Minggu, 21 Maret 2021

Kitāb At-Tauhīd🔊 Halaqah ‎11: ‏Syarat ‎شهادة أن محمدًا رسول الله

🌍 BimbinganIslam.com
📆 Senin, 08 Sya'ban 1442 H/ 22 Maret 2021 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 11: Syarat  شهادة أن محمدًا رسول الله

〰〰〰〰〰〰〰


*SYARAT SYAHADAT BAHSANNYA MUHAMMAD RASULULLAH ( شهادة أن محمدًا رسول الله)*


سم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  و بعد  


Kembali kita lanjutkan masih di Kitāb Aqidah At Tauhīd karya Syaikh Shalih Fauzan Al Fauzan hafizhahullāhu ta'āla. 

Berkata Al Muallif hafizhahullāh: 

وشروطُ شهادة: أنَّ محمدًا رسولُ الله، وهي 

Syarat syahadat bahwanya Muhammad Rasūl Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Apakah syarat dari: شهادة أن محمدًا رسول الله ?

▪ Yang Pertama adalah :

١ - الإعتراف برسالته، واعتقادها باطنًا في القلب

'Arafa - ya'rifu (عرف - يَعْرِفُ), artinya mengetahui.

Al i'tirāf (الاعتراف) adalah pengakuan atau mengakui.

Apa yang diakui? 

واعتقادها باطنًا في القلب

Mengakui kerasulan dan meyakininya secara bathin di dalam hati.

Hal yang luar biasa pada seorang mukmin adalah:

 الإيمان بالغيب 

Beriman kepada perkara yang ghaib.

Salah satu iman terhadap perkara ghaib adalah ketika kita berbicara tentang Rukun Iman yaitu beriman kepada rasul.

Kita tidak pernah melihat, kita tidak pernah berjumpa, kita tidak pernah bertemu tapi hal yang luar biasa kita meyakini bahwasanya rasul itu ada. Buktinya telah tertulis dalam sejarah dan sunnahnya telah tersebar.

Luar biasa, seorang mukmin: الاعتراف , mengakui.

Hal yang paling nikmat adalah seseorang mengakui.

Seseorang diminta menjadi saksi, mungkin dia akan ditanya oleh hakim atau polisi atau aparatur lain. Tatkala dia diminta menjadi saksi maka salah satu pertanyaannya adalah:

"Apakah anda melihat?"  

'Iya saya melihat," (kesaksian diterima).

Satunya bilang, "Saya tidak melihat tapi saya mendengar." Oh diterima.

Si fulan, "Apakah anda mencuri?" 

'Iya, saya mencuri," (dia mengakui).

"Apakah anda kerja sama dengan dia?" 

'Iya, saya bekerja sama dengannya," (dia mengakui).

Subhānallāh, pengakuan adalah sesuatu yang bisa dijadikan sebagai unsur tatkala seseorang menjadi saksi. 

Terkadang ada dalam kasus tertentu, awalnya menjadi saksi kemudian menjadi tersangka karena adanya pengakuan (ini tatkala kita berbicara hukum).

Kita berbicara tentang risalah nubuwah (risalah kenabian), maka kemuliaan bagi seseorang adalah tidak melihat nabinya tidak mendengar tapi dia mengakui.

"Kenapa anda koq shalat?"

"Nabi mengajarkan seperti ini."

"Kenapa anda makan pakai tangan kanan?"

"Nabi saya mengajarkan seperti ini."

Meyakini kebenarannya (الاعتراف).

Nanti pada pembahasan berikutnya.

 الإعتراف برسالته، واعتقادها باطنًا في القلب 

▪ Yang Kedua adalah :

٢ - النطق بذلك، والاعتراف به ظاهرً باللسان

Mengucapkan (kalimat شهادة أن محمدًا رسول الله  ) dan mengikrarkan dengan lisan.

 الإقرار حجة حجة

Orang kita mengatakan ikrar,  berikrar dengan lisannya.

٣ - المتابعة له, بأن يعمل بما جاء به من الحق، ويترك ما نهى عنه من الباطل.
 
▪ Yang Ketiga adalah :

Mengikuti (المتابعة).

Mengikuti apa yang menjadi sepak terjangnya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan melaksanakan apa yang datang dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam (apa yang telah diajarkan Nabi) berupa kebenaran-kebenaran dan meninggalkan apa yang menjadi larangan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dari hal-hal yang bathil.

Kita beragama tidak semau sendiri (sakarepe dhewe) kita beribadah ada contohnya. 

Abdullāh Ibnu Mas'ūd suatu ketika pernah berkata:

اِتَّبِعُوْا وَلاَ تَبْتَدِعُوْا فَقَدْ كُفِيْتُمْ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Hendaklah kalian mengikuti dan janganlah kalian berbuat bid’ah. Sungguh kalian telah dicukupi dengan Islām ini, dan setiap bid’ah adalah sesat.”

Jangan kalian melakukan bid'ah, maksudnya jangan menambah atau mengurangi ajaran di dalam agama. Kehadiran Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah yang terbaik.

٤ - تصديقه فيما أخبر به من الغيوب الماضية والمستقبلة.

▪ Yang Keempat adalah :

Membenarkan apa-apa yang dikabarkan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dari perkara ghaib, baik perkara yang telah lewat maupun yang akan datang.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda terkait perkara-perkara ghaib yang telah lewat.

Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam memberitakan hal-hal ghaib yang sudah terjadi, sedang terjadi, belum terjadi dan ada yang sedang terjadi dan terus terjadi.

Contoh :

Khabar  yang sudah terjadi, Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam mengabarkan bahwa Baitul Maqdis akan dibuka dan ini benar terjadi.

Khabar  yang sudah terjadi dan terus terjadi (di antara tanda kiamat) yaitu laki-laki yang menyerupai wanita.

Khabar yang sudah terjadi yaitu al haraj yaitu pembunuhan, dan ini terjadi. 

⇒ Bahkan para ulama memberikan pernyataan di akhir zaman nanti akan terjadi banyak pembunuhan sampai seseorang dibunuh dan dia tidak tahu kenapa dia dibunuh.

Khabar yang belum terjadi, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengabarkan akan ada suatu zaman, di mana curah hujan akan berkurang (jarang terjadi hujan) atau tatkala hujan turun, hujan itu tidak membuat tanaman hidup (pohon tidak berbuah).

⇒ Munculnya Dajjal, munculnya Imam Mahdi, turunnya Nabi Isa. Ini sesuatu yang bakalan terjadi.

٥ - محبته أشد من محبة النفس والمال والولد والوالد والناس أجمعين

▪ Yang Kelima adalah :

Kita memiliki kewajiban untuk menjadikan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam lebih dicintai daripada diri sendiri, harta, kedua orang tua, anak dan manusia seluruhnya.

Umar Ibnu Khaththāb radhiyallāhu 'anhu pernah berkata, "Wahai Rasūlullāh, sungguh engkau sangat aku cintai melebihi apa pun selain diriku."

Maka Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menjawab, "Wahai Umar tidak akan sempurna imanmu sampai engkau mencintai Allāh dan mencintaiku melebihi semuanya."

Lalu ‘Umar berkata kepada beliau, "Sungguh sekaranglah saatnya, demi Allāh, engkau sangat aku cintai melebihi diriku."

Maka Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, "Sekarang (engkau benar), wahai ‘Umar."

Māsyā Allāh.

Pernyataan 'Umar ini adalah pelajaran buat kita, untuk wajib mencintai Rasūlullāh dibanding kecintaan kita kepada yang lainnya.

٦ - تقديم قوله على قول كل أحد، والعمل بسنته

▪ Yang Keenam adalah :

Mendahulukan sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam atas segala ucapan makhluk, serta mengagungkan sunnah-sunnahnya.

Terkadang seseorang sulit menerima kebenaran. 

Kata guru saya, kata pak kyai saya, kata bu nyai saya, padahal orang yang diajak komunikasi sudah menyebutkan hadīts. 

Kan repot! repot lagi, kalau satunya membawakan hadīts satunya jare (katanya).

Kalau kita sudah membawa (menyebutkan) dalīl Al Qur'ān dan Hadīts, kemudian lawan kita  mengatakan "jarene" (katanya), sudah, selesai.

Ketika menjumpai sesuatu yang ragu, maka tinggalkanlah lalu ambillah yang tidak meragukanmu. 

Ketika bertemu orang-orang pandir maka diapun berlalu (tidak perlu diladeni), karena debat dengan orang jahil tidak ada habisnya. Berdebat dengan orang yang tidak mempunyai dalīl tidak akan menyelesaikan masalah.

Seorang mukmin ingat apa yang menjadi ucapan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

حدث الناس قدرته أكله

"Ajaklah manusia berbicara sesuai dengan pemahaman akal mereka."

Jika diajak berbicara dan nyambung, Alhamdulillāh lanjut, tetapi jika diajak berbicara tidak nyambung maka selesai. Jangan sampai membuat fitnah. 

Maka seorang muslim memiliki kewajiban untuk belajar sehingga. Jika dia sudah mempelajari agama dengan baik maka dia siap. 

Mohon maaf, orang Indonesia ini terkadang siapnya menerima ilmu tetapi tidak siap untuk berselisih. Bisa jadi seseorang berselisih dalam satu masalah karena yang menjadi perbedaan adalah memahami dalīl tapi seorang muslim hendaknya bertaqwa kepada Allāh. Jika dia sudah menjumpai dalīl maka dia wajib mengikuti dalīl ini.

Jika sekiranya dalīl itu tidak masuk akal, maka jangan digunakan akalnya, tapi ikuti saja.

Selama dalīl itu shahīh maka kita terima 100% dan kita junjung tinggi. Karena dalīl itu mulia adapun akal kita taruh di bawah karena bisa jadi seseorang tidak memahami dalīl dengan baik.

Berselisih itu biasa, karena yang menjadi perbedaan adalah memahami dalīl. Tapi ketika mereka sudah mendapatkan dalīl maka Iman Syafī'i berkata, "Jika perkataanku berlawanan dengan dalīl maka lemparkam ucapanku ke tembok."

Demikian seorang mukmin terhadap dalīl. 

Sebagaimana kita memuliakan dalīl berarti kita memuliakan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam karena di situlah konsekuensi dari kalimat: شهادة أن محمدًا رسول الله 

Kemudian:

 والعمال بي السنة 

Mengamalkan sunnahnya.

Orang yang mengamalkan sunnah itu nikmat.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda bersabda: 

 بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاء

“Islām datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntunglah orang yang asing."

(HR. Muslim: 145)

نكتفي بهذا القدر
و صلى الله على النبيا محمد وعلى آل و صحبه و سلم

________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar