Tauhīd🔊 Halaqah 15 : Pembatal Asy-Syahadatain Bagian 3

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Jum'at, 12 Sya'ban 1442 H/ 26 Maret 2021 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb Aqiidatut Tauhīd
🔊 Halaqah 15 : Pembatal Asy-Syahadatain Bagian 3

〰〰〰〰〰〰〰

*PEMBATAL ASY-SYAHADATAIN* BAGIAN 3 (terakhir) 

بسم الله الرحمن الرحيم 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله 
رضيت بالله رباًّ وبلإ سلام دينا وبمحمد نبيا و رسولاً ربي زدني علما ورزقني فهما 


Sahabat BiAS yang kami muliakan, syukur kita kehadirat Allāh atas nikmat dan karunia yang telah Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan.

Alhamdulillāh kembali kita diberi kemudahan oleh Allāh untuk berthalabul 'ilmi, semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla meridhai kita semua. 

Masih kita membahas Kitāb Aqīdah At-Tauhīd Karya Syaikh Shalih Al-Fauzan rahimahullāh, beliau salah satu anggota MUI (Fatwa) Saudi Arabia. 

Masih pada materi lanjutan yaitu: 

▪Pembatal Keislāman ( نواقض الإسلام)

Berkata muallif hafidzahullāhu ta'āla:

السحرُ، ومنهُ الصرفُ والعطفُ (لعله يقصد عمل ما يصرفُ الرجلَ عن حب زوجته، أو عمل ما يحببها إليه) فمن فعله، أو رضي به كفرَ، والدليل قوله تعالى: {وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ} [البقرة: 102] 

⑺ _Di antara pembatal keislāman adalah sihir, dan di antara sihir adalah الصرفُ والعطفُ (maksudnya) adalah seorang laki-laki yang membenci istrinya atau melakukan pelet. Barangsiapa melakukannya atau ridha terhadap perbuatan tersebut, maka dia dihukumi sebagai orang kafir._

Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ

_"Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, "Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir."_

(QS. Al-Baqarah: 102)

Menunjukkan sihir itu bisa membuat seseorang kufur. Terkait dengan sihir, maka sihir itu bermacam-macam. Ada yang bisa membuat kecintaan seseorang berlebih atau membuat kebencian seseorang berlebih. Walhasil keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu memisahkan antara keduanya. 

Jika suami istri maka suami menjauh dari istrinya atau sebaliknya, apabila pertemanan,  jika semula pertemanan itu baik menjadi terpisah atau semakin terpisah.

Sihir adalah nyata dan nabiyullāh Musa 'alayhissallām pernah terkena sihir yang dilakukan oleh tukang sihir Fir'aun. Bahkan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, beliau pernah terkena sihir dan pelakunya adalah Labīb Ibnu Al-Asham Al-Yahudi.

Ketika Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sedang tidur kemudian datang dua malaikat, satu malaikat duduk di dekat kaki beliau dan yang satunya duduk di dekat kepala beliau.

Kemudian terjadi dialog antara dua malaikat ini,

ما هذا الرجل؟ 

_"Ada yang terjadi pada orang ini?" Maka salah satu malaikat mengatakan, "Dia terkena sihir"._

Siapa yang melakukannya? 

Yang melakukan adalah Labīb Ibnu Al-Asham Al-Yahudi.

Ketika itu Labīb mengambil rambut yang tersisa di sisir Nabi kemudian dibacakan buhul-buhul (jampi-jampi) kemudian rambut tersebut ditanam di sebuah sumur.

Ketika Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bangun, kemudian beliau memerintahkan salah seorang sahabat untuk menguras sumur tersebut dan di dalam sumur itu ditemukan buhul-buhul (ikatan atau simpulan-simpulan) menunjukkan sihir itu ada.

Dan upaya yang baik agar seseorang selamat dari sihir adalah: 

① Sebelum tidur dianjurkan untuk membaca surat An-nas dan Al-Falaq kemudian ditiupkan kearah kedua tangannya, lalu diusapkan ke bagian muka, kepala, badan, tangan dan kaki.  

Jika seseorang merutinkan hal ini, In syā Allāh dia akan dijauhkan dari sihir.

②  Agar seseorang selamat dari sihir, maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: 

من تصبح بسبع تمرات من عجوة المدينة وفي لف

_"Barangsiapa siapa di pagi hari makan kurma"_

Dalam riwayat lain dikatakan, "Kurma Ajwa"

Maka sepanjang hari itu, dari pagi hari sampai sore dia tidak akan terkena sihir atau terkena racun.

Hadīts di atas menyatakan, " Kurma Ajwa", tetapi para ulama mengatakan, "Tidak harus kurma Ajwa tetapi kurma apapun jenisnya"

Menunjukkan kurma adalah makanan yang barakah.

③ Di pagi dan sore hari membaca: 

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

_“Tidak ada Tuhan Selain Allāh, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu"_

Pernah terjadi dialog antara dua orang. Tiba- tiba salah seorang dari mereka berkata kepada temannya, "Maafkan aku!".

Kemudian temannya ini berkata, "Aku akan mengampuni apa yang menjadi permintaanmu tetapi ada satu syarat kamu harus mengatakan apa yang telah kamu perbuat sehingga kamu meminta maaf kepadaku"

Kemudian orang yang ingin meminta maaf mengatakan, "Sesungguhnya empat atau lima tahun yang lalu aku hendak menyihirmu bersama teman-temanku. Tetapi selama ini tidak pernah berhasil"

Kemudian temannya yang akan disihir ini mengatakan, "Sesungguhnya setiap pagi dan sore aku selalu membaca: 

 لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ" 

Sihir itu nyata.  

يُفَرِّقُونَ بِهِۦ بَيْنَ ٱلْمَرْءِ وَزَوْجِهِۦ

_"Memisahkan antara seseorang dengan saudaranya"_

Pernah terjadi di Saudi Arabia, seorang TKW yang baru datang dari Indonesia, suatu ketika dia pergi ke penjahit, penjahit itu orang Pakistan (ganteng tinggi besar rambutnya selalu klimis) sehingga TKW ini bertanya, "Minyak apa yang anda gunakan, sehingga rambut anda rapih?".

Penjahit ini mengatakan, "Jika kamu mau besok datanglah ke sini jam 09.30 pagi" 

Keesokan harinya si TKW datang dan mengambil minyak rambut yang diberikan oleh si penjahit dan membawa pulang minyak tersebut".

Kemudian sore hari si TKW mandi dan menggunakan minyak rambut yang diberikan oleh penjahit tadi, ketika hendak menggunakan minyak tersebut majikannya bertanya, "Minyak apa itu?" Si TKW diam, kemudian mengatakan bahwa minyak tersebut diberi oleh penjahit. 

Kemudian majikannya berkata, "Biar kucoba dahulu sebelum engkau mencobanya" lalu majikan itu memanggil kucing dan menumpahkan minyak tersebut ke badan kucing, setelah kucing tersebut diberi minyak kemudian kucing tersebut dilepas.

Lalu apa yang terjadi? 

Ternyata setiap hari, setiap jam 09.30 pagi kucing itu datang ke rumah penjahit tadi.

Subhānallāh, si penjahit berharap yang datang adalah TKW yang sudah diberi botol minyak ternyata yang datang adalah kucing.

Demikianlah sihir.

Kemudian di antara bentuk pembatal keislāman adalah: 

مظاهرة المشركين، ومعاونتهم على المسلمين، والدليل قوله تعالى: {وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ} [المائدة: 51]

⑻ _Mendukung orang musyrikin dan menolong mereka dalam rangka memusuhi kaum muslimin._

Seharusnya umat Islām menolong umat Islām, tapi ini tidak (umat Islām membantu orang kafir) 

Terkadang orang kafir dikatakan kafir mereka tidak mau, mereka ingin dikatakan non muslim. 

Padahal bahasa Arab hanya mengenal muslim untuk umat Islām dan kafir untuk non muslim.

Dalīlnya firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمۡ فَإِنَّهُۥ مِنۡهُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ

_"Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allāh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim."_

(QS Al-Māidah: 51)

Siapapun di antara kalian menolong mereka, setia kepada mereka, cinta yang luar biasa kepada mereka (orang kafir) maka kalian menjadi golongan mereka (orang-orang kafir).

⇒ Mudhārah (مظاهرة) mendukung atau menyokong

من اعتقد أن بعض الناس يسعه الخروج عن شريعة محمد - صلى الله عليه وسلم - كما وسع الخضر الخروج عن شريعة موسى - عليه السلام - فهو كافر. قلت: وكما يعتقده غلاة الصوفية أنهم يصلون إلى درجةٍ لا يحتاجون معها إلى متابعة الرسول - صلى الله عليه وسلم 

⑼ _Barangsiapa yang memiliki keyakinan bahwasanya sebagian manusia boleh keluar dari syariat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sebagaimana Khidhir keluar dari syari'atnya nabi Musa alayhissallām, maka orang yang demikian dihukumi kafir._

Kenapa? 

Karena nabi khidhir dan nabi Musa memiliki syari'at yang sama, keduanya bertauhīd kepada Allāh. 

Sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Shufi ghulāt. Mereka meyakini bahwasannya mereka mencapai suatu tingkatan tertentu, sehingga  tidak perlu mengikuti ajaran Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. 

Hendaklah kita berdo'a kepada Allāh agar dijauhkan dari perilaku dan pemikiran-pemikiran orang-orang shufi. 

Suatu ketika ada orang berkata:

"Pak kyai di sana itu, kalau hari Jum'at, Jum'atan di Mekkah sehingga di kampungnya tidak pernah Jum'atan".

Terkadang ada orang yang meyakini bahwasanya ada orang top apapun gelarnya (ustadz atau kyai) ketika shalat Jum'at mereka tidak mengerjakan shalat Jum'at di kampungnya. Sehingga pengikutnya meyakini bahwa kyai atau ustadz tersebut tidak shalat Jum'at di kampungnya, karena dia shalat Jum'atnya di Mekkah.

Naik apa? Nunggang blarak 

Lā ilāha illallāh. 

Blarak itu adalah ranting daun kelapa.

Ranting daun kelapa itu dari ujung ke ujung panjang dan kuat sehingga (katanya) bisa dinaiki oleh pak kyai tersebut ke Mekkah dan shalat Jum'at di sana.

Itu tidak benar !

Ini tidak mungkin !

Karena jika di Indonesia jam 12 siang maka di Arab baru jam 8 pagi, kalau di Indonesia jam 4 sore maka di Arab baru shalat dhuhur,  karena Indonesia dan Arab selisih 4 jam.

Jadi kita sebagai seorang muslim harus menggunakan akal sehat kita, jangan sampai kita beragama tidak didasari atas dasar ilmu.

الإعراض عن دين الله، لا يتعلمُهُ، ولا يعمل به، والدليل قوله تعالى: {وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنْذِرُوا مُعْرِضُونَ} [الأحقاف: 3] 
 {وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ} [السجدة: 22]

⑽ _Berpaling dari agama Allāh Subhānahu wa Ta'āla, dia tidak mepelajarinya dan tidak mengamalkannya._

Dalīlnya adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

 وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ عَمَّآ أُنذِرُواْ مُعۡرِضُونَ

_"Dan orang-orang yang kafir berpaling dari peringatan yang diberikan kepada mereka"_

(QS. Al-Ahqāf: 3)

وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِـَٔايَٰتِ رَبِّهِۦ ثُمَّ أَعۡرَضَ عَنۡهَآۚ إِنَّا مِنَ ٱلۡمُجۡرِمِينَ مُنتَقِمُونَ

_"Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian dia berpaling daripadanya? Sungguh, Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang berdosa"_

(QS. As-Sajdah: 22)

قال الشيخ محمد بن عبد الوهاب - رحمه الله 

_Berkata Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhāb rahimahullāh:_

لا فرق في جميع هذه النواقض بين الهازل والجاد والخائف، إلا المكره

_Tidak ada bedanya dari sepuluh pembatal yang kami jelaskan di atas, antara orang-orang yng bercanda atau orang-orang yang serius dan orang-orang yang dalam keadaan takut kecuali posisi dia dalam keadaan terpaksa._

وكلها من أعظم ما يكون خطرًا، وأكثر ما يكون وقوعًا، فينبغي للمسلم أن يحذَرها، ويخاف منها على نفسه

_Dan semua ini berbahaya dan ini yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu seorang muslim harus hati-hati (waspada) masing-masing menjadi dirinya, menjaga keselamatan dirinya._

نعوذُ بالله من موجبات غضبه، وأليم عقابه

_Kita berdo'a kepada Allāh supaya Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjauhkan kita semua dari keburukan dan kemarahan yang dimiliki oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan dahsyatnya عقابه (hukuman) yang dijanjikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla._

نكتفي بهذا القدر

Lain waktu bisa kita lanjutkan kembali di materi yang lain, InsyaAllah

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إِلَـٰه إِلاّ أنت، أستغفرك، وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

____________________

Kitāb Aqiidatut Tauhīd 🔊 Halaqah 14: Pembatal Asy-Syahadatain Bagian 2

 🌍 BimbinganIslam.com

🔆 Kamis, 11 Sya'ban 1442 H/ 25 Maret 2021 M

👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 

📗 Kitāb Aqiidatut Tauhīd

🔊 Halaqah 14: Pembatal Asy-Syahadatain Bagian 2


〰〰〰〰〰〰〰


*PEMBATAL ASY-SYAHADATAIN* BAGIAN 2



سم الله الرحمن الرحيم 

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله رباًّ وبلإ سلام دينا وبمحمد نبيا و رسولاً ربي زدني علما ورزقني فهما،  قال الله في الكتاب الكريم : وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون ، وأحيكم تحية الإسلام تحية أهل السنة و الجماعة 

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


Sahabat BiAS yang kami muliakan, syukur kita kehadirat Allāh atas nikmat dan karunia yang telah Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan.


Kembali kita bersama-sama berthalabul 'ilmi kita akan membahas Kitāb Aqīdah At Tauhīd Karya Syaikh Shalih Al Fauzan rahimahullāh. 


Masih pada pembahasan:  نواقض الشهادتين


Kita masuk pada pembahasan yang kedua yaitu : Apakah yang menjadi Pembatal Keislāman. 


من جعل بينَهُ وبينَ الله وسائط؛ يدعوهم ويسألهم الشفاعة ويتوكل عليهم؛ فإنه يكفر إجماعً


⑵ Barangsiapa yang menjadikan antara dirinya dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla perantara (وسائط), dia berdo'a kepada mereka.


Harus kita pahamkan berbeda antara berdo'a kepada Allāh melalui perantara orang dengan orang yang berdo'a murni kepada Allāh. 


Orang yang berdo'a itu macam-macam,


• Ada orang yang berdo'a kepada Allāh ikhlās, Lillāhi Ta'āla, maka akan terkabulkan permintaannya, karena dia ikhlās meminta kepada Allāh. 


• Ada orang yang berdo'a kepada Allāh tetapi melalui perantara orang shalih.


Di zaman Umar bin Khaththāb ketika terjadi musim kemarau yang panjang, beliau melaksanakan shalat istisqa' kemudian beliau berkata:


"Yā Allāh, dahulu kami bertawassul kepada-Mu dengan perantaran Nabi-Mu, sehingga Engkau menurunkan hujan kepada kami dan kini kami bertawassul kepada paman Nabi kami, karena itu turunkanlah hujan kepada kami."


Kemudian Abbās pun berdo'a. 


من جعل بينَهُ وبينَ الله وسائط؛ يدعوهم ويسألهم الشفاعة ويتوكل عليهم؛ فإنه يكفر إجماعً


Orang yang menjadikan antara dia dan Allāh perantara yang dia berdo'a kepada mereka.


Ini masalah!


Kalau Umar bin Khaththāb melalui perantara Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam kemudian, Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam berdo'a kepada Allāh. 


Setelah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam meninggal dunia, Umar bertawassul dengan Ibnu Abbās (paman Nabi), Umar meminta agar Ibnu Abbās berdo'a kepada Allāh, agar Allāh Subhānahu wa Ta'āla menurunkan hujan.


Sedang materi kedua ini berbeda, karena di materi ini disebutkan orang berdo'a kepada orang yang dianggap top (meminta syafa'at kepada orang yang dianggap top).


Seseorang berdo'a (meminta) kepada hamba, maka di sinilah yang menjadi masalah.


Bisa jadi, orang hidup menyembah orang hidup, padahal seharusnya seseorang hanya menyembah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla saja.


Orang yang menjadikan antara dia dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla perantara, dia berdo'a dan meminta kepada mereka (meminta syafa'at kepada mereka, bertawakal kepada mereka) orang seperti ini dihukumi kufur (sepakat para ulama).


Maka pentingnya kita belajar tauhīd. 


Pak kyai itu manusia biasa.


Ustadz itu manusia biasa.


Tidak boleh seseorang berdo'a atau meminta  kepada pak kyai. 


Berdo'a kepada bu nyai. 


Berdo'a meminta kepada bu hajjah. 


Bahkan ada yang berdo'a (meminta) kepada kerbau.


Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ).

 

من لم يكفر المشركين، ومن يشكّ في كفرهم، أو صحح مذهبهم كفر


⑶ Orang yang tidak mengkafirkan orang kafir atau ragu terhadap kekufuran mereka atau membenarkan madzhab (pedoman) mereka maka hukumnya adalah kafir.


Abū Jahl dan Abū Lahan kafir.


Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: 


تَبَّتۡ يَدَآ أَبِي لَهَبٖ وَتَبَّ


"Binasalah kedua tangan Abū Lahab dan benar-benar binasa dia."


(QS. Al Masad: 1)



وَٱمۡرَأَتُهُۥ حَمَّالَةَ ٱلۡحَطَبِ


"Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah)."


(QS. Al Masad: 4)


من اعتقد أن هدي غير النبي - صلى الله عليه وسلم - أكمل من هديه، أو أن حكم غيره أحسن من حكمه، كالذين يفضلون حكم الطواغيت على حكم الرسول - صلى الله عليه وسلم - ويفضلون حكم القوانين على حكم الإسلام


⑷ Orang yang meyakini bahwasanya selain petunjuk Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam lebih mulia (lebih sempurna) atau hukum selain hukum Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam lebih bagus dan lebih mulia atau lebih memuliakan hukum buatan manusia di atas hukum Islām maka hukumnya adalah kufur.


Seperti, orang-orang yang mengutamakan hukum thaghut di atas hukum Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam atau mengutamakan hukum perundang-undangan yang dibuat manusia di atas hukum yang telah ditetapkan oleh Allāh. 

 

Dan harus kita bedakan antara orang yang ridha dengan orang yang terpaksa.


Seseorang menjumpai suatu negara yang memiliki hukum seperti ini, dan dia tidak ridha maka dia tetap meyakini bahwasanya hukum Allāh lebih mulia daripada hukum yang ada pada undang-undang negera tersebut.


من أبغض شيئًا مما جاء به الرسول - صلى الله عليه وسلم - ولو عمل به - كفر


⑸ Barangsiapa membenci (walau sedikit) apa yang datang dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sekalipun dia mengamalkannya maka dia kafir.


Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:


أَبِٱللَّهِ وَءَايَـٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ


_"Apakah dengan Allāh, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"'


(QS. At Taubah: 65)


من استهزأ بشيء من دين الرسول أو ثوابه أو عقابه كفر، والدليل على ذلك قوله تعالى: {قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ} [التوبة: 65، 66] 


⑹ Barangsiapa mengejek atau mengolok-olok (walau sedikit) dari agama yang dibawa oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam atau pahalanya atau hukumnya maka dia kafir (Islāmnya batal). 


Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: 


 قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ ۞ لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡۚ


Katakanlah, “Mengapa kepada Allāh dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman."


(QS. At Tawbah : 65-66)


Maka seorang mukmin hendaklah berhati-hati dengan sesuatu yang terkadang terlintas di dalam benaknya, sesungguhnya apa-apa yang terlintas di dalam benak seseorang ada yang haq ada yang bathil. Yang hak kita lakukan yang bathil kita jauhi. 


Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda bahwasanya, "Gigi geraham orang kafir pada hari kiamat sebesar gunung Uhud," maka kita yakini kebenarannya tidak boleh kita: استهزأ (mengolok-olok).


Orang yang shalat sunnah dua raka'at sebelum shalat subuh, maka dia akan mendapatkan pahala dunia dan isinya, maka kita tetapkan kebenaran hadīts tersebut tidak boleh kita mengolok-olok. 


Belakangan ini orang yang melakukan sunnah terkadang diolok-olok.  


√ Berjenggot diolok-olok. 


√ Pakai celana bagi laki-laki di atas mata kaki diolok-olok. 


√ Pakai pakaian yang menutup aurat bagi wanita diolok-olok. 


Banyak orang mengomentarinya 


Misalnya :


"Ibu atau mbak itu menggunakan jilbab untuk menutupi ubannya."


Tidak boleh mengolok-olok seorang muslim.


"Orang itu menggunakan celana di atas mata kaki, mungkin daerahnya banjir."


Sehingga mereka yang berbusana muslimah berpakaian rapih kita do'akan agar mereka istiqamah. 


Mereka yang memelihara jenggot memakai pakaian (sarung atau celana atau gamis di atas mata kaki) kita do'akan istiqamah. 


Jika kita belum bisa melakukan minimal tidak mengolok-olok mereka, semoga saya diberi petunjuk. 


Demikian.


Tidak demikian melihat wanita berpakaian rapih diolok-olok sementara mbak-mbak (mohon maaf) yang memakai pakaian separuh betis atau separuh paha dia merasa nyaman.


Semoga muslim harus bertakwa minimal tidak mengganggu saudara kita yang sudah beragama dengan baik. Karena terkadang kalau seseorang mengolok-olok saudaranya yang berusaha mendekatkan diri kepada Allāh nanti yang kadang jatuh sesudah itu adalah mengolok-olok syar'iat (waliyyadzubillāh).


نكتفي بهذا القدر

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إِلَـٰه إِلاّ أنت، أستغفرك، وأتوب إليك

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


________

Rabu, 24 Maret 2021

Kitāb Aqiidatut Tauhīd 🔊 Halaqah 13: Pembatal Asy-Syahadatain Bagian 1

 🌍 BimbinganIslam.com

🔆 Rabu, 10 Sya'ban 1442 H/ 24 Maret 2021 M

👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 

📗 Kitāb Aqiidatut Tauhīd

🔊 Halaqah 13: Pembatal Asy-Syahadatain Bagian 1


〰〰〰〰〰〰〰


*PEMBATAL ASY-SYAHADATAIN* Bagian 1



سم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه و بعد لاحول ولاقوة إلا بالله اما بعد 


حديث فيما يتعلق في كتاب التوحيد عقيدة التوحيد للشييخ صالح فوزان حفظه الله تعالى


▪ PEMBATAL ASY-SYAHADATAIN 


خامسًا: نواقض الشهادتين:


Naqadha (نقض) yanqudhu (ينقض) artinya membatalkan 


_Bagian Kelima : Yang membatalkan Asy-syahadatain._


Subhānallāh, Islām adalah agama yang agung dan sempurna, jika kita berbicara wudhu, maka wudhu merupakan pembahasan pertama jika seseorang berbicara masalah fiqih.


Jika seseorang sudah berwudhu dengan benar maka dia harus menjaga kesucian wudhu tersebut, namun namanya manusia terkadang kentut (maaf) sehingga membutuhkan toilet, terkadang tidur nyenyak, terkadang keluar air mani, kadang keluar air madzi dan itulah yang menjadi pembatal wudhu seseorang.


Dan termasuk hal yang diperselisihkan yaitu bagaimana dengan bersentuhan, tentunya ada pembahasan tersendiri (kita tidak cukup waktu jika membahasnya).


Kita hanya sedikit menyinggung bahwa wudhu itu ada pembatalnya sebagaimana orang puasa, orang puasa pun ada pembatalnya. 


Kapan? 


Jika seseorang makan dan minum atau jima' di siang hari bulan Ramadhān. 


Tentunya jika seseorang makan dan minum dalam kondisi lupa ini berbeda (maka ini tidak batal) adapun jima' (seseorang tidak mungkin lupa jika dia dalam kondisi puasa Ramadhān).


Jika kita berbicara الشهادتين di sana harus ada sesuatu yang menghujam pada diri seorang mukmin dan di sana ada pembatalnya (نواقض)


 هي نواقض الإسلام؛ لأن الشهادتين هنا هما اللتان يدخل المرء بالنطق بهما في الإسلام


_Hal-hal yang membatalkan Islām, jika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat secara otomatis dia termasuk orang Islām._


والنطق بهما اعتراف بمدلولهما


_Mengucapkan keduanya termasuk pengakuan terhadap hal-hal yang terkandung di dalamnya._


والتزام بالقيام بما تقضيانه من أداء شعائر الإسلام


_Seseorang tatkala dia mengucapkan dua kalimat syahādat maka dia memiliki konsekuensi yang harus dia pegang dengan melaksanakan apa yang menjadi syiar-syiar Islām._


فإذا أخل بهذا الالتزام فقد نقض التعهد الذي تعهد به حين نطق بالشهادتين


_Jika dia menyelisihi (menyalahi) apa yang terkandung di dalam kalimat syahadatain maka dia telah melanggar apa yang terdapat di dalam perjanjian tersebut (yang telah dia yakini kebenarannya) apa yang telah ia ikrarkan di dalam hati tatkala dia mengucapkan kalimat syahadatain._


Seseorang yang mengucapkan Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) berarti dia telah berjanji


ونواقض الإسلام كثيرةٌ قد عقد لها الفقهاء في كتب الفقه بابًا خاصًّا سموه (باب الردة)


_Pembatal-pembatal Islām jumlahnya banyak dan para ulama fiqih telah mengumpulkan di dalam pembahasan ilmu fiqih di dalam bab khusus yang dinamakan dengan bab terkait masalah pemurtadan._


Kadang orang ketika mendengar kata fiqih yang terlintas di dalam benaknya adalah hukum.


Misalnya:


Bagaimana hukum haji (fiqih haji).


Sebentar lagi datang Ramadhān maka akan datang pembahasan fiqih Ramadhān. 


Setelah Ramadhān akan datang Idul Adha, sebelum Idul Adha datang Idul Fitri (fiqih shalat Idul Fitri dan Idul Adha).


Fiqih yang dimaksud adalah Al-Fahmu, karena orang kita memahami fiqih adalah syari'at dan harus kita pahamkan bahwasanya Al-Fiqhu artinya Al-Fahmu (memahami). 


Jika pembahasannya terkait dengan masalah ibadah maka yang dipahami adalah tentang ibadah. Maka fiqih ibadah.


Jika pembahasannya terkait jual-beli maka istilahnya adalah fiqih muamalah.  


Imam Abū Hanifah beliau memiliki Kitāb Tauhīd beliau menamakan kitābnya Al-Fiqhu Al-Akbar (pembahasannya mengenai tauhīd) bahkan seorang ulama yang bernama Imam Al- Azzuri beliau memiliki kitāb Aqīdah (ada delapan atau sembilan jilid judulnya) Kitāb Asy- Syar'iah. 


Fiqih tauhīd maksudnya adalah memahami tauhīd


وأهمها عشرة نواقض ذكرها شيخ الإسلام محمدُ بنُ عبد الوهاب رحمه الله في قوله : الشرك في عبادة الله، قال الله تعالى: {إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ} [النساء: 48، 116] 

وقال تعالى: {إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ} [المائدة: 72]

ومنه الذبحُ لغيرِ الله؛ كالذبح للأضرحة أو الذبح للجن.


_Yang terpenting adalah sepuluh pembatal Islām sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhāb rahimahullāh._ 


Karena sebagian orang sensitif dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhāb, terkadang sebagian penerjemah menghilangkan kata-kata Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhāb.  


Kenapa? Barangkali jika diterjemahkan akan sensitif sehingga sebagian tidak menyebutnya (tanpa mengurangi apa yang beliau katakan).


Beliau mengatakan:


الشرك في عبادة الله، قال الله تعالى: {إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ} [النساء: 48، 116] 


⑴ _Syirik_


Sebagaimana firman Allāh: 


إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا


_"Sesungguhnya Allāh tidak akan mengampuni dosa karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allāh, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar."_


(QS. An-Nissā : 48)


إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا


_"Allāh tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allāh, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali."_


(QS. An-Nissā : 116) 


إِنَّهُۥ مَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ ٱلْجَنَّةَ وَمَأْوَىٰهُ ٱلنَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍۢ


_"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allāh, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolongpun"_


(QS. Al-Māidah: 72)


ومنه الذبحُ لغيرِ الله.


Dan termasuk seseorang melakukan Nawaqidul Islām adalah melakukan syirik, apakah bentuk di antara bentuk syirik? 


Maka muallif mengatakan menyembelih untuk selain Allāh,  sebagaimana firman Allāh:


فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ


_"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah"_


(QS. Al-Kautsar: 2)


كالذبح للأضرحة 


_Begitu seseorang yang berkurban atau menyembelih._


Kalau di Jawa kadang kita jumpai أضرحة itu adalah cungkup (kuburan-kuburan yang kadang di gunung, kuburan-kuburan yang spesial kadang dibuatkan cungkup atau rumah-rumahan)


Sunnah di dalam Islām jika seseorang meninggal dunia maka dikafani kemudian di shalati kemudian dibawa menuju kuburan  dan yang masuk ke dalam liang kubur adalah laki-laki yang tadi malam tidak melakukan hubungan suami istri (ini sesuatu hal yang seseorang tidak paham). 


Jadi ada larang di dalam hadīts dalam Islām yaitu larangan bagi seorang laki-laki yang sebelumnya melakukan hubungan suami istri untuk menerima jenazah di dalam liang kubur atau laki-laki yang akan menerima jenazah di dalam liang kubur sebelumnya tidak boleh melakukan hubungan suami istri.


Sesudah jenazah dimasukkan ke dalam liang kubur 


سم الله وعلى ملة رسول الله


_maka setelahnya disiapkan apa yang telah menjadi proses sempurnanya penguburan._


√ Sunnah tidak adanya adzan

√ Sunnah tidak adanya iqamah.


Karena sunnah harus kita tegakkan.

 

Adzan dan iqamah di masjid, karena adzan itu dikumandangkan untuk shalat.


Bagaimana kalau jenazah bangun? Takut panjenenngan. 


Kalau sudah dimasukkan ke dalam liang lahat maka yang berada di dalam liang lahat tadi keluar kemudian ditimbun tanah. Dianjurkan untuk ditinggikan satu jengkal kemudian setelah itu dianjurkan untuk diberi air di atasnya (sunnah).


Kemudian sebelum meninggalkan kuburan masing-masing dianjurkan untuk berdo'a kepada Allāh. 


Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: 


ادعوا لاخيكم فانه الان يسال


_"Berdo'alah kalian untuk saudara kalian karena sesungguhnya dia sedang ditanya"_


Setelah berdo'a kemudian pergi.


Kesalahan yang kadang terjadi kemudian di buatlah keramik, marmer bahkan ada yang dibuat أضرحة (cungkup). Islām tidak pernah mengajarkan seperti ini.


أو الذبح للجن.


_Ataukah seseorang menyembelih untuk Jin._


Fakir miskin saja banyak seharusnya sembelihan itu diberikan kepada fakir miskin, ini jauh lebih bermanfaat khususnya saat pandemi seperti sekarang ini.


Sebagian orang karena ketidak tahuan mereka, mereka menyembelih sapi kemudian badannya ditanam sedangkan kepalanya diletakkan di atas perahu kemudian dibawa ke tengah laut. Tidak ada yang mendapatkan manfaat dari perbuatan ini, padahal terkadang banyak orang yang membutuhkan makanan. 


Subhānallāh, maka bersyukur kita kepada Allāh menjadi seorang yang muwahid.


نكتفي بهذا القدر


و صلى الله على النبيا محمد وعلى آل و صحبه و سلم


____________________

Senin, 22 Maret 2021

Kitāb Aqiidatut Tauhīd🔊 Halaqah 12: Konsekuensi Yang Terdapat Pada Kalimat Asy-Syahadatain

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Selasa, 09 Sya'ban 1442 H/ 23 Maret 2021 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb Aqiidatut Tauhīd
🔊 Halaqah 12: Konsekuensi Yang Terdapat Pada Kalimat Asy-Syahadatain

〰〰〰〰〰〰〰

*KONSEKUENSI YANG TERDAPAT PADA KALIMAT ASY SYAHADATAIN*


سم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، لاحول ولاقوة إلا بالله 
رضيت بالله رباًّ وبلإ سلام دينا وبمحمد نبيا و رسولاً ربي زدني علما ورزقني فهما 


Permirsa BiAS yang kami muliakan,  syukur kita kehadiran Allāh atas nikmat dan karunia- Nya. Kembali kita bersyukur, begitu banyak nikmat yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah berikan kepada kita.

Dia-lah Allāh Subhānahu wa Ta'āla, Dzat yang telah berfirman: 

 لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ 

_"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu."_

(QS. Ibrahim: 7)

Menunjukkan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan menambahkan karunia ketika kita bersyukur. Di antara bentuk syukur kita adalah mempelajari ilmu tauhīd. 

Masih pada pembahasan Kitāb Aqīdah At Tauhīd karya Syaikh Shalih Fauzan Al Fauzan hafizhahullāhu ta'āla. 

▪ Konsekuensi yang terdapat pada kalimat Asy Syahadatain

رابعا : مقتضى شهادة أن لا إله إلا الله:
هو ترك عبادة ما سوى الله من جميع المعبودات، المدلول عليه بالنفي، وهو قولنا: (لا إله) وعبادةُ الله وحده لا شريك له، المدلول عليه بالإثبات، وهو قولنا: إلا الله فكثير ممن يقولها يُخالف مقتضاها؛ فيثبت الإلهية المنفية للمخلوقين والقبور والمشاهد والطواغيت والأشجار والأحجار
وهؤلاء اعتقدوا أن التوحيد بدعة، وأنكروه على من دعاهُم إليه، وعابوا على من أخلصَ العبادة لله.

Al muallif rahimahullāh mengatakan:

مقتضى شهادة أن لا إله إلا الله

_Konsekuensi syahadat لا إله إلا الله :_

Semua orang memiliki konsekuensi, sebagaimana seorang laki-laki tatkala dia menikah maka dia mempunyai konsekuensi. Di antaranya memberikan (sandang papan dan pangan) mendidik dan mengarahkan istri Mengajak istri melakukan ketaatan. Jika sudah mempunyai anak maka berkewajiban memberikan pendidikan yang baik untuk anaknya. 

Jika kita berbicara seorang laki-laki yang telah menikah maka dia memiliki konsekuensi.

Begitu juga seorang wanita, jika dia telah menikah maka dia pun memiliki konsekuensi. Wanita yang sudah menikah mempunyai kewajiban untuk taat kepada suaminya, berkewajiban berhias untuk suami, berkewajiban untuk menyenangkan suami. Dia harus melaksanakan yang menurut sebagian orang sulit padahal itu adalah kodrat wanita yaitu hamil. Karena ada sebagian wanita mau menikah tetapi tidak mau hamil.

Terkadang ada sebagian wanita yang mengeluh, "Enak jadi laki-laki tidak hamil tidak melahirkan dan tidak menyusui." Padahal ini adalah bagian dari konsekuensi seorang wanita. 

Demikianlah dalam kehidupan, semua ada konsekuensinya. Orang bekerja pun ada konsekuensi. Sebagai seorang penuntut ilmu ada konsekuensi, sebagai mahasiswa ada konsekuensi. 

Apa konsekuensinya? 
Yaitu belajar.

Tatkala orang hidup maka dia memiliki kewajiban (konsekuensi). 
Jika dia seorang muslim maka konsekuensinya adalah mengucapkan Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ).

هو ترك عبادة ما سوى الله من جميع المعبودات

Konsekuensi dari: أن لا إله إلا الله adalah meninggalkan semua bentuk peribadatan kepada selain Allāh dari segala macam peribadatan-peribadatan yang ada. 

المدلول عليه بالنفي، وهو قولنا: (لا إله) وعبادةُ الله وحده لا شريك له، المدلول عليه بالإثبات، وهو قولنا: إلا الله فكثير ممن يقولها يُخالف مقتضاها؛ فيثبت الإلهية المنفية للمخلوقين

 المدلول عليه بالنفي،

_Suatu keharusan tatkala seseorang mengucapkan:  لا إله (meniadakan semua bentuk peribadatan), adalah meninggalkan semua yang dipertuhankan._

وهو قولنا: (لا إله)

_Bentuk peniadaan adalah penafīan: لا إله , tidak ada tuhan yang haq dan beribadah hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata._

وعبادةُ الله وحده لا شريك له،

_Dan beribadah kepada Allāh, meng-Esakan Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan tidak ada sekutu bagi-Nya._

المدلول عليه بالإثبات ، وهو قولنا: إلا الله

_Dan keharusan yang terdapat di dalam ucapan kita الا الله._

 فكثير ممن يقولها يُخالف مقتضاها

_Kebanyakan orang yang mengucapkannya ternyata menyelisihi apa yang semestinya harus dia kerjakan (menyelisihi konsekuensinya)._

فيثبت الإلهية المنفية للمخلوقين فيثبت الإلهية المنفية للمخلوقين والقبور والمشاهد والطواغيت والأشجار والأحجار

_Kemudian menetapkan tuhan-tuhan yang dinafīkan baik berupa makhluk, beribadah kepada kuburan atau beribadah kepada sesuatu yang diagungkan dan sesuatu yang disembah selain Allāh, pepohonan bahkan batu-batu dan sesuatu lainnya yang dianggap keramat._

⇒ Beribadah yang ditunjukkan kepada makhluk apapun bentuknya tidak diperbolehkan.

Beribadah ke kuburan, sebagian orang datang ke kuburan dan tiga komponen ini satu sama lain saling bekerja sama. Tatkala seseorang pergi ke kuburan yaitu pemilik warung yang deket kuburan, juru kunci kuburan, orang yang minta-minta. Tiga kelompok ini kadang berserikat karena dia barangkali datang ke kuburan sebelum masuk kuburan capek perjalanan jauh maka mampir warung minum teh atau makan. Kemudian terjadilah dialog antara penjual dengan pengunjung.

"Pak nanti sebelum ke kuburan jangan lupa sungkem atau salaman dengan juru kunci itu."

Pengunjung menjawab, "Oh, iya pak baik." 

Setelah meninggalkan warung pengunjung itu menuju kuburan dan menemui juru kunci. 

Ketika menemui juru kunci pengunjung itu kemudian minta diberikan kekuatan dalam berdo'a, minta istiqamah dan minta berbagai macam. Barangkali pemilik kuburan ini akan memberikan wasiat kepada pengunjung tersebut, "Kalau bapak sudah berdo'a dan bapak pulang jangan lupa di sana banyak orang miskin yang minta-minta tolong diberi uang mereka."

Subhānallāh. 

Kemudian pengunjung itu masuk ke dalam kuburan berdo'a dan meminta kepada pemilik kubur. Sesudah itu pamitan lagi dengan pemilik kuburan (juru kunci).

Juru kunci itu mengatakan, "Semoga apa yang menjadi permintaan anda di ijabah oleh Allāh."

Kemudian pulang bertemu dengan orang yang minta-minta mereka mengatakan, "Jangan lupa pak, semoga berhasil." 

"Jangan lupa pak, semoga dimudahkan kembali datang ke tempat ini."

Subhānallāh, tiga komponen yang kadang tidak terpisahkan.

وهؤلاء اعتقدوا أن التوحيد بدعة، 

_Dan mereka meyakini bahwa tauhīd itu adalah bid'ah._

Bolak-baliknya zaman.

وأنكروه على من دعاهُم إليه،

Bahkan orang-orang musyrikin atau orang-orang pencinta ibadah kepada pepohonan, kuburan, thaghut sesuatu yang disembah kepada selain Allāh (bisa jadi jembatan yang sudah roboh).

Subhanallāh, sebagian orang meyakini bahawanya jembatan roboh yang di sana itu memiliki kekuatan ghaib. 

وأنكروه على من دعاهُم إليه

_Bahkan orang-orang ini kadang mengingkari hakikat tauhīd._

وعابوا على من أخلصَ العبادة لله

_Bahkan mereka mencaci atau mencela (عابوا) siapa saja yang beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata._

Mungkin terkadang kita menjumpai atau memiliki tetangga yang masih suka datang ke kuburan dengan berbagai macam tradisinya, maka pelan-pelan kita arahkan mereka. Karena sebagian orang melakukan itu semua karena ketidak tahuan mereka (jahl).

Ada sebagian orang yang mempercayai hari tertentu sebelum berangkat ke kuburan kemudian mengambil sapu, kemudian mengatakan, "Sapu ini sudah aku wudhukan."

Bagaimana mewudhukan sapu? 

Sulit mengungkapkan, padahal yang berwudhu adalah orangnya bukan sapunya. Maka seorang muslim hendaknya berbuat yang terbaik. 

ومقتضى شهادة أن محمدًا رسول الله: طاعتهُ وتصديقُهُ وترك ما نهى عنه، والاقتصار على العمل بسنته، وترك ما عداها من البدع والمحدثات،وتقديم قوله على قول كل أحد.

_Adapun konsekuensi: شهادة أن محمدًا رسول الله , adalah mentaati dan membenarkannya dan meninggalkan apa yang menjadi larangannya (semua larangannya) dan mecukupkan untuk beramal sesuai dengan Sunnahnya. Dan meninggalkan selainnya dari berbagai hal-hal baru._

Kadang orang kalau di bilang  bid'ah itu sensitif, maka sebagian da'i tidak mengungkapkan kata-kata bid'ah dengan arti bid'ah mereka mengungkap kata bid'ah (البدع) dengan al muhdatsāt (المحدثات) sesuatu yang baru.

Subhānallāh, pemilihan kata bagi seorang da'i ketika dia berdakwah adalah sesuatu hal yang baik dan di situ ada nilai hikmah. Siapapun di antara kita, tatkala berdakwah maka gunakanlah kata-kata yang terbaik sehingga tidak menyakiti siapapun yang diajak berbicara.

وتقديم قوله على قول كل أحد.

_Serta mendahulukan sabdanya di atas ucapan siapapun dia._

Bisa orang seperti ini, seperti itu, ustadzahkah, ustadzkah, kyaikah, jika ucapan mereka menyelisihi sunnah maka sunnah itu yang menjadi patokan. 

Maka kita banyak berdo'a kepada Allāh agar senantiasa kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat, memiliki guru yang senantiasa istiqamah. 

Berdo'a kepada Allāh untuk siswa-siswanya agar merekapun bisa sabar dan istiqamah.

Demikian satu sama lain:

تواصوا بالخق تواصوا بالصبر 


وصلى الله على النبيا محمد وعلى آل وصحبه وسلم

____________________

Minggu, 21 Maret 2021

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqah ‎11: ‏Syarat ‎شهادة أن محمدًا رسول الله

🌍 BimbinganIslam.com
📆 Senin, 08 Sya'ban 1442 H/ 22 Maret 2021 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 11: Syarat  شهادة أن محمدًا رسول الله

〰〰〰〰〰〰〰


*SYARAT SYAHADAT BAHSANNYA MUHAMMAD RASULULLAH ( شهادة أن محمدًا رسول الله)*


سم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  و بعد  


Kembali kita lanjutkan masih di Kitāb Aqidah At Tauhīd karya Syaikh Shalih Fauzan Al Fauzan hafizhahullāhu ta'āla. 

Berkata Al Muallif hafizhahullāh: 

وشروطُ شهادة: أنَّ محمدًا رسولُ الله، وهي 

Syarat syahadat bahwanya Muhammad Rasūl Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Apakah syarat dari: شهادة أن محمدًا رسول الله ?

▪ Yang Pertama adalah :

١ - الإعتراف برسالته، واعتقادها باطنًا في القلب

'Arafa - ya'rifu (عرف - يَعْرِفُ), artinya mengetahui.

Al i'tirāf (الاعتراف) adalah pengakuan atau mengakui.

Apa yang diakui? 

واعتقادها باطنًا في القلب

Mengakui kerasulan dan meyakininya secara bathin di dalam hati.

Hal yang luar biasa pada seorang mukmin adalah:

 الإيمان بالغيب 

Beriman kepada perkara yang ghaib.

Salah satu iman terhadap perkara ghaib adalah ketika kita berbicara tentang Rukun Iman yaitu beriman kepada rasul.

Kita tidak pernah melihat, kita tidak pernah berjumpa, kita tidak pernah bertemu tapi hal yang luar biasa kita meyakini bahwasanya rasul itu ada. Buktinya telah tertulis dalam sejarah dan sunnahnya telah tersebar.

Luar biasa, seorang mukmin: الاعتراف , mengakui.

Hal yang paling nikmat adalah seseorang mengakui.

Seseorang diminta menjadi saksi, mungkin dia akan ditanya oleh hakim atau polisi atau aparatur lain. Tatkala dia diminta menjadi saksi maka salah satu pertanyaannya adalah:

"Apakah anda melihat?"  

'Iya saya melihat," (kesaksian diterima).

Satunya bilang, "Saya tidak melihat tapi saya mendengar." Oh diterima.

Si fulan, "Apakah anda mencuri?" 

'Iya, saya mencuri," (dia mengakui).

"Apakah anda kerja sama dengan dia?" 

'Iya, saya bekerja sama dengannya," (dia mengakui).

Subhānallāh, pengakuan adalah sesuatu yang bisa dijadikan sebagai unsur tatkala seseorang menjadi saksi. 

Terkadang ada dalam kasus tertentu, awalnya menjadi saksi kemudian menjadi tersangka karena adanya pengakuan (ini tatkala kita berbicara hukum).

Kita berbicara tentang risalah nubuwah (risalah kenabian), maka kemuliaan bagi seseorang adalah tidak melihat nabinya tidak mendengar tapi dia mengakui.

"Kenapa anda koq shalat?"

"Nabi mengajarkan seperti ini."

"Kenapa anda makan pakai tangan kanan?"

"Nabi saya mengajarkan seperti ini."

Meyakini kebenarannya (الاعتراف).

Nanti pada pembahasan berikutnya.

 الإعتراف برسالته، واعتقادها باطنًا في القلب 

▪ Yang Kedua adalah :

٢ - النطق بذلك، والاعتراف به ظاهرً باللسان

Mengucapkan (kalimat شهادة أن محمدًا رسول الله  ) dan mengikrarkan dengan lisan.

 الإقرار حجة حجة

Orang kita mengatakan ikrar,  berikrar dengan lisannya.

٣ - المتابعة له, بأن يعمل بما جاء به من الحق، ويترك ما نهى عنه من الباطل.
 
▪ Yang Ketiga adalah :

Mengikuti (المتابعة).

Mengikuti apa yang menjadi sepak terjangnya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan melaksanakan apa yang datang dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam (apa yang telah diajarkan Nabi) berupa kebenaran-kebenaran dan meninggalkan apa yang menjadi larangan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dari hal-hal yang bathil.

Kita beragama tidak semau sendiri (sakarepe dhewe) kita beribadah ada contohnya. 

Abdullāh Ibnu Mas'ūd suatu ketika pernah berkata:

اِتَّبِعُوْا وَلاَ تَبْتَدِعُوْا فَقَدْ كُفِيْتُمْ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Hendaklah kalian mengikuti dan janganlah kalian berbuat bid’ah. Sungguh kalian telah dicukupi dengan Islām ini, dan setiap bid’ah adalah sesat.”

Jangan kalian melakukan bid'ah, maksudnya jangan menambah atau mengurangi ajaran di dalam agama. Kehadiran Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah yang terbaik.

٤ - تصديقه فيما أخبر به من الغيوب الماضية والمستقبلة.

▪ Yang Keempat adalah :

Membenarkan apa-apa yang dikabarkan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dari perkara ghaib, baik perkara yang telah lewat maupun yang akan datang.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda terkait perkara-perkara ghaib yang telah lewat.

Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam memberitakan hal-hal ghaib yang sudah terjadi, sedang terjadi, belum terjadi dan ada yang sedang terjadi dan terus terjadi.

Contoh :

Khabar  yang sudah terjadi, Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam mengabarkan bahwa Baitul Maqdis akan dibuka dan ini benar terjadi.

Khabar  yang sudah terjadi dan terus terjadi (di antara tanda kiamat) yaitu laki-laki yang menyerupai wanita.

Khabar yang sudah terjadi yaitu al haraj yaitu pembunuhan, dan ini terjadi. 

⇒ Bahkan para ulama memberikan pernyataan di akhir zaman nanti akan terjadi banyak pembunuhan sampai seseorang dibunuh dan dia tidak tahu kenapa dia dibunuh.

Khabar yang belum terjadi, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengabarkan akan ada suatu zaman, di mana curah hujan akan berkurang (jarang terjadi hujan) atau tatkala hujan turun, hujan itu tidak membuat tanaman hidup (pohon tidak berbuah).

⇒ Munculnya Dajjal, munculnya Imam Mahdi, turunnya Nabi Isa. Ini sesuatu yang bakalan terjadi.

٥ - محبته أشد من محبة النفس والمال والولد والوالد والناس أجمعين

▪ Yang Kelima adalah :

Kita memiliki kewajiban untuk menjadikan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam lebih dicintai daripada diri sendiri, harta, kedua orang tua, anak dan manusia seluruhnya.

Umar Ibnu Khaththāb radhiyallāhu 'anhu pernah berkata, "Wahai Rasūlullāh, sungguh engkau sangat aku cintai melebihi apa pun selain diriku."

Maka Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menjawab, "Wahai Umar tidak akan sempurna imanmu sampai engkau mencintai Allāh dan mencintaiku melebihi semuanya."

Lalu ‘Umar berkata kepada beliau, "Sungguh sekaranglah saatnya, demi Allāh, engkau sangat aku cintai melebihi diriku."

Maka Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, "Sekarang (engkau benar), wahai ‘Umar."

Māsyā Allāh.

Pernyataan 'Umar ini adalah pelajaran buat kita, untuk wajib mencintai Rasūlullāh dibanding kecintaan kita kepada yang lainnya.

٦ - تقديم قوله على قول كل أحد، والعمل بسنته

▪ Yang Keenam adalah :

Mendahulukan sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam atas segala ucapan makhluk, serta mengagungkan sunnah-sunnahnya.

Terkadang seseorang sulit menerima kebenaran. 

Kata guru saya, kata pak kyai saya, kata bu nyai saya, padahal orang yang diajak komunikasi sudah menyebutkan hadīts. 

Kan repot! repot lagi, kalau satunya membawakan hadīts satunya jare (katanya).

Kalau kita sudah membawa (menyebutkan) dalīl Al Qur'ān dan Hadīts, kemudian lawan kita  mengatakan "jarene" (katanya), sudah, selesai.

Ketika menjumpai sesuatu yang ragu, maka tinggalkanlah lalu ambillah yang tidak meragukanmu. 

Ketika bertemu orang-orang pandir maka diapun berlalu (tidak perlu diladeni), karena debat dengan orang jahil tidak ada habisnya. Berdebat dengan orang yang tidak mempunyai dalīl tidak akan menyelesaikan masalah.

Seorang mukmin ingat apa yang menjadi ucapan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

حدث الناس قدرته أكله

"Ajaklah manusia berbicara sesuai dengan pemahaman akal mereka."

Jika diajak berbicara dan nyambung, Alhamdulillāh lanjut, tetapi jika diajak berbicara tidak nyambung maka selesai. Jangan sampai membuat fitnah. 

Maka seorang muslim memiliki kewajiban untuk belajar sehingga. Jika dia sudah mempelajari agama dengan baik maka dia siap. 

Mohon maaf, orang Indonesia ini terkadang siapnya menerima ilmu tetapi tidak siap untuk berselisih. Bisa jadi seseorang berselisih dalam satu masalah karena yang menjadi perbedaan adalah memahami dalīl tapi seorang muslim hendaknya bertaqwa kepada Allāh. Jika dia sudah menjumpai dalīl maka dia wajib mengikuti dalīl ini.

Jika sekiranya dalīl itu tidak masuk akal, maka jangan digunakan akalnya, tapi ikuti saja.

Selama dalīl itu shahīh maka kita terima 100% dan kita junjung tinggi. Karena dalīl itu mulia adapun akal kita taruh di bawah karena bisa jadi seseorang tidak memahami dalīl dengan baik.

Berselisih itu biasa, karena yang menjadi perbedaan adalah memahami dalīl. Tapi ketika mereka sudah mendapatkan dalīl maka Iman Syafī'i berkata, "Jika perkataanku berlawanan dengan dalīl maka lemparkam ucapanku ke tembok."

Demikian seorang mukmin terhadap dalīl. 

Sebagaimana kita memuliakan dalīl berarti kita memuliakan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam karena di situlah konsekuensi dari kalimat: شهادة أن محمدًا رسول الله 

Kemudian:

 والعمال بي السنة 

Mengamalkan sunnahnya.

Orang yang mengamalkan sunnah itu nikmat.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda bersabda: 

 بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاء

“Islām datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntunglah orang yang asing."

(HR. Muslim: 145)

نكتفي بهذا القدر
و صلى الله على النبيا محمد وعلى آل و صحبه و سلم

________

Kamis, 18 Maret 2021

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqah 10: Syarat Laa Ilaha Illallah : Ikhlas dan Cinta___________________

🌍 BimbinganIslam.com
📆 Jum'at, 05 Sya'ban 1442 H/ 19 Maret 2021 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 10:  Syarat Laa Ilaha Illallah : Ikhlas dan Cinta
___________________

*SYARAT LAA ILAHA ILLALLAH : IKHLAS dan CINTA*


سم الله الرحمن الرحيم 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله 
رضيت بالله رباًّ وبلإ سلام دينا وبمحمد نبيا و رسولاً ربي زدني علما ورزقني فهما 

Masih pada materi kita yaitu makna kalimat tauhīd Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) dan pada kesempatan kali ini kita akan masuk pada syarat yang keenam dan ketujuh.

▪ Syarat Yang Keenam :

الشَّرْطُ السَّادِسُ : الآِخْلَاصُ: وَهُوَ تَصْفِيَةُ العَمَلِ مِنْ جَمِيعِ شَوَائِبِ الشَّرْكِ، بِأَلَّا يَقْصِدَ بِقَوْلِهَا طَمَعًا مِنْ مَطَا مِعِ الدُّنْيَا، وَلَا رِيَاءً وَلَاسُمْعَةً، لِمَا فِي الحَدِيْثِ الصَّحِيحٍ، مِنْ حَدِيْثِ عِثْبَانَ رضي الله عنه قَالَ صلا الله عليه و سلم : (فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قاَلَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ) 

Al ikhlās (الآِخْلَاصُ), apakah ikhlās itu? 

تَصْفِيَةُ العَمَلِ مِنْ جَمِيعِ شَوَائِبِ الشَّرْكِ

_Membersihkan amal dari berbagai macam kotoran-kotoran._

⇒ Sebagian mengartikan: شَوَائِبِ
itu dengan debu-debu kemusyrikan. 

بِأَلَّا يَقْصِدَ بِقَوْلِهَا طَمَعًا مِنْ مَطَا مِعِ الدُّنْيَا

_(Diucapkan kalimat: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ) tanpa bermaksud untuk memperoleh isi dunia._

Jika mengucapkan: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ maka yang ada dibenaknya hanya sesuatu yang ditujukan untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata. Tidak untuk kepentingan di antara kepentingan dunia. 

وَلَا رِيَاءً وَلَاسُمْعَةً

_Tidak pula untuk mendapatkan pujian dan  sanjungan._

Dari hadīts 'Utsbān radhiyallāhu 'anhu, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :

فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ

_"Karena sesungguhnya  Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan mengharamkan api neraka,_

مَنْ قاَلَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ،

_Bagi siapapun yang mengucapkan: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ_

يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ

_Dan diucapkan dalam rangka untuk memperoleh keridhaan Allāh"_

⇒ Tauhīd lawan kata dari kata syirik. 

Apa itu syirik? 

 أن تجعلَ للهِ نِدًّا وهو خلقكَ

_"Engkau menjadikan Allāh Subhānahu wa Ta'āla sekutu dalam peribadatan, padahal Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah dzat yang telah menciptakanmu."_
 
يعمل الإنسان ابتغاء وجه الله 

_Seorang melakukan ketaatan dalam rangka memperoleh keridhaan dari Allāh._

Inilah hakikat ikhlās.

Ada beberapa hal yang dengannya seseorang bisa memperoleh ikhlās.

Upaya seseorang untuk mendapatkan ikhlās, di antaranya adalah:

⑴ Berdo'a

Manusia itu dhaif (lemah).

Terkadang ketika odol habis, dia merasa lemah. Ketika odol habis ditekan-tekan (agar keluar sisa dari odol tersebut).

Terkadang shampo habis dikocok-kocok, kemudian dituang air ke dalam botol shampo tersebut, lalu dipakai.

Siapa yang memakai? 

Ayahnya.

Setelah ayahnya pergi mungkin yang mandi berikutnya istrinya. Ternyata sama si istri melakukan hal yang sama, menuang air ke dalam botol agar mendapatkan sisa shampo (buih-buih shampo).

Kemudian ketika anaknya mandi dan akan menggunakan shampo tersebut, sisa shampo tersebut habis.

Apa yang dilakukan sang anak? 

Si anak akan mencium botolnya. 

Manusia itu dhaif. 

Maka upaya seseorang untuk memperoleh ikhlās adalah dengan berdo'a.

'Umar bin  Khaththāb radhiyallāhu 'anhu, pernah berkata dan berdo'a:

اللَّهُمْ اجْعَلْ عَمَلِي كُلَّهُ صَالِحَاً وَاجْعَلْهُ لِوَجْهِكَ خَالِصَاً

_"Yā Allāh jadikanlah seluruh amal yang aku lakukan adalah amal shalih dan jadikan seluruh amal shalih yang aku lakukan ikhlās hanya untuk Mu semata."_

Maka di sinilah pentingnya seseorang  ikhlās. Apabila tidak bisa, minimal berdo'a. Karena ikhlās itu sulit dan berdo'a adalah yang paling baik.

⑵ Memperbanyak amal

Beramal, beramal dan beramal lagi.

√ Membaca Al-
 Qur'ān (Alhamdulillāh)
√ Shalat fardhu (Alhamdulillāh)
√ Dzikir (Alhamdulillāh)
√ Pulang dari masjid (Alhamdulillāh karena badannya sehat)
√ Melihat kotak infaq kemudian berinfaq (Alhamdulillāh).
√ Melihat fakir miskin kemudian bersedekah (Alhamdulillāh).

Demikianlah seorang mukmin. Upaya seseorang untuk memperoleh ikhlās adalah dengan memperbanyak amal.
 
Ketika dibuka donasi pembangunan masjid, dan diumumkan, "Siapa yang ingin menyumbang semen, silahkan." Kemudian seseorang berkata, "Saya sanggup menyumbang dua sak semen (100 ribu)," dan ketika itu dilihat orang.

Karena sedekah pertama dilihat orang, khawatir 100 ribu yang pertama tidak ikhlās khawatir muncul riya' dan sum'ah, akhir dia meniatkan menyumbang 100 ribu lagi tanpa dilihat orang. 

Jika malam-malam memasukan infak 100 ribu di masjid dan tidak ada yang melihat (in syā Allāh) di sinilah ikhlās (memperbanyak amal). 

Upaya seseorang untuk memperoleh ikhlās adalah: أخْفَى العمل (menyembunyikan amal).

Di zaman dahulu ada seorang bapak yang berdagang di pasar. Sebelum berangkat ke pasar istrinya selalu menyiapkan sarapan (makan dan minuman).

Setelah si istri menyiapkan makanan dan minuman, sang suami pergi ke pasar dengan membawa bekal makanan tersebut (si istri berpikir makanan tersebut  akan dimakan ketika suami tiba di pasar).
 
Setelah sampai di pasar sang suami bertemu seorang fakir miskin, kemudian bekal makanan dan minuman itu diberikan kepada fakir miskin tersebut. 

Orang-orang di pasar mengatakan, "Si bapak di rumah sudah sarapan, karena sarapannya ada sisa maka makanannya dibawa ke pasar."

Subhānallāh, أخْفَى العمل (menyembunyikan amal).

Sang suami menyembunyikan amal, masing-masing memiliki praduga dan prasangka yang berbeda. Dan ternyata si suami saat itu sedang puasa, sampai istrinya sendiri tidak mengetahui bahwa suaminya sedang berpuasa.

⑶ Ingat kematian (ذكر الموت)

Di antara upaya seseorang ikhlās adalah khawatir jika amalnya tidak diterima oleh Allāh. 

Itulah di antara pembahasan bagaimana upaya kita untuk memperoleh ikhlās.

Orang hidup hendaknya ikhlās untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Rasul menyebutkan (memberikan janji):

مَنْ قاَلَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ 

_"Barangsiapa yang mengucapkan Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ)."_

Dikatakan dari hadīts Utsbān:

فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ

_"Sesungguhnya Allāh akan mengharamkan kepada api neraka bagi orang yang mengucapkan Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) dalam rangka untuk memperoleh keridhaan Allāh."_

(Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri nomor 425 dan Muslim nomor 33)

Materi berikutnya adalah:

الشرط السابع

_▪ Syarat Yang Ketujuh :_

المَحَبَّةُ لِهَذِهِ الكَلِمَةِ 

_"Cinta terhadap kalimat Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ)."_

وَلِمَا تَدٌلُّ عَلَيْهِ، وَلِأَهْلِهَا العَامِلِينَ بِمُقْتَضَاهَا،قَالَ تَعَالَى: وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِيْنَ ءَامَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ (البقرة: ١٦٥)
فَأَهْلُ (لاَإِلَهَ إِلَّا اللَّهُ) يُحِبُّونَ اللَّهَ حُبَّا خَالِصَا، وَأَهْلُ الشِّرْكِ يُخِبُّونَهُ وَيُخِبُّونَ مَعَهُغَيْرَهُ، وَهَذايُنَافِي مُقْتَضـى (لاَإِلَهَ إِلَّا اللَّهُ)

Al mahabbah  (المَحَبَّةُ) yaitu cinta.

Kadang kita melihat Al Qur'ān dengan artinya alhamdulillāh. Mereka yang belajar bahasa Arab, begitu melewati ayat mahabbah dia berharap agar menjadi ;

√ Orang-orang yang cinta kepada Allāh. 
√ Orang-orang cinta terhadap surga.
√ Orang-orang cinta terhadap hari akhirat.

والأخراة لك من الأولى والأخروأبق

Apabila kita tidak mengerti bahasa Arab dengan baik maka lihatlah Al Qur'ān.

Kita lihat Al Qur'ān sekaligus terjemahannya agar mengetahui maksudnya. 

Yang saya baca itu apa maksudnya? 

Salah satu yang akan kita jumpai di dalam Al Qur'ān adalah kata-kata mahabbah. 

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ

_"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allāh...."_

تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ

_"Mereka satu sama lain saling mencintai."_

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

أَوَلاَ أَدُلُّكُم عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُم، أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ

_"Maukah aku tunjukan suatu amalan jika kalian melakukannya niscaya satu sama lain di antara kalian akan saling tumbuh rasa cinta."_

Rasūlullāh bersabda:

أَفْشُوا السَّلامَ بَيْنكُم

_"Sebarkanlah salam diantara kalian."_

(Hadīts shahīh riwayat Muslim nomor 224)

Maka di antara pembahasan yang perlu kita ketahui bersama adalah mahabbah (kecintaan).

المَحَبَّةُ لِهَذِهِ الكَلِمَةِ، وَلِمَ تَدٌلُّ عَلَيْهِ

Maksudnya adalah mencintai kalimat ini berserta dengan isinya.

وَلِأَهْلِهَا العَامِلِينَ بِمُقْتَضَاهَا
 
_Dan mencintai siapa saja orang yang mengamalkan,_ 

Sebagaimana konsekuensi yang terdapat di dalamnya.

Sebagaimana firman Allāh:

 وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًۭا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ ٱللَّهِ 

_"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allāh  mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allāh."_

Demikianlah  orang-orang musyrik mereka mencintai Latta, Uzza dan Manat, sebagaimana mereka mencintai Allāh. 

Bagaimanakah keadaan orang-orang beriman? 

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّۭا لِّلَّهِ

_"Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allāh."_

(QS. Al Baqarah:165)

Adapun orang-orang yang beriman maka mereka sangat cinta kepada Allāh. 

Kenapa? 

Karena mereka meng-Esa-kan Allāh.

Sehingga mereka hanya mencintai Allāh. s
Sementara orang-orang musyrik, mereka mencintai Allāh juga mencintai selain Allāh. 

Maka Allāh perintahkan dan ingatkan untuk kaum muslimin yang mereka berhaji.

Sesudah mereka wukuf di Arafah tanggal 9 Dzulhijjah kemudian di malam tanggal 10 Dzulhijjah mereka akan tidur di Muzdalifah sampai pagi (ini adalah sunnah bahkan termasuk wajib haji).

⇒ Termasuk wajib haji adalah bermalam di Muzdalifah.

Namun ada sebagian dari jamā'ah kita, mereka 
ke Muzdalifah hanya untuk mengambil kerikil kemudian pergi.

Imam Syafī'i di dalam mahdzabnya mengatkakan, "Orang ketika berada di  Muzdalifah harus sampai separuh malam lebih." Tetapi ada sebagian orang hanya: مُرُوْر (lewat saja) dan ini tidak benar. 

Yang benar (sunnahnya) adalah mereka bermalam di Muzdalifah sampai shalat subuh. 
Setelah shalat subuh dianjurkan untuk berdo'a di Muzdalifah. 

⇒ Muzdalifah sekarang dikenal dengan: الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: 

فَإِذَآ أَفَضْتُم مِّنْ عَرَفَـٰتٍۢ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ 

_"Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafah, berdzikirlah kepada Allāh."_

(QS. Al Baqarah :198)

 كَذِكۡرِكُمۡ ءَابَآءَكُمۡ أَوۡ أَشَدَّ ذِكۡرٗاۗ 

_"Maka berdzikirlah kepada Allāh, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan berdzikirlah lebih dari itu."_

(QS. Al Baqarah:200)

⇒ Orang-orang munafik mereka pun berdzikir tetapi dzikir mereka hanya sedikit.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman :

وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلٗا

_"Dan mereka tidak mengingat Allāh kecuali sedikit sekali."_

(QS An Nissā:142)

Maka dikatakan: 

فَأَهْلُ (لاَإِلَهَ إِلَّا اللَّهُ) يُحِبُّونَ اللَّهَ حُبَّا خَالِصَا

_Maka mereka orang-orang yang bertauhīd, orang-orang yang mencintai Allāh, tulus ikhlās kecintaannya hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla._

وَأَهْلُ الشِّرْكِ  يُخِبُّونَهُ وَيُخِبُّونَ مَعَهُغَيْرَهُ

_"Sementara ahli syirik, dia mencintai Allāh dan mencintai selain Allāh."_

⇒ Berhala yang selama ini mereka agungkan.

وَهَذَا يُنَافِي مُقْتَضَى لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Dan orang-orang musyrikin, dia mencintai Allāh juga mencintai selain Allāh. 

Mau tidak mau, rela tidak rela, suka tidak suka, sesungguhnya mereka telah menafīkan kalimat Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ).

⇒ Bertentangan dengan kalimat Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) yang terkandung di dalamnya. 

صلى الله على محمد وآل أله وصحبه وسلم 
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

________________

Rabu, 17 Maret 2021

Kitāb Aqiidatut Tauhiid 🔊 Halaqah 09: Syarat Laa Ilaha Illallah : Inqiyad dan Shidqu

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Kamis, 04 Sya'ban 1442 H / 18 Maret 2021 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb Aqiidatut Tauhiid 
🔊 Halaqah 09: Syarat Laa Ilaha Illallah :  Inqiyad dan Shidqu

〰〰〰〰〰〰

*SYARAT LAA ILAHA ILLALLAH : INQIYAD dan SHIDQU*


سم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله 

لقول تعالى فى الكتاب الكرم  وَمَن يُسۡلِمۡ وَجۡهَهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ وَهُوَ مُحۡسِن فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰۗ 

Ikhwan wa akhawatiy Fīllāh rahimakumullāh.

Syukur kita kehadirat Allāh Subhānahu wa Ta'āla atas nikmat dan karunia-Nya, kembali kita melanjutkan pada kesempatan kali ini kita membahas terkait dengan syarat Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ).

*▪ Syarat Yang Keempat : Inqiyad*

الشرط الرابع : الانقياد لما دلت عليه : قال تعالى : {وَمَن يُسۡلِمۡ وَجۡهَهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ وَهُوَ مُحۡسِن فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰۗ}، و العروة الوثقى لا إله إلا الله، ومعنى { يُسْلِمُ وَجْهَهُ} أي: يَنْقَادُ للَّهِ بِالإِخْلَاصِ لَهُ 

Tunduk dan patuh terkait dengan kandungan yang terdapat di dalam syahadat.

Hendaklah orang hidup ini tunduk, sebagaimana langit dan bumi tunduk, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ طَوْعًۭا وَكَرْهًۭا وَظِلَـٰلُهُم بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْـَٔاصَالِ 

_"Hanya kepada Allāh-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari"_

(QS. Ar-Rad: 15)

Apa yang ada di langit milik Allāh sebagaimana yang ada di bumi juga milik Allāh dan semuanya sujud kepada Allāh. 

Siapa saja yang berada di langit atau di bumi senang atau tidak senang, rela atau tidak rela, semuanya sujud kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Mana buktinya? Meninggalnya seseorang mau tidak mau, pasti tidak pasti, mesti. Dan semua orang mengucapkan In syā Allāh karena dia khawatir apa yang dijanjikan tidak terjadi.

"Pak besok hari sabtu, malam ahad ada rencana rapat desa, mau hadir tidak pak?" In syā Allāh. 

Sebagian orang mengucapkan In syā Allāh karena dia memiliki kemungkinan bisa hadir bisa juga tidak, tapi ada juga ketika ditanya, "Pak, besok malam ahad mau ada rapat, bisa hadir tidak pak? Koq dia lihat langit dia berpikir mencari alasan. Karena sepertinya tidak bisa kemudian dia mengucapkan In syā Allāh.  

Demikian seseorang sehingga Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pun pernah ditegur oleh Allāh: 

وَلَا تَقُولَنَّ لِشَا۟ىْءٍ إِنِّى فَاعِلٌۭ ذَٰلِكَ غَدًا ۞ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُۚ

_"Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi" kecuali engkau mengucapkan In syā Allāh"_

(QS. Al-Kahfi: 23-24)

Terkadang ada kata In syā Allāh, yang memiliki artinya yakin yaitu tatkala kita melewati kuburan. 

Salah satu potongan doanya adalah:  

وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ

_"Dan kami suatu saat nanti (In syā Allāh) akan menyusul kalian wahai para penghuni kubur"_

In syā Allāh di sini memiliki arti yakin. 

Langit tunduk kepada Allāh, bumi tunduk kepada Allāh, maka manusia hina.

Manusia harus meyakini bahwasanya dia diciptakan dari sesuatu yang hina yaitu

مِن مَّآءٖ دَافِقٖ

_"Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar"_


(QS. At-Tariq: 6)

Allāh mengajak berbicara orang-orang yang sombong.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: 

ءَأَنتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ ٱلسَّمَآءُ ۚ بَنَىٰهَا

_"Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allāh telah membinanya"_

(QS. An-Nazi'at: 27)
 
Langit tunduk kepada Allāh, bumi tunduk kepada Allāh, maka manusia harus tunduk kepada Allāh. 

وَمَن يُسۡلِمۡ وَجۡهَهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ

_"Barangsiapa yang menyerahkan dirinya وَجۡهَهُۥٓ sekalipun manusia datang kepada Allāh dengan membawa jiwa dan raganya"_

Demikian lah di dalam kaidah Arab, penyebutan salah satu bagian tapi yang dimaksud adalah totalitas (semuanya) tidak mungkin seseorang menyerahkan dan menghadap kepada Allāh hanya mukanya saja badannya ketinggalan, atau tangannya ketinggalan atau kakinya ketinggalan (tidak mungkin).

Maka dikatakan وَمَن يُسۡلِمۡ وَجۡهَهُۥٓ yang disebut adalah wajah, tapi yang dimaksud adalah semua (kepala, badan, tangan, kaki), mereka menghadapkan wajahnya kepada Allāh. 

وَهُوَ مُحۡسِن

_"Sedangkan dia berbuat kebaikan"_

Menyerahkan diri kepada Allāh dan dia berbuat kebaikan, maka kemuliaan bagi mereka yang mendapatkan petunjuk. Sebelum dia menghadap Allāh dia penuh persiapan yaitu berbuat al-ihsan.

Dikatakan: 

 هَلۡ جَزَآءُ ٱلۡإِحۡسَٰنِ إِلَّا ٱلۡإِحۡسَٰنُ

_"Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)"_

(QS. Ar-Rahman: 60)

Maka Allāh ungkapkan :

فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰۗ

_"Maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kokoh"_

Yang dimaksud dengan ٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰۗ adalah kalimat Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ).

Berpegang di sini فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰۗ, ada sebagian laki-laki namanya Urwah. 

Siapa namanya mas? Saya Urwah.

Ada di Al-Qur'ān?  Ada, فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰۗ

Tapi karena orang Jawa, kadang namanya bukan Urwah tapi Ruwah.  

Kenapa Ruwah? Karena lahirnya di bulan Syab'an. 

Sekarang bulan Rajab bulan depan adalah Syab'an setelahnya Syab'an Ramadhan.

Dan sebagian orang memiliki nama Ruwah. 

"Lek Ruwah" Kenapa? Karena dia lahir di bulan Syab'an. 

Namanya Syab'an panggilannya Ruwah. 

Padahal namanya Urwatul Wusqa.

وَمَن يُسۡلِمۡ وَجۡهَهُۥٓ

_"Barangsiapa menyerahkan wajahnya"_

Dikatakan :

و معنى { يُسْلِمُ وَجْهَهُ} أي: يَنْقَادُ للَّهِ بِالإِخْلَاصِ لَهُ 

_Inqada - Yanqadu yaitu patuh._

_Pasrah kepada Allāh yaitu ikhlas (ينقاد لله )_

Semua yang berada di muka bumi ini tunduk dan patuh kepada Allāh. 

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam saat Beliau berada di kota Madīnah, Beliau hidup bersama sahabat. Bagaimanakah para sahabat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam?  Para sahabat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tunduk kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam (In syā Allāh nanti kita bahas dalam pembahasan syahadatu ان محد رسول الله)

Makna يُسْلِمُ وَجْهَهُ yaitu patuh dan pasrah, demikian orang hidup. Orang hidup itu pasrah dan patuh karena kita tidak bisa hidup begitu saja, orang hidup dengan aturan yang di maksud aturan di sini adalah syari'at. 

Jika kita tunduk kepada Allāh maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memberikan jaminan sebagaimana sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ

_"Jagalah Allāh niscaya Allāh akan menjagamu"_

احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ

_"Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu"_

فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ

_"Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allāh, dan jika engkau hendak  memohon pertolongan, mohonlah kepada Allāh"_

Kita lanjutkan: 

الشّرط الخامس :
 الصّدق : وهو أن يقولَ هذه الكلمة مصدّقًا بها قلبُه، فإن قالَها بلسانه، ولم يصدّق بها قلبُه؛ كان منافقًا كاذبًا ، قال تعالى : { وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِالله وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ  يُخَادِعُونَ الله وَالَّذِينَ آمَنُوا... } ، 

إلى قوله : {وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ} 

▪️ *Syarat Yang Kelima : Ash-Shidq*

الإيمان لغة التصديق

_"Secara bahasa iman memiliki arti at-tashdīq"_ 

Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla: 

وَمَآ أَنتَ بِمُؤْمِنٍۢ لَّنَا وَلَوْ كُنَّا صَـٰدِقِينَ

_"Dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar"_

(QS. Yusuf: 17) 

الإيمان وهو التصديق، الشرك المنافي للكذب

_"Jujur itu akan menafīkan kedustaan"_

الصّدق : وهو أن يقولَ هذه الكلمة مصدّقًا بها قلبُه

_Ash-Shidq (الصّدق) yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya membenarkan._

فإن قالَها بلسانه ولم يصدّق بها قلبُه كان منافقًا كاذبًا

_Tatkala dia mengucapkan dengan lisannya dan hatinya tidak meyakini (mendustakan) maka dihukumi sebagai seorang munafik dan pendusta._

Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla: 

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ

_Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allāh dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman._

(QS. Al-Baqarah: 8)

Kenapa mereka dikatakan tidak beriman? 

يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ

_"Mereka menipu Allāh dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari"_

(QS. Al-Baqarah: 9)

Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:

فِي قُلُوبِهِم مَّرَض فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضٗاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ

_"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allāh menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta"_

(QS. Al-Baqarah: 10)

Wal-'iyadzubillāh. 

Seorang muslim senantiasa berdzikir kepada Allāh, tatkala kita hidup, hiduplah dengan yang terbaik. 

Orang jujur itu hidupnya akan tenang, berbeda dengan pendusta , pendusta akan gundah gulana, dia akan gelisah.

Seorang mukmin harus jujur.

Tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam ditanya, 

_"Apakah mungkin orang yang beriman itu berbuat zinah?" Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan, "Mungkin"._

_"Apakah mungkin orang mukmin mencuri?" Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan, "Mungkin"._

_"Apakah seorang mukmin minum khamr?", Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan, "Mungkin"._

_Kemudian Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam ditanya, "Apakah orang yang beriman itu berdusta?" Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan, "Orang yang beriman tidak mungkin berdusta"._

وصلى الله على محمد وآل أله وصحبه وسلم 

____________________

Selasa, 16 Maret 2021

Kitāb Aqiidatut Tauhiid 🔊 Halaqah 08: Syarat Laa Ilaha Illallah : Yakin dan Qabul

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Rabu, 03 Sya'ban 1442 H / 17 Maret 2021 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb Aqiidatut Tauhiid 
🔊 Halaqah 08: Syarat Laa Ilaha Illallah : Yakin dan Qabul

〰〰〰〰〰〰〰

*SYARAT LAA ILAHA ILLALLAH : YAKIN dan QABUL*

 
بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله 


Pada pembahasan yang lewat telah kami sampaikan syarat yang pertama dan untuk kesempatan kali ini kita akan membahas syarat yang kedua.

*▪ Syarat Yang Kedua : Yakin*

Berkata muallif _hafidzahullāh:_

اليقين : بأن يكون قائلها مستيقنا بما تدل عليه، ، قال تعالى تعالى: إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ لَمۡ يَرۡتَابُواْ

_Yakin (اليقين) adalah menjadikan orang yang mengucapkan yakin dan membenarkan, apa yang terkandung di dalamnya._ 

فإن كان شاكا فيما تدل عليه لم تنفعه

_Kalau sekiranya orang yang mengucapkan kalimat Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) ini ternyata dia penuh dengan keraguan dengan apa yang terkandung di dalamnya maka tidak akan bermanfaat baginya._

Sebagaimana firman Allāh:

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ لَمۡ يَرۡتَابُواْ

_"Sesungguhnya orang-orang yang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allāh dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ada keraguan di dalamnya."_

(QS. Al-Hujurāt: 15)

Subhānallāh, diantara hal yang patut kita syukuri adalah menjadi hamba Allāh yang beriman dan tidak ragu di dalamnya.

Disebutkan di dalam hadīts Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: 

 من اصبح المؤمنين

_"Barangsiapa yang di waktu pagi dalam keadaan beriman"_

Beriman nikmat. 

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda: 

يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا

_"Bisa jadi seseorang di waktu pagi hari dalam keadaan beriman, kemudian di waktu sore ia kafir"_

 و يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا

_"Bisa jadi seseorang di waktu sore hari dalam keadaan beriman, kemudian di waktu pagi ia kafir"_

فإن كان مرتابا كان منافقا

_Seseorang yang mengucapkan Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) sementara di dalam hatinya ada keraguan maka dihukumi seperti orang munafik._

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam suatu saat pernah bersabda: 

فَمَنْ لقيتَ مِنْ وَرَاءِ هَذا الحائِط يَشْهَدُ أَنْ لا إلهَ إلَّا اللَّهُ مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ؛ فَبَشِّرْهُ بالجنَّةِ

_"Siapapun yang engkau jumpai, dibalik tembok kebun ini, kemudian dia bersaksi dengan penuh dengan keyakinan, 'bahwasanya tidak ada dzat yang berhak untuk disembah kecuali Allāh', maka kabarkanlah kepadanya kabar gembira dengan surga"_

Subhānallāh.

Menunjukkan siapapun orang yang mengucapkan kalimat tauhīd dengan penuh keyakinan dengan apa yang terkandung di dalamnya maka dia akan masuk surga.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: 

مَنْ قال في آخِر الحياة  لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

_"Barangsiapa yang di akhir hayatnya mengucapkan kalimat Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) maka dia akan masuk surga"_

Kemudian syaikh Shalih Fauzan mengatakan: 

 فمن لم يستيقن بها قلبه، لم يستحق دخول الجنة

_Begitu juga sebaliknya orang yang  mengucapkan Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) tetapi dia tidak yakin dengan kebenaran apa yang diucapkannya (hatinya mengingkari)._

Orang-orang munafik jika mereka berjumpa dengan orang-orang beriman maka Allāh menyebutkan: 

وَإِذَا لَقُوا۟ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا

_"Jika mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman maka mereka mengatakan kami ini beriman"_

Bagaimanakah Allāh mengungkapkan jika orang-orang munafik ini bertemu dengan antek-antek mereka Allāh ungkapkan dengan syaithan. 

 وَإِذَا خَلَوْا۟ إِلَىٰ شَيَـٰطِينِهِمْ قَالُوٓا۟ إِنَّا مَعَكُمْ

_"Dan jika mereka berjumpa dengan sesama orang-orang munafik, mereka mengatakan Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok"_

(QS. Al-Baqarah: 14)

Kemudian Allāh menyebutkan:

ٱللَّهُ يَسۡتَهۡزِئُ بِهِمۡ وَيَمُدُّهُمۡ فِي طُغۡيَٰنِهِمۡ يَعۡمَهُونَ

_"Allāh akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan"_

(QS. Al-Baqarah: 15)

الشرط الثالث : القبول : لما اقتضته هذه الكلمة من عبادة الله وحده، وترك عبادة ما سواه؛ فمن قالها ولم يقبل ذلك ولم يلتزم به؛ كان من الذين قال الله فيهم: {إِنَّهُمۡ كَانُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ يَسۡتَكۡبِرُونَ ۞ وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوٓاْ ءَالِهَتِنَا لِشَاعِرٖ مَّجۡنُونِۭ}

*▪ Syarat Yang Ketiga: Qabul*

Al-Qabūl (القبول) menerima itu menafīkan atau meniadakan semua bentuk penolakan.

: القبول : لما اقتضته هذه الكلمة من عبادة الله وحده وترك عبادة ما سواه

*Al-Qabūl adalah menerima apa saja yang terkandung di dalam kalimat ini (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) dan di dalamnya ada konsekuensi yaitu menyembah Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata. Dan meninggalkan semua bentuk peribadatan selain yang ditunjukan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.*

فمن قالها ولم يقبل ذلك ولم يلتزم به؛ كان من الذين قال الله فيهم

*Siapa saja yang mengucapkannya akan tetapi tidak menerima dan mentaati maksud dari apa yang terkandung di dalam kalimat (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) maka dia tergolong di dalam firman Allāh berikut ini.*

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: 

إِنَّهُمۡ كَانُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ يَسۡتَكۡبِرُونَ ۞ وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوٓاْ ءَالِهَتِنَا لِشَاعِرٖ مَّجۡنُونِۭ

*"Sungguh, dahulu apabila dikatakan kepada mereka, "Lā ilāha illallāh" (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah), mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata, "Apakah kami harus meninggalkan sesembahan kami karena seorang penyair gila?"*

(QS. Ash-Shāffāt : 35-36)

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dianggap penyair. 

Al-Walid Ibnu Mughirah tatkala beliau berjumpa dengan kaumnya (sesudah mendengar apa yang dibaca oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. Dia pun binggung, julukan apa yang seharusnya diberikan kepada Muhammad? 

Jika dikatakan Muhammad gila, Beliau tidak gila karena orang gila ucapannya tidak jelas sedangkan Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam ucapan Beliau jelas. 

Kemudian Al-Walid menetapkan Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam sebagai penyair, tetapi dia pun binggung karena penyair biasanya hanya membual saja (hanya berbicara tetapi tidak pernah mengerjakan).

Sementara Al-Walid Ibnu Mughirah mengenal bahwanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, Beliau mengucapkan dan mengerjakan.

Kemudian Al-Walid mengatakan, "Mungkin Muhammad seorang tukang sihir" kemudian dia mengatakan sihir itu tidak jelas (ucapannya berupa mantera-mantera) sementara ucapan Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah benar.

Demikianlah, "Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Allāh kehendaki. Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyesatkan siapa saja yang Allāh kehendaki".

Al-Walid Ibnu Mughirah paham akan kebenaran Al-Qur'ān tetapi karena hatinya tertutup sehingga dia mengatakan, "Apakah kami harus meninggalkan sesembahan kami karena seorang penyair gila?".

وهذا كحال عباد القبور اليوم

_Jika kita berbicara materi yang barusan kita sampaikan (syarat ketiga ini) ini adalah keadaan penyembah-penyembah kubur yang belakangan ini sering kita jumpai._

فإنهم يقولون: لا إله الا الله، ولا يتركون عبادة القبور، فلا يكونون قابلين لمعنى : لا إله الا الله 

_Karena sesungguhnya mereka mengatakan Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) tapi mereka tidak meninggalkan peribadatan terhadap kuburan, maka dengan demikian mereka tidak menerima apa yang terkandung di dalam makna Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ)._

Terkait dengan عبادة القبور (penyembah kuburan) seorang mukmin hendaknya paham bahwasanya kuburan adalah tempat dimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda: 

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ أَلاَ فَزُوْرُوْهَا فَإِنَّهَا تُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ اْلآخِرَةَ، وَلاَ تَقُوْلُوْا هُجْرًا.

_"Dahulu aku pernah melarang kalian untuk ziarah kubur, sekarang ziarahilah kubur karena ziarah kubur dapat melembutkan hati, meneteskan air mata, mengingatkan negeri Akhirat dan janganlah kalian mengucapkan kata-kata kotor (di dalamnya).”_

Pada dasarnya dahulu ziarah kubur dilarang kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam membolehkan para sahabat dan umatnya untuk ziarah kubur.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

زوروا القبور فإنها تذكر الموت

_"Hendaklah kalian ziarah kubur, karena ziarah kubur akan mengingatkan kalian akan kematian"_

Kita sebagai seorang muslim kadang menjumpai orang-orang yang biasanya (pekerjaannya) ziarah kubur, maka ingat! Hendaklah mereka memahami hadīts Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bahwasanya ziarah kubur itu diperbolehkan tetapi Allāh melaknat kaum wanita yang pekerjaannya ziarah kubur.

Bagi laki-laki ziarah kubur itu dianjurkan adapun untuk kaum wanita, wanita itu hatinya lembut sehingga belum masuk kuburan saja sudah nangis apalagi sebentar lagi bulan Sya'ban. 

Ada sebagian orang yang menjadikan bulan Syab'an  untuk ziarah kubur dengan pemahaman sebagai bentuk birrul walidain.  Ziarah kubur bisa kapan saja, tidak harus di bulan Sya'ban.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan, _"Ziarah kubur mengingatkan kematian."_ 
Tetapi orang-orang sekarang ziarah kubur bukan untuk mengingat kematian tetapi mengingatkan kehidupan. 

Apa bukti bahwasannya ziarah kubur bagi sebagian orang adalah mengingatkan kehidupan? Ada sebagian orang ketika ziarah kubur mereka membawakan makanan atau minuman yang menjadi kesukaan penghuni kubur ketika mereka masih hidup dulu.

Suatu saat ada yang pernah berkata kepada kami, "Pak ustadz, saya pernah ikut keluarga besar pergi ziarah kubur dan membawa makanan yang disukai oleh bapak saya dulu, dan membawa teh pahit yang menjadi kesukaan ayah saya dulu waktu hidup", karena di kuburan dzikirnya lama, bacaan-bacaannya lama, kemudian saya haus dan saya minum teh pahit itu".
 
Begitu teh saya minum, saudara-saudara saya melihat saya dengan pandangan yang sinis kemudian saya berkata kepada mereka, "Nanti kalau bapak tanya siapa yang minum teh pahit, bilang padaku. Aku yang minum".

Subhānallāh.

Sebagai seorang muslim hendaknya kita berakal bahwa ziarah kubur itu hanya untuk mengingat kematian bukan mengingat kehidupan.

وصلى الله على محمد وآل أله وصحبه وسلم 
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
____________________